Kata ‘Lalang’ hanya terdapat di dua bagian Firman Tuhan, yaitu
maka biarlah bukan gandum yang tumbuh, tetapi onak, dan bukan jelai, tetapi lalang." Sekianlah kata-kata Ayub. Ayub 31:40
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.
Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku." Matius 13:24-30
Kata ‘Lalang’ (ibraninya bo ‘shah) artinya rumput liar yang berbau busuk atau rumput yang berbahaya.
Sebenarnya kata bo ‘shah mengacu pada semua tanaman yang bebau busuk dan bebahaya, dan lalang adalah salah satunya. Maka tidak mengherankan kalau Ayub memakai kata lalang sebagai contoh tanaman yang tidak berguna.
Kontras dengan jelai (ibraninya zizanion) yang artinya gandum palsu (king james version tares ; Niv weeds ; Darby Bibel 1889 darnel), terjemahan dalam bahasa Latin adalah lolium temulentum, yang artinya mabuk (lemulentus = mabuk) karena lalang yang terinfeksi jamur bisa mengakibatkan kemabukan bahkan kematian.
Dalam kadar tertentu lalang yang terinfeksi jamur ini bisa digunakan sebagai obat tidur.
Dalam bahasa Arab lalang disebut zuwan, yang artinya mual.
Lalang banyak tumbuh di Suriah dan di Palestina, mempunyai siklus hidup seperti gandum. Tingginya bisa mencapai 120 cm. panjang daunnya bisa mencapai 20 cm lebih dengan lebar sekitar 1,2 cm.
Ketika baru tumbuh, lalang hampir sama dengan gandum dan orang kesulitan membedakan antara keduanya. Tetapi, setelah besar dan setelah berbuah, maka perbedaan itu sangat jelas.
Kalau tanaman gandum bijinya berat, sehingga akan membuat batangnya terkulai.
Sedangkan lalang, bijinya ringan, sehingga batang lalang akan tetap tegak, biji lalang kelihatan akan lebih gelap daripada biji gandum.
Yesus memberi perumpamaan tentang lalang diantara gandum dengan penjelasan
Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."
Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia;
ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.
Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.
Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Matius 13:36-43
Dari perumpamaan dan penjelasan yang Yesus berikan, kita mendapatkan jawaban atas beberapa hal yang sering dipertanyakan:
Kejahatan yang ada di Dunia ini bukan berasal dari Tuhan tetapi Iblislah yang menaburkan benih benih yang tidak baik kedalam hidup manusia. Apa yang diciptakan oleh Tuhan, semuanya sungguh amat baik adanya tetapi Iblis merusaknya.
Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. Kejadian 1:31
Dengan adanya kejahatan di Dunia ini, bukan berarti Tuhan tidak ada, atau tidak perduli, atau tidak berkuasa menghentikannya. Tuhan tidak mau mengacaukan keadaan tetapi memberikan kesempatan kepada keduanya untuk bertumbuh. Bayangkan, jika setiap orang berbuat dosa atau jahat langsung meninggal, Dunia akan menjadi kosong!
Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. II Petrus 3:15
Baik gandum maupun lalang, pada saatnya nanti, akan mendapat tempatnya masing masing. Gandum akan ditempatkan di lumbung Tuhan atau di Surga, sedangkan lalang yaitu penyesat dan pembuat kejahatan, akan dicampakkan ke dalam dapur api atau Neraka dimana terdapat ratapan dan kertak gigi!
Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Matius 13:49,50
Oleh: Ev Liem Thin Ping
Tidak ada komentar:
Posting Komentar