Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Lukas 2:52
Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya. Amsal 8:11
Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu, Amsal 7:4
Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
Yakobus 3:13-18
Salomo mengatakan hikmat lebih berharga daripada permata. Juga menganggap hikmat adalah saudara. Kita harus memilih hikmat yang dari Tuhan. Biarlah kita menjadi orang yang bijak dan berakal budi. Hikmat menjadikan kita pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan.
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Matius 5:9
Bila dimana ada perselisihan ada kekacauan disana. Perlu pendamai untuk menyelesaikan masalah. Jika dalam hati ada kepahitan, pasti juga ada iri hati terhadap sesama manusia.
Sifat manusia dalam hidupnya cenderung mementingkan dirinya dan segala macam perbuatan jahat yang timbul dari hawa nafsu manusia. Jadi manusia itu tidak mudah. Hidup itu sangat susah. Oleh karena itu kita perlu melatih diri menjadi dewasa.
Contoh orang yang tidak berhikmat: kalau ada pertengkaran masih terus bicara negatif sehingga suasana lebih kacau. Kita adalah garam dan terang dunia. Oleh karena itu marilah kita berperilaku layaknya garam dan terang dunia. Biarlah melalui ke’asin’an dan ‘terang’ yang kita hasilkan nama Bapa kita di surga lebih dipermuliakan.
Oleh: Ibu Namara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar