Rek BCA: 2 1 4 0 5 9 4 8 0 9 a/n INDRAWATTY

Shalom. Selamat Datang & Selamat Bergabung Di Web Blog "House Of All Nations". Kami mengundang Bapak, Ibu & Saudara/i yang rindu untuk datang beribadah dan berkumpul bersama pada jadwal kebaktian Kami. Tuhan Yesus senantiasa memberkati kita. Bagi anda yang diberkati oleh warta ini, anda bisa membantu kami berupa dana yang dapat anda kirimkan ke rekening kami di atas.

Selasa, 19 Juni 2012

AROMA KRISTUS

Disebuah hutan hiduplah seekor singa liar dan buas. Semua mahluk hidup bahkan manusia sudah menjadi mangsanya, setelah dia mendengar seruan di padang gurun, dia ingin bertobat. Singa itu berjanji tidak akan mengangu manusia yang sudah menjadi Kristen.” Beberapa hari kemudian lewatlah manusia dan seperti biasa sisinga langsung melahap seluruh bagian tubuhnya kecuali mulutnya. Teman teman si singa langsung mencemooh dia karna mangsanya tadi ternyata seorang Kristen. “Bukankah kamu ingin bertobat dan berjanji tidak akan memangsa orang Kristen? Tapi buktinya kamu malah memangsa orang Kristen!” Dengan santai si singa menjawab “Aku memang sudah berjanji untuk tidak memangsa orang Kristen. Tapi orang yang aku makan tadi telah kucium sebelum kuterkam, ternyata tidak ada sama sekali aroma kekristenan, kecuali bibirnya. Makanya bibirnya itu tidak aku makan.”
Ada seorang anak pernah berkata .”Papaku kalau hari minggu jadi Pendeta sedang Senin sampai Jumat menjadi pendekar.” Kedengarannya lucu tapi inilah kenyataan dan kebanyakan orang mengatakan dirinya Kristen tapi kenyataannya tidak demikian.
Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian? Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya. II korintus 2:14-17
Tentunya kita merasa tidak nyaman saat mencium bau parfum yang sangat menyengat hidung. Demikian juga kita pernah terkesan dengan aroma parfum maka kita punya keinginan untuk memiliki parfum yang beraroma seperti itu. Namun yang sering luput dari perhatian kita adalah bahwa selera masing-masing orang terhadap aroma parfum itu berbeda-beda. Dalam memilih parfum sadar tidak sadar, parfum yang dipilih orang itu mencerminkan kepribadian dan cara pandang orang itu. Pemberian parfum pada tubuh juga mencerminkan kepribadian orang itu.
 Ayat 14,15 Saat kita menyadari bahwa kehidupan kita membawa bau yang harum bagi Kristus. Bau ini membawa kehidupan bagi orang lain, atau surat pujian yang dikenal orang lain.  
Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia. II Korintus 3:2-3
Selera orang dalam memilih parfum juga menentukan keharuman dalam pengenalan akan Tuhan dan bagaimana pelayanannya di hadapan Tuhan. Ayat 16 Bagi yang menganggap keharuman Kristus bukan menjadi selera kita, pasti itu merupakan bau kematian yang mematikan bagi mereka yang akan binasa. Mereka merasa dalam mencari Tuhan untuk keuntungan pribadi bukan nama Tuhan yang dipermuliakan. Tidak akan mengeluarkan bau keharuman bagi Kristus, tapi bau kematian. Bau keharuman itu terjadi saat kita giat memberitakan injil dengan benar dan sesuai dengan kehendak Allah.  
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Matius 28:19-20 
Bau kematian terjadi saat kita bungkam dan tidak mau memberitakan injil Kristus (tidak berani berkata kebenaran)
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Yohanes 5:24
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, Yohanes 5:59
Diambil dari sebuah kisah nyata di Amerika Serikat, dan sebuah kisah nyata dalam kehidupan kita. Adalah seorang muda yang taat berdoa yang masih berpacaran dengan seorang gadis muda juga yang baik hati. Kedua orang ini adalah dua konglomerat kaya. Sebelumnya mereka pun selalu berdoa, 'Tuhan berikanlah aku pasangan yang menurut Engkau terbaik...' Setelah mereka menikah, keadaan berubah. Maksudnya, doanya berubah menjadi, 'Tuhan, berikanlah kami anak yang terbaik buat kami.'
