"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar Lukas 16:10 Suatu hari, seorang hamba Tuhan yang masih muda menelpon salah seorang jemaat, yaitu seorang pembuat sepatu sederhana yang saleh. Hamba Tuhan ini senang berbicara dengan pembuat sepatu itu, sambil memperhatikan betapa si pembuat sepatu bekerja dengan sepenuh hati. Diliputi oleh perasaan kagum melihat kesungguhannya dalam bekerja, hamba Tuhan ini berkata,”Andaikan semua orang di Dunia bekerja seperti Bapak bekerja, tentu kehidupan ini akan menjadi lebih baik. Pak tolong ceritakan bagaimana Bapak dapat tetap bekerja dengan sepenuh hati, walaupun Bapak melakukan pekerjaan yang bagi orang lain kelihatannya begitu rendah.”
sepatu itu menjawab,”Saudaraku, saya tidak menganggap pekerjaan saya itu rendah.”
Hamba Tuhan itu tiba tiba sadar akan apa yang telah ia ucapkan dan bagaimana ia telah menyinggung tukang sepatu itu, sehingga segera saja ia berkata,’ Maafkan saya saudaraku, saya sama sekali tidak bermaksud menghina mata pencarian Bapak.’
Sambil tersenyum pembuat sepatu itu menjawab,’ Tidak pak, ada sama sekali tidak menyinggung saya. Saya percaya bahwa pekerjaan saya sama besarnya dan sama kudusnya dengan saat ketika Bapak sedang menyampaikan kotbah.
Saya percaya bahwa saat saya berdiri dihadapan Tuhan suatu hari nanti, Ia akan bertanya kepada saya,’ Anakku jenis sepatu apa yang kamu buat?’ Dan saya dapat berkata kepadaNya bahwa saya membuat sepatu yang terbaik yang dapat saya buat, sepatu sepatu yang saya doakan dan saya buat bagi kemuliaan namaNya. Akan saya katakan kepadaNya bahwa saya juga berdoa bagi orang orang yang akan mengenakan sepatu saya, agar setiap langkah yang mereka lakukan, menuntun mereka ketempat tempat yang diinginkan oleh Tuhan.
Dari cerita itu kita akan belajar
1. semasa hidup kita apa yang sudah kita lakukan itu merupakan suatu bentuk keberhasilan atau cenderung berputar tak tentu arah.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Mazmur 1:3
Ronald Reagen pernah berkata ‘ Jangan bertanya apa yang kau beri kepada negaramu, tapi tanyalah apa yang bisa kau berikan untuk negaramu.’
Tuhan juga ingin berkata jangan tanya apa yang Allah beri kepada kita, tapi tanyalah apa yang kita sudah beri kepada Allah. Jangan tanya apa yang gereja bisa beri untuk kita, tanyalah apa yang bisa kau beri untuk gereja.
Sering kita menuntut apa keuntungannya ‘saya ikut Yesus, saya dapat apa, ada pertolongan, ada kesembuhan, kekayaan, nama baik atau yang lain.’ Sekarang kita perlu ubah saat ini, ubah konsep dan cara berpikir kita. kalau selama ini cara berpikir kita salah kita perlu perbaruhi. Sekarang pandang Yesus
2. apa yang aku lakukan semuanya tidak sia sia dan terbaikkah?
Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah I Korintus 10:31
Setiap apa yang kita kerjakan, lakukan yang terbaik. Karena kita melakukannya untuk Tuhan bukan untuk manusia.
Saat kita bekerja, makan, minum, sekolah, main musik, menyanyi, menjaga anak, mengasihi suami, istri, keluarga, atau melakukan hal yang lain. Lakukan semuanya untuk Tuhan.
Apapun yang kita lakukan kita perlu Dia yang menutun langkah kita, jangan bergerak menurut langkah kita. Saat kita berdoa maupun baca Firman Tuhan biarlah Ia memampukan kita. Saat melakukan apapun minta Dia agar bisa sesuai dengan kehendakNya.
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Yohanes 16:13
Oleh: Ev. Liem Thin Ping