KESABARAN, KEMURAHAN, KEBAIKAN
Tiga karakter yang kedua berbicara tentang hubungan kita dengan sesama, yaitu kesabaran, kemurahan, dan kebaikan.
Saat kita dimaki, dianiaya, lapar, dipukul, haus, telanjang, dan hidup sengsara dalam mengikuti Yesus Kristus, itu memang layak kita terima (sama seperti Kristus). Kita saat menderita perlu kesabaran.
Kalau bicara kesabaran bolehkah orang Kristen marah? Kalau marah batasannya sampai berapa lama? Satu jam, dua, tiga jam atau sehari?
Kemarahan jangan sampai matahari terbenam atau kegelapan datang, ini berarti; jangan biarkan kemarahanmu ditungangi oleh kuasa kegelapan.
Yesus pernah marah waktu dibait Allah karena bait Allah dijadikan pasar atau sarang penyamun (Lukas 19:45,46), Yesus juga sering marah kepada orang Farisi dan Saduki, Yesus juga pernah marah kepada para muridnya. Kemarahan yang Yesus mau adalah kemarahan yang membangun.
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Efesus 4:29
Kesabaran berasal dari kata Yunani MACHROTHUMIA yang merupakan gabungan dari dua kata: macro yang berarti panjang, dan thumos yang artinya temperamen. Jadi kesabaran itu menunjuk pada pengertian tentang kemarahan yang memerlukan waktu yang sangat panjang untuk membangkitkannya sebelum kemarahan itu dinyatakan atau amarah yang terkendali.
Kebanyakan dari kita memiliki temperamen pendek, yang artinya mudah sekali kehilangan kesabaran dan menjadi marah; tersinggung dengan kata-kata yang kurang mengenakkan saja amarah kita langsung meledak dan tidak terkendali.
Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Mazmur 37:8
Namun, ada juga orang yang mampu mengendalikan amarah dan bisa sabar terhadap orang lain.
Orang Kristen boleh marah tapi orang Kristen tidak boleh hidup dalam kemarahan atau tinggal dalam kemarahan tapi orang Kristen harus hidup dalam kesabaran.
Kesabaran adalah lawan dari kemarahan yang tidak pada tempatnya, kemampuan untuk menahan diri dalam menghadapi situasi-situasi sulit.
Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi. Bilangan 12:3
Musa sebagai seorang pemimpin yang dikatakan manusia paling lembut hatinya diseluruh dunia, terkadang tidak bisa menahan amarahnya terhadap orang-orang Israel karena ketidaktaatan mereka kepada Tuhan.
Ketika Tuhan menyuruh Musa untuk berbicara kepada batu agar batu itu mengeluarkan air, Musa malah memukul batu itu.
Ketidaksabarannya menyebabkan Musa tidak diijinkan Tuhan untuk memasuki tanah perjanjian. Bisa disimpulkan bahwa orang yang sabar sekalipun ada batasnya. Maka kita sangat membutuhkan Roh Kudus agar kita memiliki kesabaran di segala situasi, karena cepat atau lambat kita akan sampai pada batas ambang kesabaran kita.
Begitu pentingnya kesabaran dalam hidup orang percaya sehingga Firman Tuhan menempatkannya pada urutan keempat dalam buah roh.
Bila kita sudah memiliki kasih, sukacita, dan damai sejahtera, kesabaran akan hadir sendiri. Tuhan Yesus sendiri telah memberi teladan hidup kepada kita, bagaimana Ia tetap sabar terhadap orang-orang yang menganiaya dan menyalibkan Dia di kayu salib. Sampai Ia berkata ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.
Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. Lukas 23:34
KEMURAHAN (BELAS KASIHAN)
Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." Lukas 6:36
Murah hati adalah sifat Allah; oleh karena kemurahanNya semata kita beroleh pengampunan dan diselamatkan. Dan karena Tuhan adalah murah hati, maka sudah seharusnya setiap orang percaya juga memiliki sifat yang sama yaitu penuh kemurahan. Sebagaimana Tuhan telah memperlakukan kita, hal ini jugalah yang harus kita perbuat terhadap orang lain.
Kata Yunani untuk kemurahan adalah CHRESTOS, yaitu suatu kebaikkan yang diwujudkan dalam suatu tindakan. Juga bisa diartikan sebagai suatu sikap manis dan penuh kelembutan di dalam hubungan orang lain. Bila Roh Kudus tinggal dan berdiam di dalam hidup kita, langkah hidup kita senantiasa di bawah kendaliNya, diarahkanNya,sehingga secara otomatis kehidupan kita akan memancarkan sifat-sifat Ilahi tersebut kepada orang lain.
