Bolehkah orang kristen kaya? Bolehkah orang kristen bekerja dengan keras? Kaya yang bagaimana menurut kebenaran Firman Tuhan? Bagaimana melekatkan hati kita pada Tuhan kalau ada dan tidak adanya uang? Bagaimana caranya mengumpulkan harta di Surga? Mengapa banyak orang memberi hartanya kepada orang lain tetap tidak diberkati?
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Matius 6:21-23
Sering ada perkataan bahwa mata tidak akan pernah puas memandang. Jika kita melihat kemegahan Dunia ini yang ditawarkan untuk dinikmati kita bisa lupa akan kehendak Allah, maka hatipun menjadi beralih sama seperti saat Esau menukarkan hak kesulungannya. Hak kita sebagai anak Allah ditukarkan dengan semangkok hawa nafsu yang masuk lewat mata atau panca indera. Dan walaupun Esau mencarinya dengan mencucurkan air mata, hak itu tidak didapatkannya kembali.
Manusia tidak akan pernah puas dengan keinginannya walau demikian itu sangat wajar bila diarahkan kearah yang positip, tapi kebanyakan manusia menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, menjilat dengan atasannya, korupsi, menjatuhkan rekan kerjannya, mencuri, membunuh dan menghancurkan itu akan sering dijumpai dalam kehidupan sehari harinya. Kita masih hidup di Dunia ini, Dunia ini menawarkan godaan yang sulit dihindari yaitu hidup menurut ukuran Dunia
Kemegahan dan keinginan Dunia itu tidak akan menjatuhkan manusia, yang membuat manusia jatuh karena Iblis memakai kemegahan dan keinginan Dunia sebagai prasarana untuk menjatuhkan manusia. Sama seperti zaman Hawa, Iblis memakai perintah Tuhan sebagai prasarana untuk menjatuhkan Hawa. Iblis bisa memakai berbagai cara untuk menjatuhkan manusia salah satunya yaitu melalui harta.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Matius 6:21
Jangan biarkan harta itu menguasai kita, kalau harta itu menguasai kita Iblis akan mendompleng dan menjatuhkan kita. Kalimat ini bukan ‘dimana uangmu berada’ tapi ‘dimana hartamu berada’, jadi makna harta dari Firman ini cukup luas.
Kemegahan dan keinginan Dunia bukanlah dosa.
contohnya kita punya emas, rumah, sepeda motor, pakaian, makanan dan
minuman dsb. Kalau itu semua dosa ya tidak usah dipakai semuanya dan dimakan, nanti jadi Adam dan Hawa yang berada di Taman Eden.
Harta yang kita punya tidak salah untuk kita miliki tapi jangan biarkan melebihi kasih kita pada Kristus. Kadang manusia menghalalkan semua cara untuk mendapatkannya bahkan mereka mampu menjual harga dirinya bahkan dirinya (melacur) untuk ditukar dengan sesuatu yang tidak kekal.
Jangan biarkan kemiskinan atau kekayaan menghancurkan kita, jangan biarkan anak atau keluarga mampu menciptakan ilah lain, jangan biarkan sedikit kemewahan mampu menjual diri kita. Banyak orang jatuh karena harta itu dijadikan allah untuk mereka.
Untuk hati dan pikiran terarah terus pada Tuhan tidaklah gampang karena kita tinggal di Bumi dan setiap harinya banyak yang kita lihat dan kecap, setiap harinya selalu dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang berbeda, selain itu keinginan mata dan hati yang selalu mengoda. Setelah merasakan kenikmatan yang ada lalu dialihkan mata dan hati kepada Kristus tidaklah gampang.
Menikmati sesuatu yang ada didalam Dunia tidaklah dosa selama sesuai dengan kehendak Allah.
Kaya yang menurut Firman Tuhan
Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." Lukas 12:21
Kita boleh kaya, kita boleh mengumpulkan harta, bahkan harus rajin contohnya kita harus serajin semut, tapi kekayaan yang kita alami harus sesuai dengan kehendak Tuhan yaitu dalam kebenaran, itulah kerinduan Tuhan.
Kaya yang bagaimana menurut kaca mata Allah
Orang yang kaya materi tapi kikir dan tak mau berbagi adalah orang yang miskin dalam pandangan Allah. Tapi sebaliknya meskipun orang tersebut miskin tapi kalau ia suka berbagi maka ia adalah orang kaya dalam kaca mata Allah. Dengan kata lain ukuran kayanya seseorang dalam kacamata Allah diukur dari keberanian dalam memberi atau berbagi. Keberanian dalam memberi atau berbagi ini dikenal dengan istilah “kaya dalam kemurahan.”
Pada waktu sekolah SD dalam pelajaran matematika ada penjumlahan, perkalian dan pembagian. Dari semuanya itu “pembagian” diajar paling terakhir, karena memang “pembagian” adalah hal yang paling sulit dalam matematika SD. Demikian juga halnya sekarang banyak orang Kristen lebih gampang mengumpulkan (penjumlahan dan perkalian) daripada pembagian (berbagi). Penyebabnya adalah karena berbagi adalah pelajaran yang sulit sehingga perlu dilatih secara intensif.
Contoh-contoh orang yang suka berbagi.
Jemaat Makedonia adalah jemaat yang miskin namun suka berbagi.
Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.
Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. II Korintus 8:1-2
Paulus juga orang yang suka memperkaya banyak orang.
sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu II Korintus 6:10
Berbagi dan tidak menjadi miskin
Bagaimana mungkin saat kita berbagi kita tidak akan kekurangan, padahal nyatanya uang atau harta kita jadi berkurang? Jawabannya adalah saat orang mau berbagi akan semakin di berkati Tuhan, ini prinsip yang diterapkan oleh Firman Tuhan. Sedang prinsip ekonomi yaitu berusaha sekecil kecilnya untuk memperoleh hasil sebesar besarnya.
Bagaimana caranya mengumpulkan harta di Surga
Paulus mengatakan bahwa cara menabung di Surga, bukan pergi ke Bank tapi berbagi. Menabung atau mengumpulkan harta di Surga dilakukan dengan tidak “mengumpulkan” tapi justru “suka memberi dan membagikan”.
Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi
dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya. I Timotius 6:18,19
Mungkin ada yang tidak setuju dengan point ini. Tuhan Yesus menyuruh kita untuk menggumpulkan harta di Surga dengan pertimbangan bahwa harta itu seperti “Lem” yang mempunyai daya rekat yang sangat kuat. Karena harta bisa membuat hati kita melekat padanya, sehingga di mana saja harta kita berada di situ juga hati kita berada.
Kalau harta kita ada di Surga maka disitulah hati kita terekat disana, dengan demikian ketika kita berbagi, kita sedang menyimpan harta pada tempat yang tepat, sehingga hati kitapun akan ikut melekat di mana tempat harta kita di simpan. Ketika harta kita disimpan di Surga, maka hati kitapun akan ikut ke Surga. Sehingga dengan demikian pikiran kita akan selalu memikirkan perkara-perkara di Surga.
Mengapa banyak orang sukar memberi kepada orang lain maupun pekerjaan Tuhan?
Karena mereka belum memberi dirinya kepada Allah. Berilah dirimu terlebih dulu kepada Allah dan engkau akan melihat bahwa berbagi adalah sebuah sukacita besar dan bukan sebuah beban atau keterpaksaan.
Sikap kita terhadap harta yang menentukan penilaian Tuhan terhadap kita. Kalau kita bersandar pada harta, memegahkan harta dan bukan pada Tuhan sebagai pemberi harta maka pada hakikatnya kita adalah orang miskin dalam kaca mata Allah, meskipun mungkin secara materi kita adalah orang yang kaya raya.
Alkitab juga menjelaskan jenis jenis kekayaan yang akan kita terima ketika kita berada dalam Yesus.
1. Kaya dalam iman, Yakubus 2:5
2. Kaya dalam kemurahan, II Korintus 8:2
3. Kaya dalam Perkataan, I Korintus 1:5; II Korintus 8:7
4. Kaya dalam pengetahuan, I Korintus 1:5; II Korintus 8:7
5. Kaya dalam kebajikan, I Timotius 6:18; II Korintus 8:7
6. Kaya dalam Kasih, II Korintus 8:7
Dengan demikian, siapapun engkau entah miskin maupun kaya secara materi, entah hitam atau putih kulitmu, entah apa bahasamu, ketika engkau sudah lahir baru, saudara dan saya adalah orang-orang yang kaya dalam penilaian Allah.
Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. II Korintus 8:9
Oleh: Ev. Liem Thin Ping