Rek BCA: 2 1 4 0 5 9 4 8 0 9 a/n INDRAWATTY

Shalom. Selamat Datang & Selamat Bergabung Di Web Blog "House Of All Nations". Kami mengundang Bapak, Ibu & Saudara/i yang rindu untuk datang beribadah dan berkumpul bersama pada jadwal kebaktian Kami. Tuhan Yesus senantiasa memberkati kita. Bagi anda yang diberkati oleh warta ini, anda bisa membantu kami berupa dana yang dapat anda kirimkan ke rekening kami di atas.

Kamis, 17 Mei 2012

HARUSKAH

Suatu kali waktu saya sedang pelayanan di Jember, ada seorang yang mengatakan kepada saya untuk menjadi hamba Tuhan harusnya dari latar belakang seorang pengusaha. HARUSKAH ITU?
Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Markus 6:1-5
Mujizat terjadi kuasa Tuhan dinyatakan melalui FirmanNya, tapi kuasa dan mujijat itu terhenti saat orang melihat Yesus sebagai seorang tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, dan Simon (ayat 3). Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Mereka melihat Yesus sebagai orang yang biasa, bukan seseorang yang berkedudukan dan tidak sesuai dengan kriteria mereka. Jadi mereka menolak Yesus, walaupun pelayanan Yesus begitu menakjubkan bagi mereka (ayat 2) Kadang kita melihat seseorang menurut sudut pandang kita tentang kehidupan nya, latar belakangnya, masa lalu, dan apa yang sedang dikerjakan sehari-harinya. Kalau itu tidak sesuai dengan konsep kita, maka kita akan menganggap remeh orang itu.
Tuhan ingin kita melihat dari sudut pandang (kacamata) Allah dalam diri setiap orang, termasuk diri kita sendiri. Contoh: seorang hamba Tuhan dari gereja yang besar membeli berlian., kita pasti protes uang jemaat disalah gunakan. Tetapi ada hamba Tuhan dari gereja yang kecil dengan jemaat yang sedikit, kolekte sedikit, membeli emas atau mobil. Kalau kita cek, mereka mendapat uang dari mana?
Harusnya kita juga protes karena hamba Tuhan itu mampu membeli emas atau mobil Kadang dari konsep yang keliru itu membawa kita lebih masuk dalam konsep-konsep yang salah lainnya, termasuk memilih teman hidup, memilih pekerjaan, memilih teman, gereja, hamba Tuhan, dan masa depan kita punya konsep harus sesuai dengan sudut pandang (akal budi) kita, kalau tidak sesuai kita tolak. Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Yeremia 17:5
Tanpa sadar kita memandang hamba Tuhan harusnya: Ia berdasi, memakai pakaian lengan panjang, sopan santun, tidak berbicara kasar, selalu berkata tentang Firman Tuhan dalam setiap saat, setiap hari di kamar berdoa, dan baca Firman Tuhan, punya latar belakang hidup yang baik, dan suka mengalah (semua berbau lahiriah). Konsep ini kita bawa untuk memilih teman hidup juga, teman hidup harus begini, berpacaran harus begini, bekerja harus begini, memilih masa depan harus begini. Kalau tidak sesuai dengan konsep kita itu bukan dari Tuhan. Dari konsep ini tanpa sadar kita telah menerapkannya dalam memandang Yesus, kita tidak bisa memandang Yesus seutuhnya, otomatis kita tidak bisa dibimbing atau diarahkan ke jalan yang sesuai dengan kehendakNya, karena sudah tertanam konsep yang demikian. Orang Israel waktu tidak menerima keberadaan Yesus, maka mujizat tidak terjadi (ayat 5).
Waktu kita menolak keberadaan orang-orang yang sesuai dengan kehendak Allah, maka pemulihan tidak akan terjadi dalam hidup kita. Setiap orang Tuhan beri hak bebas untuk memilih haruskah kita mau diatur dengan konsep orang lain? Atau kita menjadi robot dalam diri kita?
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Amsal 3:5,6
Tuhan ingin kita mempercayakan hidup kita sepenuhnya menurut konsep dan cara Allah. Hanya dengan konsep dan cara Allah sajalah yang membuat hidup kita berhasil
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Mazmur 27:1,2
Oleh: Ev. Liem Thin Ping

Tidak ada komentar:

Posting Komentar