Tetapi setelah 7 tahun mereka menikah, mereka tidak mempunyai anak. Setelah mereka berdoa dan berdoa, akhirnya mereka mempunyai anak. Dan keadaan, maksudnya doa mereka berubah lagi, 'Tuhan, biarlah anak ini menjadi anak yang terbaik bagi kami.' Dan benar, setelah 9 bulan istrinya mengandung, lalu lahirlah seorang anak bagi mereka. 'Anak laki-laki pak,' kata dokternya.
Sang ayah langsung melonjak kegirangan. Tetapi setelah 3 hari, sang dokter memanggil si ayah ke rumah sakit. Lalu si dokter berkata, 'Pak, dengan berat hati saya harus menyampaikan kabar buruk kepada anda.' Si ayah membalas, 'Kabar apapun, saya siap menerimanya, pak dokter. Saya siap menghadapi yang terburuk' 'Dan hal yang buruk itu adalah, bahwa putra anda tidak akan bertumbuh dengan normal seperti anak-anak yang lain,' jelas si dokter. 'Apa maksud bapak,' si ayah bertanya. Dokter melanjutkan, 'Putra anda menderita sesuatu kecacatan yang tidak dapat disembuhkan. Yaitu cacat mental yang serius.' Sang ayah lalu menitikan air mata dan berkata sambil berdoa, 'Tuhan, apapun yang Engkau berikan kepadaku, aku tahu semuanya baik dan Engkau tidak pernah mencelakakan anak-anakMu.'
Sejak itu, kedua orang tua itu membeli ranjang bayi khusus anak mereka dan ditaruh di samping ranjang mereka berdua. Mereka selalu kesulitan untuk mengurus anak mereka tersebut, tetapi mereka menanggung semuanya itu. Beranjak keluar dari umur balita, mereka membuatkan kamar khusus untuk anak mereka tersebut. Anak itu menjadi anak yang sangat istimewa dan menjadi anak mereka satu-satunya. Mereka memberikannya segala yang dia mau dan dia perlukan.
Mainan macam-macam, komputer, boneka, dan lain-lain. Dan jika si ayah selesai pulang kerja, ia selalu mengajak si anak bermain. Dengan mainan yang ada atau jika ayahnya membawa mainan yang baru untuk anaknya. Setiap ayahnya pergi keluar misalkan untuk berpesta dengan rekan kerjanya atau teman-temannya yang sedang berbahagia, ia selalu membawa serta istri dan anaknya. Dan di depan rekan-rekan kerjanya atau teman-temannya, ia selalu membanggakan anaknya. 'Woi anak gua nih…ganteng kan ?' Selalu ia mengatakan demikian, karena ia tahu, anaknya ini adalah anugerah Allah yang terbesar dalam dirinya.. Dan ia sangat mengasihi anak ini, karena ini anaknya. Meskipun dia cacat. Tetapi setelah anak itu bertumbuh makin dewasa, kecacatannya semakin kelihatan. Kemampuan komunikasinya kurang jika terjemur matahari sebentar, mulutnya akan keluar busa, dan jika sedang berbicara kadang air liurnya menetes. Tetapi meskipun begitu, kedua orang tua tetap sangat sangat menyayangi anak mereka yang cacat itu. Suatu hari, pagi-pagi sekali anak cacat ini sudah bangun, sekitar pukul 4.30.
Dalam pikirannya, 'Hari ini, aku pengen buat sarapan yang speeeeeesial buat papa.' Setelah doa pagi, ia pergi menuju dapur. Ia mengambil potong roti, lalu menaruhnya dalam oven, dan menyetel waktunya sampai 10 menit. Tentu saja hasilnya gosong. Setelah bunyi 'ting', maka anak cacat itu menaruhnya di atas sebuah piring. Lalu ia mengoleskan selai kacang keju yang (amat) sangat banyak, sambil berpikir, 'Harus kasih yang baaaaanyak buat papa, biar ueeeeenak rasanya'. Setelah itu, ia berlari ke kulkas, lalu mengambil sebutir telur. Dan lalu memanaskan panci di atas kompor, lalu memecahkan telur tersebut dan menuangkan isinya ke dalam panci tersebut, dan langsung menaruhnya di atas piring yang lain, sambil berpikir, 'Kalo aku buatnya cepet, pasti papa seneng, karena gak perlu nunggu lama.' Dan lalu ia bergegas mengambil cangkir, dan mengambil toples kopi bubuk.
