Seorang Penginjil terkenal bernama David Livingstone meninggalkan segalanya bagi Afrika, ladang tandus yang diberikan Tuannya untuk dia kerjakan dan dia pergi dengan taat. Dengan melepaskan segala ikatan yang ada, dia hidup seorang diri dalam perjalanannya sampai terjadi suatu lawatan Allah di bangsa itu. Dan setelah dia meninggal, kita menganggapnya pahlawan Allah karena dia bekerja bagi Allah.
Dibalik kisah hidupnya, mungkin dia tak pernah berpikir akan menjadi pahlawan yang dikenang dari zaman ke zaman, yang dia tahu waktu itu adalah ketaatan dan kasihnya kepada Tuhan melebihi segala sesuatu, dan dia melakukan segalanya demi Yang mengutusnya. Dia menderita, diterkam binatang buas, hampir mati, ditinggalkan orang-orang yang dicintainya. Bukankah ini penderitaan yang sangat bagi hidupnya? Tak pernah ada yang menyambutnya dengan baik atau upah yang sangat melimpah karena dia dianggap seorang pahlawan, yang ada hanyalah cercaan bahkan dari kalangan rohaniawan sendiri.
Seorang pahlawan ternyata bukanlah dilihat dari bagaimana sorak sorai kemenangan yang tampak, tidak pula dilihat dari berapa banyak uang dan tepuk tangan yang diperolehnya. Kebanyakan yang terjadi adalah, setelah dia meninggal dan menyelesaikan tugasnya, barulah dia akan dianggap seorang pahlawan. Inilah yang terjadi. Banyak manusia tidak bisa menghargai kepahlawanan seseorang selagi dia hidup karena semua sedang menyaksikan hasil akhir dan kesetiaannya sampai akhir dalam menyelesaikan tugasnya.
Ketika orang mendengar kokohnya kerajaan Daud, maka yang terlintas dalam pikiran beberapa orang langsung segala kegemilangan istana dan rakyatnya yang setia serta para pahlawannya yang tangkas berperang.
Kerajaan Daud bisa kuat salah satunya karena Daud memiliki pahlawan pahlawan yang kuat dan rakyat yang cinta kepadanya. Selain itu Daud adalah seorang raja yang bijaksana, cinta kepada rakyatnya termasuk para pahlawannya.
Pahlawan pahlawan yang ada ini tidak membuatnya menjadi iri, tapi kepahlawanan mereka malah didukung oleh Daud, karena Daud sendiri adalah pahlawan.
Lain dengan raja Saul, dia tidak pernah mendukung pahlawannya (contohnya Daud) bahkan Saul malah ingin membunuh Daud. Saul bisa demikian karena Saul bukan lagi seorang pahlawan, Roh Allah telah meninggalkan Saul. Sejak Roh Allah meninggalkannya, Saul mengalahkan musuh hanya beribu ribu beda dengan Daud yang mengalahkan musuh berlaksa laksa.
dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." I Samuel 18:7
Sering juga kita jumpai dalam sesama pelayanan, mereka saling iri lalu akhirnya saling menjatuhkan, itu semua karena ada ‘roh yang lain’ dalam diri mereka, itu harus cepat diberesi bila tidak pelayanan mereka akan sia sia dimata Tuhan.
Pahlawan pahlawan DAUD
Daud adalah seorang pahlawan Allah. Sejak mudanya, dengan gagah berani menantang musuh besar bangsa Israel yang mengejek nama Allah, dia pembela kehormatan Allah. Daud ternyata memiliki juga para pahlawan yang dapat menyelesaikan tugas-tugas Daud di zamannya.
Diantara ratusan pahlawan Daud yang gagah perkasa, ada 3 pahlawan yang gagah perkasa yang dikenal dengan nama Triwira.
1. Yasobam atau Isybaal, orang Hakhmoni, Kepala Triwira
Inilah nama para pahlawan yang mengiringi Daud: Isybaal, orang Hakhmoni, kepala triwira; ia mengayunkan tombaknya melawan delapan ratus orang yang tertikam mati dalam satu pertempuran. II Samuel 23:8
Raja Daud mengangkatnya menjadi kepala triwira karena kegigihannya dalam berperang melawan tentara Filistin atau Kanaan. Alkitab mengatakan bahwa ia mengayunkan tombaknya dan menikam mati tiga ratus hingga delapan ratus orang dalam satu kali pertempuran. II Samuel 23:8; I Tawarikh 11:11.
