Rek BCA: 2 1 4 0 5 9 4 8 0 9 a/n INDRAWATTY

Shalom. Selamat Datang & Selamat Bergabung Di Web Blog "House Of All Nations". Kami mengundang Bapak, Ibu & Saudara/i yang rindu untuk datang beribadah dan berkumpul bersama pada jadwal kebaktian Kami. Tuhan Yesus senantiasa memberkati kita. Bagi anda yang diberkati oleh warta ini, anda bisa membantu kami berupa dana yang dapat anda kirimkan ke rekening kami di atas.

Jumat, 19 November 2010

SETIA DALAM PERKARA KECIL


"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar Lukas 16:10 Suatu hari, seorang hamba Tuhan yang masih muda menelpon salah seorang jemaat, yaitu seorang pembuat sepatu sederhana yang saleh. Hamba Tuhan ini senang berbicara dengan pembuat sepatu itu, sambil memperhatikan betapa si pembuat sepatu bekerja dengan sepenuh hati. Diliputi oleh perasaan kagum melihat kesungguhannya dalam bekerja, hamba Tuhan ini berkata,”Andaikan semua orang di Dunia bekerja seperti Bapak bekerja, tentu kehidupan ini akan menjadi lebih baik. Pak tolong ceritakan bagaimana Bapak dapat tetap bekerja dengan sepenuh hati, walaupun Bapak melakukan pekerjaan yang bagi orang lain kelihatannya begitu rendah.”

sepatu itu menjawab,”Saudaraku, saya tidak menganggap pekerjaan saya itu rendah.”
Hamba Tuhan itu tiba tiba sadar akan apa yang telah ia ucapkan dan bagaimana ia telah menyinggung tukang sepatu itu, sehingga segera saja ia berkata,’ Maafkan saya saudaraku, saya sama sekali tidak bermaksud menghina mata pencarian Bapak.’

Sambil tersenyum pembuat sepatu itu menjawab,’ Tidak pak, ada sama sekali tidak menyinggung saya. Saya percaya bahwa pekerjaan saya sama besarnya dan sama kudusnya dengan saat ketika Bapak sedang menyampaikan kotbah.

Saya percaya bahwa saat saya berdiri dihadapan Tuhan suatu hari nanti, Ia akan bertanya kepada saya,’ Anakku jenis sepatu apa yang kamu buat?’ Dan saya dapat berkata kepadaNya bahwa saya membuat sepatu yang terbaik yang dapat saya buat, sepatu sepatu yang saya doakan dan saya buat bagi kemuliaan namaNya. Akan saya katakan kepadaNya bahwa saya juga berdoa bagi orang orang yang akan mengenakan sepatu saya, agar setiap langkah yang mereka lakukan, menuntun mereka ketempat tempat yang diinginkan oleh Tuhan.

Dari cerita itu kita akan belajar
1. semasa hidup kita apa yang sudah kita lakukan itu merupakan suatu bentuk keberhasilan atau cenderung berputar tak tentu arah.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Mazmur 1:3

Ronald Reagen pernah berkata ‘ Jangan bertanya apa yang kau beri kepada negaramu, tapi tanyalah apa yang bisa kau berikan untuk negaramu.’
Tuhan juga ingin berkata jangan tanya apa yang Allah beri kepada kita, tapi tanyalah apa yang kita sudah beri kepada Allah. Jangan tanya apa yang gereja bisa beri untuk kita, tanyalah apa yang bisa kau beri untuk gereja.
Sering kita menuntut apa keuntungannya ‘saya ikut Yesus, saya dapat apa, ada pertolongan, ada kesembuhan, kekayaan, nama baik atau yang lain.’ Sekarang kita perlu ubah saat ini, ubah konsep dan cara berpikir kita. kalau selama ini cara berpikir kita salah kita perlu perbaruhi. Sekarang pandang Yesus

2. apa yang aku lakukan semuanya tidak sia sia dan terbaikkah?
Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah I Korintus 10:31

Setiap apa yang kita kerjakan, lakukan yang terbaik. Karena kita melakukannya untuk Tuhan bukan untuk manusia.
Saat kita bekerja, makan, minum, sekolah, main musik, menyanyi, menjaga anak, mengasihi suami, istri, keluarga, atau melakukan hal yang lain. Lakukan semuanya untuk Tuhan.