Jika kita hanya membutuhkan 2 sendok teh, anak cacat ini memakai 5 sendok teh kopi bubuk, sambil berpikir, 'Kalau 2 sendok the saja sudah harum, apalagi 5, pasti papa suka.' Jadilah kopi yang terasa seperti kopi tua itu. Lalu si anak cacat ini mengambil nampan, lalu dengan hati-hati tanpa menimbulkan bunyi macam-macam, menaruh semua piring yang di atasnya ada roti gosong dan telur mentah dan cangkir kopi tua tersebut, dan menuju kamar ayahnya. Lalu ia membangunkan ayahnya, dan lalu berkata begini, 'Papa, bangun dong, aku udah buat sarapan yang spesiaaaaaaaal buat papa.' Lalu ayahnya bangun dan melihat dan menghirup aroma 'sedap' dari roti gosong, telur mentah dan kopi tua tersebut. 'Wah pasti enak nih.' Sebelum si ayah melipat tangannya untuk berdoa, si anak berkata, 'Pa, kali ini aku doain makanan ini buat papa ya, ' kan biasanya papa yang doain. OK ya papa?' Sebelum ayahnya sempat mengangguk, si anak cacat ini sudah melanjutkan, 'Papa ikutin ya: Tuhan Yesus, terima kasih, atas makanan ini, yang telah Tuhan sediakan. Terima kasih Tuhan, amin.' Lalu ayahnya mencoba roti gosong tersebut, dan setelah ayahnya mengunyah gigitan pertama, si anak cacat dengan polosnya bertanya, 'Enak kan pa?' 'Iya, enaaaak sekali,' lalu melanjutkan makan. Setelah roti tersebut habis, ia memakan telur mentah tersebut. Dan si anak bertanya, 'Telurnya enak kan pa? Aku yang masak semuanya lhoooo….' Si ayah berkata, 'Wah kamu yang masak? Enak sekali nak.' Lalu si ayah melanjutkan memakan telur mentah tersebut. Setelah semua makanan habis, ia mecoba kopi tua itu. Si anak bertanya lagi, 'Harum dan enakkan pa?' Si ayah tanpa expresi mual apapun, membalasnya, 'Pahit, tapi papa suka sekali.' Dan dengan lugunya si anak menjawab, 'Ya iya dong papa, kopi kan pahit…,' karena ia mengira ayahnya sedang bercanda. Setelah semuanya habis, si ayah membelai kepala anaknya dan berkata 'Ray, kamu tau nggak…' 'Nggak paa,' potong si anak cacat tersebut. Lalu si ayah melanjutkan, 'Kalau semua masakan kamu, enaaaaak sekali.' Lalu si anak menjawab, 'Iya dong pa, kan aku yang masakin, spesiaaaaaal buat papa.' Lalu si ayah berkata lagi, 'Kamu tahu nggak kenapa papa senang hari ini?' Si anak sambil menggelengkan kepala, 'Nggak tau pa….' 'Karena hari ini kamu dah buat sarapan yang, spesiaaaaal buat papa.' Lalu si ayah melanjutkan, 'Ray, kamu tahu gak kenapa papa sayaaaaaaang sekali sama kamu?' Lalu dengan lugunya anak cacat ini menjawab, 'Nggak tahu pa…..' 'Karena kamu anak papa yang udah bikin papa, seneeeeeeeeeeeng banget.'
'Raymond juga, sayaaaaaaaaaang banget sama papa.' Lalu sambil menitikan air mata, ia memeluk anaknya yang cacat itu, dan berkata kepada anaknya, 'Terima kasih ya nak, karena telah memasakan sarapan roti, telur, dan kopi ini buat papa. Semuanya terasa, enaaaaak sekali.' Lalu si anak menjawab, 'Sama-sama papaah….' Dan si ayah lalu berdoa dalam hatinya, 'Tuhan terima kasih, karena Engkau sudah memberikan anak yang sangat sayang padaku…'
Anda tahu, siapakah anak cacat dan ayah tersebut? Kamulah, yang sedang membaca adalah anak yang cacat tersebut. Seperti anak cacat itu memberikan kepada ayahnya, roti gosong, telur mentah dan kopi tua, juga kita, memberikan apa yang tidak sempurna dari kita untuk Tuhan. Roti gosong, telur mentah dan kopi tua, yang merupakan apa yang tidak sempurna dari kita misalnya, pujian, pelayanan dan kehidupan kita, Tuhan terima semuanya dengan senang hati, karena Tuhan tahu, bahwa kita melakukannya dengan segenap hati kita yang tertuju pada Bapa di sorga, dan kita ingin melakukan yang terbaik untuk Bapa kita di sorga. Ingat ini Bapamu di sorga menyayangimu apa adanya, apa yang ada padamu. Apapun yang engkau berikan dengan segenap hatimu, merupakan sebuah persembahan yang harum. Karena Bapamu mengasihi kamu, sampai-sampai Ia sendiri mengirimkan Anak-Nya untuk turun ke dunia, untuk menebus dan mematahkan segala kutuk atas diri kita dan membayar lunas segala hutang dosa kita dan menebus dosa kita dari maut.
