Rek BCA: 2 1 4 0 5 9 4 8 0 9 a/n INDRAWATTY

Shalom. Selamat Datang & Selamat Bergabung Di Web Blog "House Of All Nations". Kami mengundang Bapak, Ibu & Saudara/i yang rindu untuk datang beribadah dan berkumpul bersama pada jadwal kebaktian Kami. Tuhan Yesus senantiasa memberkati kita. Bagi anda yang diberkati oleh warta ini, anda bisa membantu kami berupa dana yang dapat anda kirimkan ke rekening kami di atas.

Jumat, 25 Februari 2011

KEBAHAGIAAN SEJATI


Seorang raja mengadakan sayembara melukis dan akan member harta melimpah kepada siapa yang berhasil melukiskan tentang kedamaian. Banyak seniman dam pelukis berusaha keras untuk memenangkan lomba tersebut. Sang Raja berkeliling melihat-lihat hasil karya mereka. Hanya ada dua lukisan yang benar-benar paling disukainya. Namun, sang Raja harus memilih salah satu dari antara keduanya.
Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang. Permukaan telaga itu bagaikan cermin sempurna yang memantulkan kedamaian gunung-gunung yang menjulang mengitarinya. Di antaranya terpampang langit biru dengan awan putih berarak. Semua yang memandang lukisan ini akan menilai inilah yang terbaik mengenai kedamaian.

Lukisan kedua menggambarkan pegunungan juga. Namun tampak kasar dan gundul. Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah pertanda datangnya badai. Tampak kilat menyambar langit yang gelap. Di sisi gunung ada gelora air terjun yang tampak ganas. Pemandangan itu sama sekali tidak menunjukkan kedamaian. Akan tetapi, sang raja melihat sesuatu yang menarik. Di balik air terjun yang ganas, tumbuh semak-semak. Di dalam semak-semak itu seekor induk pipit bersarang dan sedang mengerami telurnya.
Lukisan mana yang dipilih sang Raja? Ternyata lukisan kedua. Banyak orang yang heran. Namun raja menjawab dengan bijaksana. “Kedamaian bukan berarti anda harus berada di tempat yang tanpa tantangan dan kesulitan. Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai, meski anda berada di tengah-tengah badai luar biasa. Sebab kedamaian sejati adalah kedamaian hati.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar