“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3:16
Inkarnasi itu berbeda dengan Reinkarnasi, Teofani dan kerasukan.
Teofani berarti Allah menampakkan diri dalam bentuk yang kelihatan secara langsung pada saat itu, sehingga yang bersangkutan sadar bahwa mereka berhadapan dengan Allah sendiri. Umpamanya, Allah menampakkan diri-Nya kepada Musa dalam nyala api yang keluar dari semak duri, Allah menampakkan diri kepada Israel di dalam tiang awan, dalam awan yang padat yang disertai guruh dan kilat di atas gunung Sinai, di dalam kemuliaan-Nya yang melalui Musa, menampakkan diri kepada Gideon sebagai malaikat Tuhan, dan seterusnya.
Reinkarnasi adalah lahir kembali karena perjalanan karma, jadi tidak bisa memilih namun ditentukan, sedangkan Inkarnasi itu memilih lahir kembali dan bisa menyeleksi wujud apa yang hendak kita hadiri karena penguasaan tubuh rohani atau pemahaman sariraning pribadi.
kata benda "inkarnasi" maupun kata sifatnya tidak terdapat dalam Alkitab. Tetapi padanan kata Yunani untuk bahasa Latin in carne, (Yunani, εν σαρκι - en sarki)
Inkarnasi berasal dari kata Latin, incanatio (“in” : masuk ke dalam; “caro atau carnis”: daging). Secara bebas kata ini bisa kita artikan: “masuknya Allah ke dalam daging manusia dalam diri Yesus Kristus.
Kerasukan atau kemasukan adalah masuknya sesuatu kuasa (mediator) yang mengikat, mengontrol dan menguasai kehidupan mahluk itu, hal itu bisa dialami dalam diri manusia ataupun binatang. Contohnya orang yang kerasukan di Gerasa yang akhirnya lari kekawanan babi (Lukas 8:26-33)
1 Timotius 3:16
LAI TB, Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia (INKARNASI), dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
KJV, And without controversy great is the mystery of godliness: God was manifested in the flesh (INKARNASI), Justified in the Spirit, Seen by angels, Preached among the Gentiles, Believed on in the world, Received up in glory
Semua manusia di muka bumi ini tidak luput dari dosa. Rasul Paulus dalam surat Roma 3: 9-20 menyatakan bahwa tidak ada satupun manusia yang tidak berdosa (ay.10 bdn. ay. 23). Keberdosaannya terlihat ketika manusia tidak mencari Allah; menyeleweng dari kebenaran, tidak berbuat baik, kata-kata mereka penuh dengan tipu daya dan sumpah serapah, cepat menumpahkan darah, tidak takut kepada Allah, dll. (ay. 11-18).
Dalam keadaan yang berdosa, maka manusia tidak bisa menghapus dosanya dan menyelamatkan dirinya dari maut yang adalah upah dari dosa
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Roma 6:23
Seumpama gambar yang sudah rusak sama sekali dan tidak seorang pun yang dapat memperbaikinya. Begitulah manusia adanya. Bukan cuma maut yang harus ditanggung oleh manusia, tetapi kesendirian, ketakutan dan kesulitan mengendalikan nafsu dan keinginan menjadi bagian dari hidup manusia sampai saat ini menyelamatkan manusia.
Hanya Allah saja yang mampu menyelamatkan manusia! Berbagai strategi dalam menyelamatkan manusia telah dilakukan Allah. Mulai dari re-kreasi (penciptaan kembali) kehidupan melalui peristiwa air bah dan bahtera Nuh, re-kreasi yaitu sesuatu yang telah menjadi rusak dan perlu dipulihkan kepada keadaan semula. Pemanggilan Abraham dan pemilihan Israel sebagai bangsa pilihan yang dibebaskan-Nya dari penjajahan Mesir, memilih raja, bahkan mengirimkan nabi-nabinya. Namun semua cara itu ternyata tidak membuat tersambungnya hubungan Allah dengan manusia. Manusia tetap berkubang dan terbelenggu dalam dosa. Allah Turun Tangan Langsung.
Akhirnya Allah mengeluarkan “kartu truff-nya” dalam menyelamatkan manusia. Sebenarnya “kartu truff” ini bukanlah hal yang baru karena Allahpun sudah menubuat-kannya ketika Allah berkata kepada ular yang menggoda manusia pertama berbuat dosa. “…keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Kej. 3: 15b). “Kartu truff” adalah hadirnya Yesus Kristus yang adalah Allah sendiri yang datang untuk menyelamatkan manusia.