Oleh: Ev. Liem Thin Ping

PRIOPRITAS HIDUP

Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem. Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Pengkotbah 1:1-3
Dalam tubuh manusia biasanya yang paling diprioritaskan yaitu wajah, lalu prioritas kedua kalau tubuhnya langsing pasti ya bentuk tubuhnya, kalau kakinya indah pasti kakinya, kalau matanya indah ya matanya. Mereka akan mau mengeluarkan biaya perawatan yang banyak untuk sesuatu yang diprioritaskan ini. Demikian juga dengan kekristenan orang berani susah, menderita, sengsara, bayar harga untuk sebuah prioritas yang utama. Kita bahkan mau buang tenaga, waktu dan harta. Benarkah kita sebagai orang Kristen Yesus yang jadi prioritas utama?
Bagaimana bila kita disodori uang, kedudukan, wanita, kendaraan rumah atau jabatan, apakah iman kita bisa tergeser dan terbeli? Kalau iman kita tergeser prioritas kita pasti tidak jelas atau tidak punya ketegasan, tidak punya jati diri atau Kristus bukan yang utama. Lalu apa prioritas kita sebenarnya? Hidup itu pilihan, namun kadang kita harus menjalani tanpa bisa memilih atau memang tidak ada pilihan. Terkadang kita bingung apakah pilihan kita sudah tepat, terbaik atau tidak?
Hidup hanya sekali, jadi janganlah kita menyesali apa yang sudah kita lakukan. Bagaimanapun juga itu adalah hasil dari pilihan yang pernah kita ambil (walau pernah salah). Orang yang benar-benar menyadari bahwa hidup ini hanya satu kali, pasti akan memakai hidupnya dengan baik. Dia tidak akan menyia-nyiakan setiap kesempatan yang ada dan dia akan berhati-hati dalam setiap pilihan hidup yang akan dia ambil. Baginya, dia dapat tetap hidup dan meneruskan perjalanan hidupnya hari ini adalah sebuah anugrah dan kesempatan. Dia takkan membuang-buang waktunya untuk hal yang tidak berguna.
Ada banyak tipe orang yang sering kita temui:
• orang yang sangat berambisi dalam hidupnya. Orang yang seperti ini cenderung seorang pekerja keras, sehingga dia lupa apa artinya menikmati hidup. Dia akan mengejar goalnya dengan caranya masing-masing, dan dia berambisi untuk mendapatkannya walaupun menghalalkan segala cara. Sehingga dia tidak akan pernah bisa menikmati hidupnya dan apa yang dia lakukan, jadi pikirannya adalah kemenangan, kesuksesan dan keberhasilan saja.
• Orang yang tahu bagaimana mengisi kegiatan yang berguna. Orang itu menjalani hidupnya dengan prioritas, namun dia tetap santai menjalaninya. Dia tahu dalam perjalanan hidupnya, dia tidak perlu terus terpaku pada tujuan hidupnya. Namun sesekali dia akan berjalan santai dan melihat sekekelilingnya tanpa melupakan prioritas hidupnya. Dia tahu hidup ini indah, jika dia menikmatinya.
• Orang yang tidak tahu akan tujuan hidupnya Jadi dia akan menjalani hidup dengan sangat santai dan bermalas malasan, karena ia berpikir selama ada yang memberi makan, memberi uang, memberi apa yang ia butuhkan mengapa ia harus bekerja. Kadang dia akan merusak dirinya dengan tawuran, merampok, mencopet, mabuk, minta minta dll.
Lalu apakah arti hidup? Bagaimana kita dapat menemukan tujuan, pemenuhan dan kepuasan dalam hidup? Apakah kita memiliki potensi untuk mencapai sesuatu yang memiliki makna yang kekal?
Banyak orang tidak pernah berhenti mempertimbangkan apakah arti hidup itu. Mereka memandang ke belakang dan tidak mengerti mengapa relasi kita dengan yang kita tuju menjadi berantakan dan mengapa kita merasa kekosongan walaupun kita telah berhasil mencapai apa yang kita cita-citakan. Bagaimanapun juga, setiap orang memiliki pandangannya sendiri-sendiri tentang hidup.
