Rek BCA: 2 1 4 0 5 9 4 8 0 9 a/n INDRAWATTY

Shalom. Selamat Datang & Selamat Bergabung Di Web Blog "House Of All Nations". Kami mengundang Bapak, Ibu & Saudara/i yang rindu untuk datang beribadah dan berkumpul bersama pada jadwal kebaktian Kami. Tuhan Yesus senantiasa memberkati kita. Bagi anda yang diberkati oleh warta ini, anda bisa membantu kami berupa dana yang dapat anda kirimkan ke rekening kami di atas.

Sabtu, 06 November 2010

BANGSA YANG TERPILIH


Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia memanggil mempelai laki-laki, I Petrus 2:9
Setiap kita mengikuti Kristus, tidak terukur betapa besar kasih Allah kepada kita. Tetapi, seringkali kita tidak mengerti apa maksud dan rencana Tuhan dalam kehidupan kita, tetapi Tuhan tidak pernah salah.
Allah sama seperti orang tua kita yang memiliki harapan agar anak-anak mereka menjadi anak yang sesuai dengan keinginan mereka. Begitu juga dengan Bapa kita.
Ia sudah memilih kita menjadi bangsa yang terpilih dan perintahNya adalah supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatanNya yang besar.
Seperti kehidupan Lewi yang semula berada di bawah kutuk Yakub, namun akhirnya suku Lewi pun terpilih untuk melayani pekerjaan Tuhan sebagai Imam dan Imam Besar.

Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan. Janganlah kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahannya mereka telah membunuh orang dan dalam keangkaraannya mereka telah memotong urat keting lembu. Terkutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel.
Kejadian 49:5-7
"Hanya suku Lewi janganlah kaucatat dan janganlah kauhitung jumlahnya bersama-sama dengan orang Israel, tetapi tugaskanlah mereka untuk mengawasi Kemah Suci, tempat hukum Allah dengan segala perabotan dan perlengkapannya; mereka harus mengangkat Kemah Suci dengan segala perabotannya; mereka harus mengurusnya dan harus berkemah di sekelilingnya. Bilangan 1:49-50

Lewi dikutuki ayahnya (Yakub) karena telah membunuh, dan saat itu Lewi masih dekat dengan Simeon.
Maka usul Hemor dan Sikhem, anaknya itu, didengarkan oleh semua orang yang datang berkumpul di pintu gerbang kota itu, lalu disunatlah setiap laki-laki, yakni setiap orang dewasa di kota itu. Pada hari ketiga, ketika mereka sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak Yakub, yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, setelah masing-masing mengambil pedangnya, menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap laki-laki. Juga Hemor dan Sikhem, anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang, dan mereka mengambil Dina dari rumah Sikhem, lalu pergi. Kejadian 34:24-26
‘Simeon’ adalah gambaran dari kehidupan yang penuh dengan kedagingan. Seperti sombong, kemarahan, kekerasan, iri hati, dsb. Begitu juga dengan kita, jika kita tidak mau melepaskan diri dari kedagingan, maka tabiat tersebut akan terus melekat dalam kehidupan kita.
Tapi, kalau kita mau melepaskan semuanya itu dan hidup melekat dengan Allah, kita akan dipakaiNya menjadi alatnya yang indah. Seperti suku Lewi yang berpihak pada Allah. Maka Allah menghapuskan kutukannya dan memberikan kedudukan dan berkat yang terhormat bagi mereka.
maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi. Keluaran 32:26
Dan sekarang marilah kita memeriksa diri kita masing-masing apakah kita telah terbebas dari Simeon-Simeon kita? Bila masih belum, mintalah pertolongan Tuhan agar kita mampu terlepas dari Simeon-Simeon tersebut.
Oleh: Ibu Kimling

SILSILAH YESUS


Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria
Matius 1:5,6
Matius 1:1-7 inilah silsilah dari Yesus Kristus, kalau kita lihat latar belakang mereka ada yang berasal dari bangsa yang lain, keturunan pelacur, istri orang lain. Contohnya: Salmon punya istri bernama Rahab, Rahab punya latar belakang seorang pelacur dan dari bangsa Kanaan, kota Yerikho, dan bangsa kafir. Salmon itu sendiri temasuk salah satu dari dua pengintai yang diutus oleh Yosua, itu menurut catatan sejarah gereja. Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ.