Allah bisa saja lepas tangan, masa bodoh dengan manusia yang berdosa. Bisa juga Dia gatal tangan, hukum dan habisi manusia, ciptakan lagi yang baru. Atau angkat tangan, putus asa dengan “kenakalan” manusia. Namun Allah tidak menempuh ketiga cara tersebut; Dia memilih turun tangan langsung menyelamatkan manusia. Hanya satu alasan mengapa Dia menempuh cara turun tangan langsung, karena Allah penuh kasih dan peduli terhadap dunia ini!
Cara yang digunakan Allah dalam menolong manusia yang berdosa adalah dengan turun menjadi manusia. Allah menjadi manusia yang mewujud dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Peristiwa inilah yang kemudian dikenal dengan inkarnasi Allah.
Yohanes 1: 1, 14 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah… Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”
Allah tidak menyamar dengan mengenakan tubuh manusia. Allah tidak kelihatannya seperti manusia (contohnya malaikat). Tetapi Allah sungguh-sungguh menjadi manusia. Salah satu ciri bahwa Allah menjadi manusia yaitu Yesus melalui proses kelahiran yang berasal dari kandungan seorang anak dara bernama Maria; sebuah proses yang lazim bagi kehadiran manusia. Selain itu Yesus hidup dan bertumbuh seperti layaknya manusia. Beberapa catatan Alkitab mengemukakan bagaimana Yesus bertumbuh besar secara fisik dan rohani. Ia makan bersama murid-murid-Nya. Dia menangis. Dia mengalami ketakutan
Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Lukas 2: 52
Maka menangislah Yesus. Yohanes 11:35
Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah Lukas 22: 44
Yesus bukan hanya manusia saja; tetapi Dia juga adalah Allah karena proses kelahiran-Nya tidak lepas dari Allah. Disinilah kita memahami bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia; Allah 100% dan manusia 100%. Bukan setengah Allah dan setengah manusia.
Yesus pernah menampakkan diri sebagai Allah 100% disebuah gunung yang tinggi, biasanya murid muridnya menyebut Yesus sebagai rabi atau guru tetapi sekarang mereka menyebutNya TUHAN
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.
Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Matius 17:1-4
Proses kehadiran-Nya sebagai manusia tidak melalui proses persetubuhan antara Roh Kudus dengan Maria, seperti layaknya kehadiran anak dalam keluarga melalui proses persetubuhan pria dan wanita. Inilah yang menjadi misteri Ilahi yang terus terang sulit untuk dijelaskan secara rasio. Namun hal ini tidak mengurangi kepercayaan terhadap inkarnasi Allah. Kita harus mengakui bahwa ketika berbicara tentang Allah, tidak seluruhnya kita bisa jelaskan dan mengerti secara rasio; diperlukan sisi lain yang amat kuat yaitu kita menerimanya secara iman.
Selain menunjukkan kasih Allah, peristiwa inkarnasi Allah memberikan kita keyakinan iman bahwa:
1. Allah yang kita sembah bukanlah Allah yang jauh, yang tidak bisa dijangkau oleh manusia.
Karena Dia adalah Allah yang menjadi manusia, maka Dia menjadi dekat dengan manusia, yang dapat dijumpai kapan saja dan dimana saja saat kita ingin menjumpaiNya.
2. Allah yang kita sembah adalah Allah yang memahami dan mengerti segala pergumulan kita.
Dia turut merasakan apa yang kita rasakan, menanggung apa yang kita tanggung, termasuk penderitaan kita karena Dia sudah terlebih dahulu menderita untuk kita Karena itu kita mengenal Allah kita pun sebagai sahabat yang bersimpati dan berempati terhadap kita.
“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” Ibrani. 4: 15
Jadi mengapa Allah mau turun menjadi manusia dan memakai cara ber-inkarnasi
1. agar dekat dan mengerti kehidupan manusia,
ciptaan-Nya yang sempurna namun kehilangan kemuliaan Allah karena dosa. Dia memang bisa menyelamatkan manusia dari tempat-Nya yang tinggi, namun hal ini tidak akan pernah membuat manusia merasa dekat dengan-Nya.
2. Allah juga membuat kita yakin bahwa Allah kita adalah Allah yang selalu hadir
memberikan kekuatan kepada kita untuk melawan dosa. Hal inilah yang menandai bahwa Dia adalah Allah yang menyertai manusia
Oleh: Ev. Liem Thin Ping