Dalam tiap permasalahan kita kenal namanya pihak ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4.
• Pihak ke-1,
• Pihak ke-2,
yaitu kita bermasalah dengan siapa dengan keluarga, dengan uang, dengan pekerjaan, dengan rekan sekerja, dengan pacar, dengan gereja, dengan pelayanan, dengan seseorang atau teman, dengan Allah, dengan setan atau dengan lainnya.
• Pihak ke-3,
yaitu keterlibatan 1,2,3 orang dalam mendamaikan atau akan memperkeruh dari permasalahan itu.
• Pihak ke-4,
yaitu masyarakat dalam menyelesaikan atau memperkeruh permasalah itu
Pihak ke-1 sampai ke4 itu ada karena ada kehendak bebas manusia
Pengaruh pihak ketiga ini sangat besar, saat kita mendatangi pihak ke-3,
1. ia mampu memberi solusi, jalan keluar (jalan tengah), jalan terang, jalan kehidupan, penyelesaian atau kedamaian.
2. Ia mampu membuat masalah jadi tambah besar atau pertengkaran yang lebih memanas.
Dalam setiap langkah atau persoalan kita sering kita menemui pihak ke-3 yang mengikuti kita baik mengarah keburukan maupun kebaikan.
Selain manusia kita juga melibatkan Iblis maupun Allah didalamnya baik menjadi pihak ke-2 maupun pihak ke-3.
Contoh pihak ke-2: saat kita berdoa, bertanya anak kita sekolah, bertanya harusnya langkah kemana. Sama seperti kepada manusia.
Contoh pihak ke-3: kita punya hutang tak bisa bayar kita butuh pihak ketiga untuk terlibat dalam penyelesaian hutang, saat butuh konseling, ini jodoh yang tepat atau tidak, mau berpergian atau tidak, dsb.
Dalam masalah pihak kedua atau ketiga kita jangan lupakan ada pihak Iblis yang juga
terlibat didalamnya. Kadang kita mengikuti kehendak Allah semenit kemudian
kita sudah berubah mengikuti kehendak setan.
Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;
barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.
Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya. I Yohanes 3:7-10
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling unggul dari segala makhluk di bumi. Tuhan menciptakan manusia dengan hati nurani, akal budi dan berkehendak bebas. Ketiga hal itu menjadi bagian yang hakiki di dalam diri manusia, namun kehendak bebas menjadi arena incaran si Iblis agar manusia melawan Tuhan. Iblis suka menggoda manusia menggunakan kehendak bebasnya untuk memberotak kepada Tuhan, yaitu dengan melakukan segala hal yang jahat yang dibenci Tuhan.
Hal-hal jahat seperti menyombongkan diri, memfitnah, memberontak dan melawan orang tua, tidak tahu bersyukur, tidak memedulikan agama, tidak mau mengasihi, tidak suka berdamai, suka menjelek-jelekkan orang lain, suka memakai kekerasan, berjudi, mencuri, menipu, mabuk-mabukkan, tidak dapat mengekang diri, garang atau kejam, tidak suka yang baik, berlagak tahu, dan lebih menuruti keinginan daging daripada Tuhan.
Kehendak bebas yang ada di hati manusia itulah yang kerap diracuni si Iblis. Karena itu hati manusia menjadi licik atau cenderung jahat.
Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Yeremia 17:9
Jadi kalau tidak waspada menjaga hati, sedikit saja si Iblis melemparkan panah api jahatnya maka kejahatan itu akan mudah tertancap pada hati manusia.
Pengkhianatan Yudas menjadi contoh di mana Iblis sebagai pihak ke-3 merasuk kehendak bebas sehingga Yudas memutuskan untuk menjual dan mengkhianati Yesus. Kehendak bebas Ananias juga diracuni di Iblis sehingga Petrus berkata demikian kepada Ananias yang sedang berusaha menipu
Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
Kisah Para Rasul 5:3
Iblislah yang bekerja di belakang perlakukan jahat manusia, tentu dengan seizin manusia itu karena ia hanya pihak ke-3, yaitu dengan membiarkan kehendak bebasnya diperalat untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan yang baik.
Banyak orang memberi toleransi pada dosa yang sifat dasarnya jahat dengan berkata, “Ah, sekali-sekali tidak apa-apa.”, atau “Cuma dosa kecil kok!”, atau “Sekali ini saja, lain kali tidak lagi.” Semua itu sering dijadikan alasan untuk membenarkan diri, padahal di balik itu semua tanpa disadari Iblis sedang menarik kita masuk ke dalam jerat yang lebih dalam lagi, yang dibentangkannya. Dosa yang kelihatan sepele bisa menjadi awal dari serangkaian dosa dan kehancuran yang akan terus membesar.
Tuhan memang memberikan kita kelonggaran untuk menggunakan hal bebas itu, tetapi ada akibat atau konsekuensi yang kita terima ketika mendengar bisikan si Iblis untuk menggunakan kehendak bebas yang berlawanan dengan kehendak Allah. Karena itu jagalah hati dan hidup kita dengan segala kewaspadaan, karena hanya dengan demikian kita luput dari segala penghukuman yang Tuhan sediakan bagi Iblis dan pengikut-pengikutnya.
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,
suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! II Timotius 3:1-5
Oleh: Ev. Liem Thin Ping