Kelebihan Rahab: Rahab satu satunya pahlawan iman yang ditulis di alkitab, yang bukan berasal dari Israel.
Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik. Ibrani 11:31
Keturunan berikutnya adalah Boas punya istri bernama Rut, janda, mertuanya bernama Naomi, dari bangsa Moab dan bangsa kafir.
3 Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. Rut 1:4

Kelebihan dari Rut: karena kasih Allah kepada Rut, maka Rut menyatakan pertolongan Allah yang luar biasa dengan menulis kitab Rut (satu satunya orang diluar Israel yang menulis kitab didalam Alkitab).

Daud mempunyai istri namanya Batsyeba (orang israel). Batsyeba adalah istri dari Uria, Daud mendapatkan Batsyeba dengan cara membunuh Uria di pertempuran yang direncanakan.

Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati." II Samuel 11:15

Kalau kita melihat latar belakang mereka yang akhirnya menuju kekelahiran Yesus Kristus, sungguh menakjubkan. Mereka dari latar belakang yang tidak baik, tapi yang mau menjadikan diri mereka diubah oleh Allah menjadi suatu umat pilihan, umat ilahi.
Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. Maleakhi 2:1Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: I Petrus 2:9

Bagaimana dengan kita kita punya latar belakang yang buruk, atau lebik buruk lagi apakah kita mau diubah olehNya menjadi keturunan ilahi?
Benih harus mati baru ia bertumbuh menghasilkan tunas, batang dan bunga. Saat kita mati (secara rohani) dan lahir baru, ia baru bisa melihat kerajaan Allah.
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Yohanes 3:3

Artinya kita mematikan keinginan daging kita, kalau saat ini kita belum mampu minta Dia yang memampukan kita untuk bisa berjalan dalam kehendakNya. Maka kita pasti mengalahkan keinginan daging kita.
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Yohanes 3:6
Oleh: Ev. Liem Thin Ping

SESAMAMU MANUSIA


Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" Lukas 10:25-37


Seorang ahli Taurat dengan sombongnya membicarakan tentang kasih, ia merasa ia sudah menjalankan seluruh hukum taurat lebih baik dan lebih ahli dibandingkan dengan yang lainnya.
Maka itu Yesus mengibaratkan tentang sesamamu manusia dengan adanya seorang Samaria (ayat 33) yang mau datang menolong orang Israel yang sedang tergeletak dijalan akibat dirampok habis habisan oleh penyamun (ayat 30), walau seorang imam dan seorang Lewi yang mengerti akan kebenaran Firman Tuhan (ayat 31,32) melihat orang itu sedang tergeletak, tetapi ia malah melewatinya (menghindari).

Kasihilah sesamamu (ayat 27) itu termasuk semua orang, baik orang mampu atau tidak mampu, baik orang sempurna fisiknya maupun orang cacat fisik, baik orang sehat maupun kurang sehat dalam segi mental (gila). itulah yang dikatakan sesamamu.

Dalam pelayanan kita cenderung memilih orang yang mampu, orang baik fisiknya, orang yang waras, bagaimana dengan kalimat ‘Kasihilah sesamamu manusia’. Itu bukan dalam pelayanan saja, tapi dalam setiap pergaulan, cara pandang, dan hubungan dengan sesama. Lalu apa bedanya kita dengan ahli taurat yang sombong itu.

Banyak orang punya konsep kalau kasih itu tidak gampang marah, lemah lembut, sabar. Kalau kita berpandangan demikian itu namanya bukan kasih tapi menahan diri (gempet). Apa yang dilakukan oleh kasih itu mengarah ke tindakan positip, baik diterima dengan baik atau tidak, kasih itu tetap bergerak untuk menyatakan suatu tindakan (bukan teori saja).

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. I Korintus 13:1-3

Walau kita bisa berbahasa malaikat (bahasa surgawi atau bahasa roh), atau pendidikan kita cukup tinggi sehingga kita mampu berbicara dalam banyak bahasa (inggris, perancis, belanda dsb) itu tidak artinya kalau kita tidak bisa mengasihi sesama kita (ayat 1).

Mungkin kita bisa buat mujizat, bernubuat, atau tanda tanda yang begitu mengherankan, sampai harta dan nyawa kita, dipertaruhkan untuk pekerjaan Tuhan. Tapi terhadap sesama (saudara, orang sekeliling, orang terbuang atau terabaikan) kita abaikan, kita lebih cenderung mencari pujian untuk diri sendiri (mencari WAH). Maka apa yang kita lakukan adalah sia sia.