Sebagian orang memandang hidup sebagai sebuah perjuangan, ada pula yang menganggap hidup seperti sebuah roda yang terus berputar, atau hidup adalah sebuah script film yang sudah disutradarai oleh Tuhan, hidup seperti buah pion yang perlu ada suatu tangan yang besar mengerakkannnya dan banyak lagi yang lain. Bagi kita hidup adalah anugrah yang telah Tuhan berikan. Anugrah itu adalah kehendak bebas yang bertangung jawab. Allah ingin kita menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Saat kita kembali, kita bisa mempertanggung jawabkan apa yang telah kita lakukan. Dalam masyarakat humanistik, orang mengejar banyak cita-cita, menganggap bahwa di dalamnya mereka akan mendapatkan makna. Beberapa cita-cita ini termasuk kesuksesan bisnis, kekayaan, relasi yang baik, seks, hiburan, berbuat baik kepada orang lain, dll.
Mereka akan bercerita bahwa saat mencapai cita-cita untuk mendapat kekayaan, relasi dan kesenangan, di dalam diri mereka ada perasaan kosong yang dalam, yang tidak dapat dipenuhi oleh apapun. Pengkhotbah menjelaskan perasaan ini ketika dia mengatakan, “Kesia-siaan belaka, kesia-siaan belaka, … segala sesuatu adalah sia-sia.” Penulis memiliki kekayaan yang tak terkira, hikmat kebijaksanaan yang melampaui orang-orang pada zamannya maupun zaman sekarang, dia memiliki ratusan wanita, istana dan taman yang menjadikan kerajaan-kerajaan lain cemburu, makanan dan anggur terbaik, dan segala bentuk hiburan. Satu saat dia berkata, segala yang diinginkan hatinya dikejarnya. Namun kemudian dia menyimpulkan, “hidup di bawah matahari” (hidup dengan sikap sepertinya hidup itu hanyalah apa yang kita lihat dan rasakan) adalah kesia-siaan belaka! Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya?
Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram.
Inipun sia-sia. Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa inipun dari tangan Allah. Pengkotbah 2:22-24
Mengapa bisa ada kehampaan seperti ini? Karena kita tidak sungguh sungguh memprioritaskan Allah menjadi yang utama dalam diri kita.  
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Kejadian 1:27
 Gambaran Allah ada dalam diri kita, harusnya kita memulihkan gambaran dalam diri kita yang rusak dan jadikan Kristus yang utama bukan yang lainnya. Sebelum manusia jatuh dalam dosa dan sebelum bumi dikutuk:  manusia sebagai makhluk sosial (Kejadian 2:18-25)
 manusia pekerjaan (Kejadian 2:15)
 manusia memiliki persekutuan dengan Allah (Kejadian 3:8)
 manusia punya kuasa atas bumi (Kejadian 1:26).
HIDUP DIPULIHKAN MELALUI YESUS KRISTUS Arti hidup yang sebenarnya tidak ditemukan hanya dengan mengenal Yesus sebagai Juruselamat (seindah apapun hal itu). Makna hidup yang sebenarnya ditemukan ketika orang mulai berjalan mengikuti Kristus sebagai muridNya, belajar dari Dia, menggunakan waktu bersama dengan Dia dalam FirmanNya, bersekutu dengan Dia dalam doa, dan berjalan denganNya dalam ketaatan kepada perintah-perintahNya.
“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” Yohanes 10:10b
Kita terus berusaha mengarahkan hidup kita untuk mengikuti Tuhan dan rencanaNya, mengikuti dengan sepenuh hati. Maka hal yang terbaik akan kita nikmati. Jikalau Anda adalah penggemar olahraga dan Anda memutuskan untuk pergi ke pertandingan professional, Anda dapat membayar beberapa dollar, dan duduk di barisan paling atas di stadion, atau Anda merogoh beberapa ratus dollar dan duduk dekat dengan lapangan pertandingan. Demikian pula dengan hidup keKristenan.
Menyaksikan Tuhan bekerja SECARA LANGSUNG bukanlah bagian dari orang-orang Kristen hari Minggu. Menyaksikan Allah bekerja SECARA LANGSUNG adalah bagi murid-murid Tuhan yang sepenuh hati, yang telah berhenti mengejar keinginan mereka sendiri dalam hidup dan yang menjadikan Kristus menjadi prioritas utama.
MEREKA telah membayar harga (penyerahan penuh kepada Kristus dan kehendakNya); mereka menikmati hidup secara penuh; dan mereka bisa memandang diri sendiri, teman-teman mereka, dan Pencipta mereka tanpa ada penyesalan. Sudahkah Anda membayar harga? Apakah Anda bersedia? Jika demikian, Anda tidak akan pernah kehilangan makna atau tujuan hidup lagi.
Oleh: Ev. Liem Thin Ping