Rek BCA: 2 1 4 0 5 9 4 8 0 9 a/n INDRAWATTY

Shalom. Selamat Datang & Selamat Bergabung Di Web Blog "House Of All Nations". Kami mengundang Bapak, Ibu & Saudara/i yang rindu untuk datang beribadah dan berkumpul bersama pada jadwal kebaktian Kami. Tuhan Yesus senantiasa memberkati kita. Bagi anda yang diberkati oleh warta ini, anda bisa membantu kami berupa dana yang dapat anda kirimkan ke rekening kami di atas.

Senin, 31 Desember 2012

MERAMPAS BERKAT

Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis.
Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."
Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?
Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN. Ayub 1:6-12
Di taman Eden Iblis mendakwa Tuhan di hadapan manusia, sedangkan kitab Ayub dia mendakwa manusia di hadapan Tuhan. Dalam peristiwa ini Iblis memulai percakapan dengan pertanyaan sindiran, setelah itu baru melancarkan tuduhan bahwa kesalehan Ayub adalah palsu. Ayub saleh karena Sang Khalik melimpahinya anak, harta dan kesehatan. Semua orang akan saleh jika diberkati, demikian dakwaan si Iblis. Inilah salah satu strategi si ular tua yang gemar menipu dan mendakwa itu.
Setelah perbincangan yang cukup lama barulah kelihatan keinginan Iblis yang sebenarnya, ia menantang Tuhan untuk mencabut pagar perlindunganNya terhadap Ayub dengan alasan menguji kemurnian kesalehan orang benar itu yang sebenarnya iblis ingin manusia jatuh dalam dosa. Jika sudah tidak ada pagar perlindungan, Iblis baru bisa mencuri semua berkat yang Tuhan limpahkan kepada Ayub.

Jika kita perhatikan, Iblis tidak hanya sekali melakukan aksi pencurian terhadap Ayub, tapi berulang kali.
1. mencuri harta kekayaan.
Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,
datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya,
datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberi tahukan hal itu kepada tuan." Ayub1:13-17
Ukuran kekayaan pada zaman Ayub adalah besarnya jumlah lembu, keledai, domba, unta, serta pengerja yang dimilikinya. Ayub memiliki semua itu, namun semua ternak dan pegawai Ayub dicuri Iblis dengan cara mendatangkan musuh dan api dari langit. Iblis tidak pernah senang melihat anak-anak Tuhan diberkati. Pada masa ini ada lagi strategi yang dilancarkan Iblis untuk mencuri berkat yang Tuhan sediakan bagi umat manusia, yang dilancarkan melalui agen-agennya di dunia, yaitu para pengguna kuasa gelap. Dalam buku “Direbut dari cengkeraman Iblis,” Melalui praktik kuasa kegelapan, Iblis merampas berkat dari orang yang menggunakan jasa dukun, dan menggantikannya dengan kutuk, kesialan, serta sakit penyakit.
2. mencuri ahli waris.
Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,
maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan." Ayub 1:18,19
Ayub sudah menjaga supaya tidak ada celah bagi Iblis untuk mengganggunya gugat keluarganya terutama anak-anak yang menjadi ahli warisnya, tetapi Iblis gigih untuk mencurinya dengan berbagai siasat. Iblis berhasil “melenyapkan” mereka dengan memakai angin puting beliung. Zaman ini Iblis memakai narkoba, tawuran, hedonisme, seks bebas, kemalasan, kesibukan, dan persoalan keluarga untuk mencuri generasi muda. Ada banyak anak muda yang masuk ke dalam jerat ini, sehingga mereka tidak tahu maksud Tuhan dalam hidup mereka. Bagaimana mungkin mereka mengejar tujuan penciptaan mereka kalau semuanya sudah dikaburkan, bahkan dirampas oleh Iblis? Sudah menjadi tugas kita untuk membantu generasi muda mememukan rencana Tuhan yang luar biasa dalam hidup mereka. Di sisi yang lain, doa dan pengajaran kita akan menjadi pagar yang kuat agar iblis tidak mencuri masa depan pewaris-pewaris kerajaanNya.
3. mencuri kesehatannya.
Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.
Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."
Ayub 2:4-6
Iblis belum berhenti mencuri ketika Ayub sudah tidak memiliki apa-apa, ia mencuri kesehatannya. Namun ketika Ayub menang terhadap ujian atas kesalehannya, Tuhan kembali memagari dan memberkatinya bahkan dua kali lipat.
Oleh: Ev. Liem Thin Ping


Tidak ada komentar:

Posting Komentar