Hari ini saatnya kita mau melepas ego kita, pandangan yang selama ini salah, waktunya kasih itu dinyatakan. Buat suatu keputusan bahwa hari ini saya mau berubah, katakan pada Tuhan ‘Tuhan aku mau berubah bimbing aku dijalanMu” maka Dia akan menuntun kita sesuai dengan langkah yang Dia tuju.
Oleh: Ev. Liem Thin Ping

KERUKUNAN


Seorang turis tampak terkesan dengan sungguhan wayang kulit yang semalam disajikan oleh hotel tempat dia menginap. “Nilai filsafat apa yang anda perleh dari pertunjukkan wayang kulit?” tanya seorang pemandu wisata. “Kerukunan” jawab si turis mantap. “Bayangkan, sekalipun mereka habis berperang mati-matian, mereka tidur bersama-sama dalam satu kotak”
Disadur dari Renungan Pagi

DI TEMPAT UTAMA


Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." Lukas 12:13-21

Kadang prestasi, kekayaan, jabatan seringkali menjadi andalan utama dalam hidup manusia. Namun demikian tidak jarang manusia melupakan, bahwa hal-hal tersebut

tidak bernilai (usang). tidak menjamin keselamatan, bahkan dapat menjauhkan kita dari Tuhan. Namun, tidak memiliki hal-hal tersebut dapat membuat manusia takut sehingga dapat menghalalkan segala cara untuk meraihnya.

Oleh karena itu perumpamaan orang kaya yang bodoh menjadi peringatan bagi manusia agar mereka tidak berfokus kepada diri mereka sendiri, kepada harta dan tidak menjadi manusia yang tamak.

Kekeliruan terbesar dalam diri orang kaya itu (dalam perumpamaan ini) adalah ia menggantungkan hidupnya kepada harta yang ia miliki. Merasa aman kalau hartanya

banyak. Dia berpikir harta itu bisa memenuhi kebutuhan jiwanya. Ia tidak sadar bahwa meskipun secara jasmani hidupnya telah tercukupi dan terpuaskan, tetapi secara rohani jiwanya sedang kelaparan.

Secara dunia, ia kaya, tetapi secara rohani ia miskin. Karena dia lupa bahwa sebenarnya dia membutuhkan lebih dari sekedar benda-benda materiil. Ia lupa bahwa ia membutuhkan Tuhan. Hartanya tidak dapat memberikan keselamatan, hanya Tuhan yang dapat memberikannya melalui pengampunan dosa.

Harta yang paling berharga adalah ‘si pemberi harta’ itu sendiri, yaitu Tuhan! Jika kita memiliki Tuhan dan dimiliki Tuhan, mungkin memang harta dunia tidak banyak, tetapi kita akan menikmati kekayaan di Surga. Artinya kita akan hidup tidak berkekurangan bahkan berkelimpahan di Surga.

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Matius 16:26

Oleh karena itulah Tuhan Yesus ingin supaya setiap orang yang percaya kepadaNya, dapat hidup berfokus kepada Dia. Dengan demikian dapat menjadikan Dia sebagai andalan utama dalam kehidupan kita. Apabila Tuhan Yesus menjadi andalan utama dalam hidup kita, maka kita akan selalu “B dan B”:

1. Bersyukur kepada Tuhan.
Orang yang selalu bersyukur kepada Tuhan dalam hidupnya dapat menunjukkan bahwa orang itu sadar bahwa Dialah sumbernya. Kesadaran akan Tuhan sebagai sumber, maka kita akan sadar bahwa dalam kehidupan, kita membutuhkan Tuhan. Dengan demikian ia akan mengerti bahwa semua yang ia miliki hanya untuk kemuliaan Tuhan semata.
2. Berbagi kepada sesama
Banyak orang menumpuk harta kekayaannya, hanya untuk dinikmati secara pribadi sebagaimana dalam perumpamaan orang kaya yang bodoh ini. Tetapi jika seorang dapat memahami bahwa segala sesuatu itu sumbernya dari Tuhan dan seharusnya digunakan untuk kemuliaanNya, maka pasti ia akan mampu selalu berbagi dengan sesama. Hal ini karena Tuhan sendiri yang memerintahkan agar kita mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri.

Sudahkan kita menjadikan Tuhan sebagai andalan utama di dalam hidup kita? Amin!
Oleh: Ibu Wiwin-Jember

LALANG


Kata ‘Lalang’ hanya terdapat di dua bagian Firman Tuhan, yaitu
maka biarlah bukan gandum yang tumbuh, tetapi onak, dan bukan jelai, tetapi lalang." Sekianlah kata-kata Ayub. Ayub 31:40
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.
Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku." Matius 13:24-30

Kata ‘Lalang’ (ibraninya bo ‘shah) artinya rumput liar yang berbau busuk atau rumput yang berbahaya.
Sebenarnya kata bo ‘shah mengacu pada semua tanaman yang bebau busuk dan bebahaya, dan lalang adalah salah satunya. Maka tidak mengherankan kalau Ayub memakai kata lalang sebagai contoh tanaman yang tidak berguna.