Apapun yang kita lakukan kita perlu Dia yang menutun langkah kita, jangan bergerak menurut langkah kita. Saat kita berdoa maupun baca Firman Tuhan biarlah Ia memampukan kita. Saat melakukan apapun minta Dia agar bisa sesuai dengan kehendakNya.

Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Yohanes 16:13

Oleh: Ev. Liem Thin Ping

Sabtu, 13 November 2010

JADIKAN YESUS SEBAGAI YANG TERUTAMA


Tuhan menciptakan manusia satu dengan yang lain tidak sama. Bahkan saudara kembar yang mirip sekalipun juga ada perbedaannya. Baik itu sifat, karakter, kebiasaan, hobby, dll.

Tiap kita mempunyai kelebihan. Ada yang bisa mengasihi lebih dari temannya. Temannya bisa lebih setia dibanding yang lain. Tetapi, Tuhan ingin kita bisa mengasihi Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai yang terutama.

Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Keluaran 20:3

Kenapa Tuhan memberikan perintah itu pada kita?
Terkadang kita mengatakan tidak ada Allah lain di hati kita. Kita juga tidak membuat Allah lain. Tetapi, Tuhan tahu hati kita yang terdalam. Memang kita tetap pergi ke gereja, memang kita tidak pindah agama. Dan memang kita tidak membuat lembu emas seperti yang telah bangsa Israel lakukan. Tetapi, sudahkah kita membuang segala sesuatu yang kita sukai dan sayangi bila Tuhan menghendakinya?

Contohnya:
Ada orang yang bekerja sampai jauh malam. Sampai pada suatu saat ia jatuh sakit. Pada saat sakit itulah ia menyadari bahwa bekerja memang perlu, tetapi janganlah kita menjadikan pekerjaan kita menjadi yang terutama. Biarlah yang terutama adalah
Tuhan, baru yang lainnya.

Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Matius 22:37-38

Kenapa kita harus mengutamakan Tuhan?
Karena Tuhan telah berjanji:
1. Bahwa anak cucu kita tidak akan meminta-minta roti
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; Mazmur 37:25
2. Bahwa kita akan mewarisi negeri.
Orang-orang benar akan mewarisi negeri dan tinggal di sana senantiasa.
Mazmur 37:29

Karena Tuhan telah menciptakan kita, Ia mempunyai rencana yang indah buat kita.

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Pengkotbah 3:11
Tuhan? Kalau kita ingin menerima janji-janjiNya, berubahlah! Jadikan Allah menjadi yang terutama dalam kehidupan kita.
Oleh: Sdri. Agustine

BERTINDAK ADIL


Saat masih kecil, saya dan adik saya, Simon, selalu ingat cara ibu membagi sesuatu supaya adil. Misalnya, ketika ibu menghidangkan sepotong kue di meja, sambil meletakkan pisau di samping kue itu ia berkata, “Silahkan salah seorang memotongnya dan yang lain memilih bagiannya.” Karena orang yang memotong berbeda dari orang yang memilih kue, maka kami selalu berusaha memotong dengan seadil mungkin supaya kami mendapatkan yang terbaik. Hal itu mendidik kami untuk bersikap adil dalam setiap tindakan. Ada hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Seorang pengecut akan bertanya: Amankah? Seorang politikus akan bertanya: Populerkah? Suara hati akan bertanya: Benarkah?
Disadur dari Setetes Embun bagi jiwa

Sabtu, 06 November 2010

BANGSA YANG TERPILIH


Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia memanggil mempelai laki-laki, I Petrus 2:9
Setiap kita mengikuti Kristus, tidak terukur betapa besar kasih Allah kepada kita. Tetapi, seringkali kita tidak mengerti apa maksud dan rencana Tuhan dalam kehidupan kita, tetapi Tuhan tidak pernah salah.
Allah sama seperti orang tua kita yang memiliki harapan agar anak-anak mereka menjadi anak yang sesuai dengan keinginan mereka. Begitu juga dengan Bapa kita.
Ia sudah memilih kita menjadi bangsa yang terpilih dan perintahNya adalah supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatanNya yang besar.
Seperti kehidupan Lewi yang semula berada di bawah kutuk Yakub, namun akhirnya suku Lewi pun terpilih untuk melayani pekerjaan Tuhan sebagai Imam dan Imam Besar.

Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan. Janganlah kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahannya mereka telah membunuh orang dan dalam keangkaraannya mereka telah memotong urat keting lembu. Terkutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel.
Kejadian 49:5-7
"Hanya suku Lewi janganlah kaucatat dan janganlah kauhitung jumlahnya bersama-sama dengan orang Israel, tetapi tugaskanlah mereka untuk mengawasi Kemah Suci, tempat hukum Allah dengan segala perabotan dan perlengkapannya; mereka harus mengangkat Kemah Suci dengan segala perabotannya; mereka harus mengurusnya dan harus berkemah di sekelilingnya. Bilangan 1:49-50

Lewi dikutuki ayahnya (Yakub) karena telah membunuh, dan saat itu Lewi masih dekat dengan Simeon.
Maka usul Hemor dan Sikhem, anaknya itu, didengarkan oleh semua orang yang datang berkumpul di pintu gerbang kota itu, lalu disunatlah setiap laki-laki, yakni setiap orang dewasa di kota itu. Pada hari ketiga, ketika mereka sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak Yakub, yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, setelah masing-masing mengambil pedangnya, menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap laki-laki. Juga Hemor dan Sikhem, anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang, dan mereka mengambil Dina dari rumah Sikhem, lalu pergi. Kejadian 34:24-26
‘Simeon’ adalah gambaran dari kehidupan yang penuh dengan kedagingan. Seperti sombong, kemarahan, kekerasan, iri hati, dsb. Begitu juga dengan kita, jika kita tidak mau melepaskan diri dari kedagingan, maka tabiat tersebut akan terus melekat dalam kehidupan kita.
Tapi, kalau kita mau melepaskan semuanya itu dan hidup melekat dengan Allah, kita akan dipakaiNya menjadi alatnya yang indah. Seperti suku Lewi yang berpihak pada Allah. Maka Allah menghapuskan kutukannya dan memberikan kedudukan dan berkat yang terhormat bagi mereka.
maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi. Keluaran 32:26
Dan sekarang marilah kita memeriksa diri kita masing-masing apakah kita telah terbebas dari Simeon-Simeon kita? Bila masih belum, mintalah pertolongan Tuhan agar kita mampu terlepas dari Simeon-Simeon tersebut.
Oleh: Ibu Kimling

SILSILAH YESUS


Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria
Matius 1:5,6
Matius 1:1-7 inilah silsilah dari Yesus Kristus, kalau kita lihat latar belakang mereka ada yang berasal dari bangsa yang lain, keturunan pelacur, istri orang lain. Contohnya: Salmon punya istri bernama Rahab, Rahab punya latar belakang seorang pelacur dan dari bangsa Kanaan, kota Yerikho, dan bangsa kafir. Salmon itu sendiri temasuk salah satu dari dua pengintai yang diutus oleh Yosua, itu menurut catatan sejarah gereja. Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ.

Kelebihan Rahab: Rahab satu satunya pahlawan iman yang ditulis di alkitab, yang bukan berasal dari Israel.
Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik. Ibrani 11:31
Keturunan berikutnya adalah Boas punya istri bernama Rut, janda, mertuanya bernama Naomi, dari bangsa Moab dan bangsa kafir.
3 Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. Rut 1:4

Kelebihan dari Rut: karena kasih Allah kepada Rut, maka Rut menyatakan pertolongan Allah yang luar biasa dengan menulis kitab Rut (satu satunya orang diluar Israel yang menulis kitab didalam Alkitab).

Daud mempunyai istri namanya Batsyeba (orang israel). Batsyeba adalah istri dari Uria, Daud mendapatkan Batsyeba dengan cara membunuh Uria di pertempuran yang direncanakan.

Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati." II Samuel 11:15

Kalau kita melihat latar belakang mereka yang akhirnya menuju kekelahiran Yesus Kristus, sungguh menakjubkan. Mereka dari latar belakang yang tidak baik, tapi yang mau menjadikan diri mereka diubah oleh Allah menjadi suatu umat pilihan, umat ilahi.
Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. Maleakhi 2:1Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: I Petrus 2:9

Bagaimana dengan kita kita punya latar belakang yang buruk, atau lebik buruk lagi apakah kita mau diubah olehNya menjadi keturunan ilahi?
Benih harus mati baru ia bertumbuh menghasilkan tunas, batang dan bunga. Saat kita mati (secara rohani) dan lahir baru, ia baru bisa melihat kerajaan Allah.
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Yohanes 3:3

Artinya kita mematikan keinginan daging kita, kalau saat ini kita belum mampu minta Dia yang memampukan kita untuk bisa berjalan dalam kehendakNya. Maka kita pasti mengalahkan keinginan daging kita.
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Yohanes 3:6
Oleh: Ev. Liem Thin Ping

SESAMAMU MANUSIA


Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" Lukas 10:25-37


Seorang ahli Taurat dengan sombongnya membicarakan tentang kasih, ia merasa ia sudah menjalankan seluruh hukum taurat lebih baik dan lebih ahli dibandingkan dengan yang lainnya.
Maka itu Yesus mengibaratkan tentang sesamamu manusia dengan adanya seorang Samaria (ayat 33) yang mau datang menolong orang Israel yang sedang tergeletak dijalan akibat dirampok habis habisan oleh penyamun (ayat 30), walau seorang imam dan seorang Lewi yang mengerti akan kebenaran Firman Tuhan (ayat 31,32) melihat orang itu sedang tergeletak, tetapi ia malah melewatinya (menghindari).

Kasihilah sesamamu (ayat 27) itu termasuk semua orang, baik orang mampu atau tidak mampu, baik orang sempurna fisiknya maupun orang cacat fisik, baik orang sehat maupun kurang sehat dalam segi mental (gila). itulah yang dikatakan sesamamu.

Dalam pelayanan kita cenderung memilih orang yang mampu, orang baik fisiknya, orang yang waras, bagaimana dengan kalimat ‘Kasihilah sesamamu manusia’. Itu bukan dalam pelayanan saja, tapi dalam setiap pergaulan, cara pandang, dan hubungan dengan sesama. Lalu apa bedanya kita dengan ahli taurat yang sombong itu.

Banyak orang punya konsep kalau kasih itu tidak gampang marah, lemah lembut, sabar. Kalau kita berpandangan demikian itu namanya bukan kasih tapi menahan diri (gempet). Apa yang dilakukan oleh kasih itu mengarah ke tindakan positip, baik diterima dengan baik atau tidak, kasih itu tetap bergerak untuk menyatakan suatu tindakan (bukan teori saja).

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. I Korintus 13:1-3

Walau kita bisa berbahasa malaikat (bahasa surgawi atau bahasa roh), atau pendidikan kita cukup tinggi sehingga kita mampu berbicara dalam banyak bahasa (inggris, perancis, belanda dsb) itu tidak artinya kalau kita tidak bisa mengasihi sesama kita (ayat 1).

Mungkin kita bisa buat mujizat, bernubuat, atau tanda tanda yang begitu mengherankan, sampai harta dan nyawa kita, dipertaruhkan untuk pekerjaan Tuhan. Tapi terhadap sesama (saudara, orang sekeliling, orang terbuang atau terabaikan) kita abaikan, kita lebih cenderung mencari pujian untuk diri sendiri (mencari WAH). Maka apa yang kita lakukan adalah sia sia.

Hari ini saatnya kita mau melepas ego kita, pandangan yang selama ini salah, waktunya kasih itu dinyatakan. Buat suatu keputusan bahwa hari ini saya mau berubah, katakan pada Tuhan ‘Tuhan aku mau berubah bimbing aku dijalanMu” maka Dia akan menuntun kita sesuai dengan langkah yang Dia tuju.
Oleh: Ev. Liem Thin Ping

KERUKUNAN


Seorang turis tampak terkesan dengan sungguhan wayang kulit yang semalam disajikan oleh hotel tempat dia menginap. “Nilai filsafat apa yang anda perleh dari pertunjukkan wayang kulit?” tanya seorang pemandu wisata. “Kerukunan” jawab si turis mantap. “Bayangkan, sekalipun mereka habis berperang mati-matian, mereka tidur bersama-sama dalam satu kotak”
Disadur dari Renungan Pagi