Kalau konsep itu dari Allah pasti ada buah yang dinyatakan (Yoh 15:5). Allah juga pernah membuat rencana untuk Simson yakni membuat Simson menikah dengan wanita Filistin yang dalam hal ini adalah orang yang tidak beriman atau orang kafir (Hak 14:1-4). Hal itu tidak dimengerti oleh ayah dan ibu Simson, tetapi Allah memiliki rencana dari semuanya itu (Hak 14:4). Rencananya adalah agar Simson mencari gara-gara dengan orang Filistin. Akhirnya ia membunuh orang Filistin sebanyak 30 orang ( Hak 14:19) dan 1000 orang tentara Filistin ia bunuh ( Hak 15:15).
Tetapi kita haruslah berhati-hati karena juga seperti Simson kita sering kali berpikir denagn car yang lalu-lalu kalau kita selalu menang dan Allah selalu ada di pihak kita. Simson juga demikian. Ia tahu rencana yang dibuat Allah atas dirinya yaotu untuk membebaskan bangsa Israel dari bangsa Filistin, akhirnya ia mengabaikan pengurapan yang ia terima ( Hak 16:1). Sering kali kita pun meremehkan karya Tuhan dalam hidup kita kita sering kali mengalami kedashyatan dalam melayani Tuhan. Saat kita menjadi meremehkan hal itu maka kita bias jatuh.
Dalam Hakim-hakim 16:3 urapan Allah sudah mulai meninggalkan Simson ia tidak menyadari bahwa urapan Allah telah meninggalkannya. Buktinya adalah dia hanay dapat mengangkat pintu gerbang Kota Gaza. Padahal Allah mengurapinya untuk menghancurkan bangsa Filistin. Banyak orang Kristen sekarang juga demikian. Hanya bias mengankat pintu gerbang, hanya bisa pamer kekuatan saja. Bukannya melawan musuh tetapi hanya bisa mengangkat pintu gerbang.
Semakin lama, Simson semakin tenggelam karena seperti yang lalu-lalu, ia menganggap Tuhan masih dapat menyelamatkannya, sekarang juga pasti masih sama. Kita juga alami sama, kita menyepelekan kasih adan kesetiaan Allah, janganlah lupa saudara-saudara bahwa kita ini adalah ahli waris Allah. Kita sering kali jatuh dalam dosa lama karena kita berpikir denagn konsep lalu bahwa Ia akan selalu ada di sana menolong kita ( Ams 3:3 ). Padahal saudara perlu tahu, keledai binatang yang bodoh saja tidak akan jatuh ke dalam lobang yang sama sampai ke dua kalinya. Tetapi sering kali kita sebagai makhluk yang berakal jatuh ke dalam dosa yang sama untuk kedua kalinya
Kehebatan Simson bukan terletak pada rambutnya yang panjang dan karena rambut yang panjang itu dipotong, ia jadi kalah dengan orang Flistin. Ia kalah dengan orang Filistin karena Roh Allah yang ada dalam dirinya pergi meniggalkan Simson. Rambutnya itu hanyalah sebagai tanda bahwa ia adalah nasir Allah (orang yang diutus oleh Allah) (Hak 13;5).
Simson pernah gagal, kita juga pasti pernah gagal. Tapi Simson di saat terakhir ia berdiri dan bertobat. Ia menyerahkan seluruh hidupnya untuk Allah. Akhirnya ia memperoleh kemenangan yang luar biasa. Ia membunuh orang Filistin sebanyak 3000 orang. Itu adalah prestasinya yang luar biasa. Bahkan selama hidupnya ia tidak pernah membunuh orang sebanyak itu (Hak 16:29-30).
Kita harus menjadi pahlawan untuk memuliakan Tuhan, bukan karena ingin di lihat oleh orang-orang.
Oleh: P. Ping-Ping