Kontras dengan jelai (ibraninya zizanion) yang artinya gandum palsu (king james version tares ; Niv weeds ; Darby Bibel 1889 darnel), terjemahan dalam bahasa Latin adalah lolium temulentum, yang artinya mabuk (lemulentus = mabuk) karena lalang yang terinfeksi jamur bisa mengakibatkan kemabukan bahkan kematian.
Dalam kadar tertentu lalang yang terinfeksi jamur ini bisa digunakan sebagai obat tidur.
Dalam bahasa Arab lalang disebut zuwan, yang artinya mual.

Lalang banyak tumbuh di Suriah dan di Palestina, mempunyai siklus hidup seperti gandum. Tingginya bisa mencapai 120 cm. panjang daunnya bisa mencapai 20 cm lebih dengan lebar sekitar 1,2 cm.
Ketika baru tumbuh, lalang hampir sama dengan gandum dan orang kesulitan membedakan antara keduanya. Tetapi, setelah besar dan setelah berbuah, maka perbedaan itu sangat jelas.

Kalau tanaman gandum bijinya berat, sehingga akan membuat batangnya terkulai.
Sedangkan lalang, bijinya ringan, sehingga batang lalang akan tetap tegak, biji lalang kelihatan akan lebih gelap daripada biji gandum.
Yesus memberi perumpamaan tentang lalang diantara gandum dengan penjelasan
Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."
Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia;
ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.
Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.
Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Matius 13:36-43

Dari perumpamaan dan penjelasan yang Yesus berikan, kita mendapatkan jawaban atas beberapa hal yang sering dipertanyakan:
 Kejahatan yang ada di Dunia ini bukan berasal dari Tuhan tetapi Iblislah yang menaburkan benih benih yang tidak baik kedalam hidup manusia. Apa yang diciptakan oleh Tuhan, semuanya sungguh amat baik adanya tetapi Iblis merusaknya.

Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. Kejadian 1:31

 Dengan adanya kejahatan di Dunia ini, bukan berarti Tuhan tidak ada, atau tidak perduli, atau tidak berkuasa menghentikannya. Tuhan tidak mau mengacaukan keadaan tetapi memberikan kesempatan kepada keduanya untuk bertumbuh. Bayangkan, jika setiap orang berbuat dosa atau jahat langsung meninggal, Dunia akan menjadi kosong!

Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. II Petrus 3:15

 Baik gandum maupun lalang, pada saatnya nanti, akan mendapat tempatnya masing masing. Gandum akan ditempatkan di lumbung Tuhan atau di Surga, sedangkan lalang yaitu penyesat dan pembuat kejahatan, akan dicampakkan ke dalam dapur api atau Neraka dimana terdapat ratapan dan kertak gigi!

Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Matius 13:49,50
Oleh: Ev Liem Thin Ping

BERKAT DARI HIKMAT


Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Amsal 3:11
Dalam kehidupan kita sehari-hari sering kali kita mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan. Apa yang kita inginkan dan harapkan tidak sesuai dengan kemauan kita. Kita dibuat menderita, mengalami kesulitan, pokoknya hal-hal yang kurang menyenangkan.

Kadang kita berpikir, mengapa ya Tuhan melakukan hal ini kepadaku? Semua itu Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupan kita karena Ia mengasihi kita.
Sama dengan ketika kita sebagai ayah di dunia, kita pasti ingin anak kita berhasil. Oleh karena itu kita pasti memperhatikan anak kita. Jika anak kita salah, maka kita pasti menegornya, kadang kita memukul anak kita. Kita akan mengajarkan mereka untuk disiplin.
Demikian juga hidup kekristenan kita. Dalam pengiringan akan Tuhan kita pasti akan mengalami pengajaran dan didikan dari Tuhan.
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Wahyu 3:19

Tuhan ingin menjadikan kita anak-anak Tuhan yang tidak cengeng, tahan banting, dan tidak mudah putus asa. Kalau kita masih ditegur, berarti kita masih anak Tuhan. Dan kita harus mengucap syukur dan berterima kasih, karena Tuhan Yesus masih mempedulikan kita. Kalau bukan anakNya pasti sudah dibiarkan dan tidak diurus lagi. Bapa kita di Surga pasti sudah mengetahui sifat anak-anakNya. Kita berserah saja padaNya dan taat. Biarlah kehendak Tuhan yang jadi dalam hidup kita.
Oleh: Ibu Anggrek-Jember