Memilih yang baik dari antara yang jelek itu mudah.Memilih yang sedang dari yang baik juga relatif mudah.Tetapi memilih yang terbaik dari yang baik itu tidak gampang.Begitu juga memilih antara beruntung atau berhasil.Kedua-duanya baik, tetapi mana yang terbaik?
Menurut kamus bahasa Indonesia berhasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha, sedangkan beruntung adalah sesuatu yang dikaruniakan oleh Tuhan bagi perjalanan hidup seseorang. Itulah sebabnya beruntung disebut juga sebagai bernasib baik (bejo).
Keberhasilan adalah hasil kerja keras.Itulah sebabnya orang merasa bangga dengan keberhasilannya. Sementara orang yang beruntung adalah seperti orang yang menang undian; itu bukan hasil usahanya sehingga ia tidak bisa berkata apa-apa untuk menyombongkan diri.Manusia memiliki kehendak bebas. Jika ia berjerih payah ia bisa berhasil. Tetapi jika kita mengetahui kehendak Tuhan dan menemukan waktunya Tuhan, maka kita bisa beruntung.
Dr. Robert Shuler adalah pendiri Crystal Cathedral, gereja terindah di Amerika.Ia seorang pengkhotbah yang sangat baik. Gerejanya penuh dan khotbahnya disiarkan dan ditonton jutaan orang di seluruh dunia.Ia mengarang 30 buku dan 5 diantaranya dinyatakan sebagai buku terbaik menurut New York Times. Siapakah dia? Ia sendiri mengakui bahwa ia adalah seorang yang beruntung. Yang ia pegang adalah firman Allah
Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. Matius 17:20
Dengan berpegang pada ayat tersebut dan bermodalkan hanya 500 dollar ia memulai pelayanannya pada tahun 1955. Dan sekarang melalui pelayanannya Tuhan dipermuliakan.
Dalam Lukas 5:1-11 kita membaca tentang Simon Petrus seorang penangkap ikan, yang dengan keahliannya pergi ke laut pada malam hari dan berusaha keras untuk menangkap ikan, tetapi pada hari itu ia terpaksa pulang dengan tangan kosong. Dia sudah berusaha tetapi tidak berhasil walaupun ia telah memakai keahliannya.
Petrus mengalami ketidakberhasilan, tetapi kemudian ia mendapatkan firman dari Tuhan Yesus untuk pergi ke tempat yang dalam dan menebarkan jalanya di sana, walaupun itu di siang hari di mana nelayan biasanya tidak menangkap ikan. Meskipun sedikit enggan tetapi ia berpegang pada firman yang ia terima dan melakukannya. Hasilnya tangkapan yang luar biasa.Ia menangkap ikan yang begitu banyak sehingga dapat dimuatkan ke dalam dua perahu penuh dan perahunya hampir tenggelam serta jalanya koyak karena banyaknya tangkapan yang diperoleh. Petrus menjadi orang yang beruntung.
Dalam Yohanes 21:1-13 diceritakan tentang peristiwa yang hampir serupa. Orangnyasama yaitu Simon Petrus dan kejadiannya serupa yaitu setelah semalaman berusaha menangkap ikan mereka tidak menangkap seekor pun (Peristiwa yang kedua ini terjadi setelah Tuhan Yesus bangkit). Petrus terpaksa kembali ke darat dengan tangan hampa. Ketika jarak perahu ke pantai 200 hasta atau 90 meter, ia mendengar firman dari Tuhan Yesus. Tetapi kali ini ia tidak disuruh untuk pergi ke tempat yang dalam seperti sebelumnya. Ia disuruh melemparkan jalanya di tempat itu juga ke sebelah kanan perahunya. Teringat dengan kejadian yang pertama ia sama sekali tidak mempertanyakan lagi perintah Tuhan. Tanpa rasa enggan ia langsung melakukan firman yang didengarnya. Padahal 90 meter dari pantai adalah tempat yang dangkal di mana tidak ada ikan besar di tempat dangkal, apalagi di siang hari. Tetapi karena ketaatannya ia menangkap 153 ekor ikan besar dan jalanya tidak koyak. Petrus tidak lagi bertanya sebab ia sudah mengerti bahwa itu firman Tuhan. Petrus kembali menjadi orang yang beruntung.
Dari kedua cerita di atas kita dapat menarik pelajaran tentang poin-poin keberuntungan:
1. sebelum datang keberuntungan selalu didahului oleh keadaan yang kurang beruntung.
Dari dalam gelap akan terbit terang! II Korintus 4:6
Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar Mazmur 112:4
Jadi kuatkanlah hati jika kita sedang dalam masalah atau dalam keadaan yang kurang beruntung.Biarlah kita melihat kesempatan di balik masalah yang terjadi. Kata “krisis” (Wei-chi) dalam bahasa Mandarin ditulis dengan dua huruf yaitu yang berarti “bahaya” dan “kesempatan.”
Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu. Amsal 24:10
Kita tidak boleh tawar hati dalam masa kesesakan dan membiarkan tawar hati menguasai kita, karena jika itu terjadi kita tidak akan memiliki kekuatan untuk melangkah. Kita tidak akan mengalami keberuntungan. Celakanya, kesesakan tidak selalu harus oleh perkara yang besar.Kadang-kadang hal kecil pun dapat membuat hati kita terasa sesak dan patah semangat sehingga menghentikan langkah kita.Iblis dapat memancing kita dengan perkara kecil untuk membuat kita sesak hati dan patah semangat.Itulah sebabnya supaya kita jangan tawar hati kita harus percaya bahwa Tuhan mengijinkan kesesakan dan ketidakberuntungan untuk suatu tujuan yang baik bagi kita, jika kita mengasihi Dia dan berada dalam panggilan-Nya (Roma 8:28)
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.
Pengkhotbah 3:1
Kita juga harus percaya waktunya Tuhan. Jika kita sedang dalam waktu kurang beruntung, itulah saatnya kita mengandalkan Tuhan lebih lagi sehingga pada waktunya Tuhan akan mengangkat kita dan memberi kita keberuntungan.
Didalam ketidakberuntungan kita melihat keterbatasan kita.Keterbatasan itu bagus karena itu membuat kita menggunakan sumber daya kita secara efisien.Keterbatasan juga membuat kita mengandalkan Tuhan. Itulah yang akan membawa kita kepada keberuntungan.
2. Untuk mendapatkan dan mengalami keberuntungan kita harus memiliki firman yang menjadi pegangan iman kita.
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Mazmur 119:105
Jika kita masuk dalam keadaan yang berat dan mengalami ketidakberuntungan carilah Tuhan dan firman-Nya, dan jikalau mendapatkannya pegang terus. Carilah firman dengan membacanya, mendengarnya dari khotbah, radio, majalah rohani, teman persekutuan, atau apa saja. Ketika mendapatkannya pegang dan imani, kemudian lakukan sehingga menjadi jalan menuju keberuntungan.
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Yosua 1:8
3. Untuk mengalami keberuntungan kita memerlukan iman yang disertai dengan perbuatan:
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Yakobus 2:17
Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Yakobus 2:22
Apa beda impian, pengharapan dan iman?
• impian
kita melihat sasaran dengan jelas tetapi kita tidak tahu jalan untuk mencapai sasaran itu. Yusuf dalam mimpinya melihat sasaran yang akan dicapainya tetapi ia tidak tahu bagaimana jalan yang akan dilaluinya.
• pengharapan
kita melihat dengan samar-samar, sedikit demi sedikit jalan yang harus kita lalui tetapi ujungnya masih belum jelas.
• Iman atau kepercayaan
kita memiliki firman (rhema) yang kita imani, maka firman itu memberi kejelasan jalan serta hasilnya. Ketika Petrus mendapatkan firman dari Tuhan Yesus, firman itu memberi tahu dengan jelas apa yang harus dilakukannya dan memberi jaminan yang pasti hasil yang akan dicapainya.
Itulah sebabnya iman memerlukan tindakan supaya kita mencapai keberuntungan. Tindakan yang diperlukan seringkali diawali dengan tindakan kecil dan sederhana. Keberuntungan seringkali dimulai dari langkah kecil atas dasar iman. Jika kita taat dan setia dalam perkara yang kecil, maka Tuhan akan membawa kita kepada perkara yang lebih besar.
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Matius 25:21
4. Keberuntungan adalah proses yang meningkat.
Petrus keberuntungannya meningkat dari mendapatkan banyak ikan (kecil) menjadi mendapatkan 153 ekor ikan besar.Disini terjadi peningkatan bersifat kuantitatif.
Petrus juga mengalami peningkatan dalam kapasitas, dari harus pergi ke tempat yang dalam untuk mendapatkan ikan dan jalanya koyak, menjadi cukup di tempat yang dangkal (90 meter dari pantai) tetapi dapat memperoleh tangkapan ikan yang besar tanpa terkoyak jalanya.
Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lukas 5:6
Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.
Yohanes 21:11
Keberuntungan juga peningkatan dari ketidakberuntungan, seperti kata firman: Habis gelap terbitlah terang! Dan setelah itu dari keberuntungan yang satu kepada keberuntungan lain yang lebih besar.
Peningkatan keberuntungan akan meningkatkan pengenalan kita akan Tuhan. Pada keberuntungan yang pertama Petrus meningkat pengenalannya akan Yesus dari memanggil-Nya Guru, kemudian mengakui-Nya sebagai Tuhan. Pada peristiwa keberuntungan kedua Petrus langsung mengenal bahwa itu Tuhan Yesus. Peningkatan pengenalan akan Tuhan meningkatkan kepekaan kita terhadap Tuhan.
Simon menjawab: Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.
Lukas 5:5
Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Lukas 5:8
Peningkatan pengenalan juga meningkatkan kualitas rohani dan pelayanan. Pada peristiwa pertama Tuhan Yesus mengatakan bahwa Petrus akan diubahkan dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Itu kita lihat kenyataannya dalam Kisah Para Rasul 2:41. Tetapi pada peristiwa yang kedua Tuhan Yesus memberikan tugas kepada Petrus untuk menggembalakan domba-dombanya Tuhan.
Jadi keberuntungan jauh lebih baik dari pada keberhasilan.Tetapi Tuhan menentukan kita untuk mengalami kedua-duanya (Yosua 1:8). Ia mau memberkati usaha kita supayakita berhasil dan juga memberi kita keberuntungan yang jauh lebih besar dariyangdapat kita usahakan.
Oleh: Ev. Liem Thin Ping