300 orang dibunuh memakai tombak sedang 500 orang dibunuh tidak memakai tombak (memakai senjata yang lain).
2. Eleazar anak Dodo, anak seorang Ahohi.
Dan sesudah dia, Eleazar anak Dodo, anak seorang Ahohi; ia termasuk ketiga pahlawan itu. Ia ada bersama-sama Daud, ketika mereka mengolok-olok orang Filistin, yang telah berkumpul di sana untuk berperang, padahal orang-orang Israel telah mengundurkan diri. Tetapi ia bangkit dan membunuh demikian banyak orang Filistin sampai tangannya lesu dan tinggal melekat pada pedangnya. TUHAN memberikan pada hari itu kemenangan yang besar.Rakyat datang kembali mengikuti dia, hanya untuk merampas. II Samuel 23:9,10
Eleazar anak Dodo, termasuk ketiga pahlawan Raja Daud. Ia setia dan ada bersama-sama Daud, ketika orang-orang Israel telah pergi mengundurkan diri meninggalkan Daud di Pas-Damim.
Eleazar bukan hanya setia dan berani, namun Eleazar sangat gigih membunuh demikian banyak orang Filistin sampai tangannya lesu dan tinggal melekat pada pedangnya karena TUHAN memberikan pada hari itu kemenangan yang besar (II Samuel 23:9-10; I Tawarikh11:12).
3. Sama anak Age.
Sesudah dia, Sama, anak Age, orang Harari. Ketika orang Filistin berkumpul di Lehi--di sana ada sebidang tanah ladang penuh kacang merah--dan tentara telah melarikan diri dari hadapan orang Filistin,
maka berdirilah ia di tengah-tengah ladang itu, ia dapat mempertahankannya dan memukul kalah orang Filistin. Demikianlah diberikan TUHAN kemenangan yang besar. II Samuel 23:11,12
Sama anak Age juga ada dalam pertempuran di saat semua orang atau tentara Israel kabur meninggalkan mereka. Sama memiliki keteguhan hati dan kesetiaan untuk menemani dan mendukung Daud ketika semua orang meninggalkan mereka. Walau ia hanya berdiri di tengah-tengah ladang yang penuh jelai dan kacang merah, namun ia berhasil mempertahankan ladang di Lehi tersebut dan ia ikut terlibat bekerja sama dengan Raja Daud dan kedua pahlawan lainnya untuk mempertahankan ladang tersebut dan mengalahkan bangsa Filistin (II Samuel 23:11-12; I Tawarikh 11:13-14).
Ketiga pahlawan ini terjadi bukan karena mereka menang karena perintah Daud untuk menyerang musuh tapi ini karena inisiatip mereka untuk melakukakn semua untuk raja mereka (sama seperti saat Daud melawan Goliat). Mereka tidak perduli walau kondisi dan saat itu tidak memungkinkan untuk menang, yang mereka lihat saat mereka maju maka Allah pasti berserta dengan mereka.
Prestasi dan dedikasi ketiga pahlawan tersebut bukan hanya itu saja melainkan ada satu peristiwa yang membuat Daud terharu dan begitu hormat kepada ketiga orang tersebut. Satu kali Daud dan orang-orangnya dalam keadaan banyak masalah dan bersembunyi di Gua Adulam, sementara pasukan Filistin sudah berkemah dan menduduki Betlehem. Dalam keadaan demikian timbullah keinginan Daud untuk minum air dari perigi di Betlehem.
Hal itu terdengar oleh ketiga pahlawan Daud dan mereka pun menerobos perkemahan orang Filistin, mereka menimba air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang, mengangkatnya dan membawanya kepada Daud. Tetapi Daud tidak mau meminumnya, melainkan mempersembahkannya sebagai korban curahan kepada TUHAN (II Samuel 23:14-16).
Dari cerita di atas maka kita dapat mendefinisikan arti pahlawan, menurut Raja Daud pahlawan adalah mereka yang mau berjuang dengan penuh keberanian dan kegigihan serta kerelaan berkorban demi kecintaannya serta kesetiaannya pada orang yang mereka kasihi.