Perihal kemurahan hati ini Alkitab memberikan contoh tentang seorang Samaria yang menunjukkan kemurahan dan belas kasihan dalam wujud nyata
Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Lukas 10:30-35
Kemurahan identik dengan belas kasihan. Bagaimana sikap kita saat melihat orang lain dalam kesulitan dan membutuhkan pertolongan? Tidak sedikit orang Kristen yang justru cuek dan masa bodoh, kadang kita menyuruh orang lain yang memberi sedang kita tidak melakukannya, biar gereja itu yang melakukannya tapi kita jangan, biar gereja lain yang melakukannya tapi jangan gerejaku. “Memberi, menolong dan memapah orang bermasalah (cacat mental, cacat tubuh, manula) itu baik, itulah yang dikatakan ‘sesama manusia’, itulah pekerjaan mulia tapi kita Cuma bisa bicara itu ‘baik’ tapi tidak ada suatu tindakan nyata.
Anak-anak Tuhan seharusnya memiliki hati penuh kemurahan dan belas kasih. Orang Samaria itu tergerak hatinya melihat orang yang terluka dan terkapar di jalan. Ia membalut lukanya dan membawanya ke suatu tempat di mana korban dapat dirawat dan disembuhkan.
Ingat, belas kasihan tanpa tindakan tidak ada gunanya, sama seperti iman tanpa perbuatan, iman itu mati! Begitu pula Yesus, di mana pun berada, selalu peka terhadap kebutuhan orang-orang di sekitarnya, tidak pernah bersikap dingin atau tidak peduli melihat penderitaan orang lain.
Sebaliknya, Tuhan selalu melihat hal itu sebagai suatu kesempatan untuk menolong. Jadi, kita harus selalu meneladani Dia, dan kemurahan hati itu ibarat sebuah pakaian yang harus selalu dikenakan oleh orang Kristen setiap hari.
dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Filipi 2:4
KEBAIKKAN
Baik adalah awal diciptakannya manusia dan alam semesta.
Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. Kejadian 1:31
Semua kehidupan dimulai dari kebaikan. Jadi walaupun manusia berdosa sebesar apapun, sebejat apapun, natur kebaikkan tetap ada dalam diri manusia. Karena itu sudah ada sebelum manusia dilahirkan. Jadi saat kita berdosa kasih, sukacita, damai sejahtera tidak ada dalam diri kita tapi kebaikan pasti tetap ada dalam diri kita.
Saat kita bertobat atau dilahirkan kembali maka gambar dan rupa Allah mulai nyata dalam kehidupan kita.
Sebelum menjadi pengikut Kristus kita semua jauh dari Allah dan tidak dapat memiliki persekutuan dengan Dia, sebab keberadaan Allah itu kudus dan benar, sedangkan kita manusia berdosa.
Tidak ada yang baik atau benar dalam diri manusia! Ini disadari Daud sehingga dia berkata
Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
Mazmur 51:7
Namun, setelah kita percaya dan menyerahkan hidup kepada Kristus, kita diperdamaikan dengan Allah. Jadi Tuhan tidak menyelamatkan kita karena perbuatan baik kita, tetapi karena pengampunan, kemurahan, dan kebaikkanNya.
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Roma 5:8
Kata baik memiliki arti tiada ada kekurangan atau cacat. Dan hanya Allah saja yang baik! Sedangkan kata Yunani untuk kebaikkan adalah AGATHOSUNE yang bisa diartikan: kemurahan dalam wujud yang sebenarnya, sebuah kebajikan yang dilengkapi dengan tindakan, atau kecenderungan untuk mempunyai niat yang baik dan melakukan apa yang baik. Dunia ini dipenuhi dengan segala kejahatan, bukan kebaikan; namun kita sebagai ciptaan baru di dalam Kristus harus berjuang setiap hari agar mati terhadap dosa dan menjauhi segala kejahatan. Perhatikan! Apa yang kita putuskan untuk dilihat, dibaca, didengar dan dipikirkan akan mempengaruhi bagaimana kita hidup.
Jadi, kita harus berhati-hati, terlebih terhadap pikiran kita. Kuasa Roh Kuduslah yang dapat menolong mengendalikan tabiat dan perilaku kita. Kita sudah menerima semua yang baik dari Tuhan dan kini kita harus menjaga agar kita tetap fokus kepadaNya.
Untuk bisa menjalani kehidupan yang baik dan berkenan kepada Tuhan tidak ada cara lain selain melekat kepadaNya dan merenungkan FirmanNya siang malam.
Oleh: Ev. Liem Thin Ping