Ketiga orang tersebut begitu cinta, taat dan setia kepada Daud karena mereka begitu mengagumi dan hormat kepada Daud setelah mereka mendengar, dan
melihat bagaimana Daud telah mengalahkan Goliat dan bangsa Filistin.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki kecintaan dan kesetiaan seperti triwira tersebut hingga rela berkorban demi orang lain yang membutuhkan Yesus? Apakah kita tidak kagum pada Yesus Kristus yang telah mengalahkan Iblis atau Setan? Dan apakah kita tidak langsung bertindak seperti triwira Daud ketika Tuhan Yesus mengutarakan keinginan-Nya?
Didalam kehidupan ada hal-hal berharga yang perlu kita pertahankan mati-matian. Menggenggamnya dan tidak melepaskannya begitu saja. Itu bisa berupa keselamatan jiwa orang yang kita kasihi, keutuhan keluarga dan nilai-nilai rohani yang tak ternilai dengan uang. Saat mempertahankannya mungkin banyak orang yang telah mundur dan menyerah, tetapi tidak dengan seorang pahlawan. Dia akan berdiri di tengah-tengah ladang dimana dimana itu menjadi haknya dan dia akan memerangi musuh-musuh yang berusaha mencuri bagiannnya.
Apakah kita sudah mempertahankan apa yang patut kita pertahankan? Sesuatu yang memang itu menjadi hak kita. Kita haruslah berdiri tegap dan berusaha untuk mempertahankannya.
Dalam kehidupan kita ada banyak pula orang tak dikenal, yang namanya tidak pernah diberitakan ataupun dipuji orang. Banyak orang telah berdoa dengan setia, rela berkorban, dan sabar menanggung penderitaan bagi Kristus. Tak terhitung sudah berapa banyak ibu yang tanpa mengharap pujian telah memperhatikan keluarganya. Demikian pula dengan orang-orang yang dengan berani bersaksi tentang Kristus kepada rekan kerja atau tetangga mereka. Mungkin mereka memang tidak dikenal dan tidak dipuji di dunia ini, tetapi di surga kelak yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.
Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu." Matius 19:30
Sebelum FIFA dibentuk, Inggris selalu mengagungkan negerinya sebagai penemu sepak bola, olahraga yang paling digandrungi publik sejagad ini. Namun, sesumbar mereka tidak sebanding dengan prestasi yang mereka torehkan di pentas internasional. Selama 7 kali kejuaraan Piala Dunia antara 1930-1962, mereka belum pernah masuk final, apalagi menjadi juara.
Sebab itu, ketika ditunjuk sebagai tuan rumah pada tahun 1966, mereka menyambut hal itu dengan antusias. Sebelum perhelatan akbar itu dimulai, panitia sibuk menggelar berbagai acara untuk mencapatkan publik dengan Piala Dunia, termasuk memajang piala Jules Rimet di Westminster Central Park. Namun, hal itu justru menimbulkan masalah. Trofi yang akan diperebutkan 16 kontestan dalam putaran final yang hilang, dicuri orang. Asosiasi sepak bola inggris dan FIFA dibuat kelabakan. Untuk menenukan trofi itu kembali, pemerintah Inggris menyediakan 20.000 pounds sebagai hadiah bagi penemunya. Sayembara itu membuahkan hasil. Hanya dalam waktu 1 minggu , trofi itu ditemukan.
Menariknya, yang berjasa menemukan kembali trofi itu adalah seekor anjing berbulu putih – hitam dan bernama Pickles. Hewan pintar itu berhasil menemukan Jules Rimet di sebuah teras rumah di selatan London dengan mengendus endus bungkusan koran yang berisi trofi itu. Hadiah 20.000 poundspun diberikan kepada David Corbett selaku majikan Pickles (Jawa Pos 9/1/06)
Tuhan sanggup mengerjakan segala sesuatu tak terduga dipikiran kita, kita tak bisa mengerti langkah apa yang Ia mau kerjakan. Tapi percayalah semuanya mendatangkan kebaikan bagi kita. Hari ini pahlawan pahlawan Allah ada disekitar kita atau mungkin kita, semua bisa terjadi saat kita mau bergerak melakukan sesuatu tindakan dimana nama Allah dipermuliakan. Jadi jangan takut saat kita menyatakan Allah itu hidup, karena saat kita menyatakan Allah yang hidup maka mujizat akan terjadi, kemenangan demi kemenangan akan ada dan kita akan melihat bagamana Allah bekerja dalam hidup kita begitu dahsyat.
Oleh: Ev. Liem Thin Ping