Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Matius 6:34
Dalam kehidupan kita akan menemui manusia yang bermacam macam salah satunya:
Tinggal pada masa lalu
Kita bertemu dengan orang yang selalu berbicara masa lalunya yang luar biasa, masa keemasan, masa kehebatan dia waktu muda, kekayaan yang berlimpah masa lalu, bahkan penyesalan dimasa lalu. Walau usia mereka semakin bertambah, tetapi hati dan pikiran mereka masih tertambat dimasa lalu. Jadi saat bertengkar maupun bertemu dengan orang, dia selalu membicarakan masa lalu. Mereka bagaikan istri Lot yang menjadi tiang garam saat menoleh kebelakang.
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Filipi 3:13,14
Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam. Kejadian 19:26
Mengingat masa lalu boleh-boleh saja, bahkan mungkin bagi sebagian orang adalah keharusan. Tetapi ingat, apa yang telah lalu tidak dapat kita ubah. Apa yang kita lakukan, baik dan buruk, semuanya sudah terjadi. Semuanya telah tercatat menjadi sejarah hidup kita. Ada orang yang terus menerus menyesali masa lalunya sehingga dia tidak dapat menjalani hari ini dengan baik.
Dia merasa orang yang telah berbuat kesalahan dan terus menerus dihantui oleh kesalahan itu. Ini sebenarnya yang menjadi problem. Menyesali kesalahan adalah hal penting.
Tapi jika apa yang telah terjadi terus menerus menjadi penghalang untuk berbuat sesuatu hari ini, maka dia menjadi masalah. Apa yang telah terjadi adalah pelajaran untuk diambil hikmahnya. Baik dan buruk yang telah kita lakukan harus menjadi pelajaran dalam menata diri kita hari ini dan hari ke depannya. Bukan berhenti di titik penyesalan itu.
Sejarah masa lalu diri kita juga di luar kemampuan kita untuk mengubahnya. Kita tidak pernah tahu lahir dari ayah dan ibu yang mana. Kita juga tidak bisa memilih tempat kelahiran kita sendiri. Kita juga tidak pernah tahu apakah orangtua kita miskin atau kaya, pintar atau bodoh, terhormat atau orang biasa, bermasalah atau tidak. Menyesali keadaan diri jangan sampai menghambat produktifitas kita, LIFE MUST GO ON guys. Apa yang telah kita dapatkan di masa lalu merupakan bagian dari anugrah Allah yang harus disyukuri. Bukan untuk disesali.
Tinggal pada Masa Depan yang belum terjadi
Orang yang selalu mengkhawatirkan masa depannya, apa yang terjadi hari esoknya. Orang orang ini dalam setiap pembicaraan selalu membawa aroma ketakutan, kecemasan, kekhawatiran, dan bingung akan ketidakpastian akan hari esok dan akhirnya memilih untuk tidak berbuat sesuatu.
Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Matius 6:27
Sebagian orang merasa sangat takut dengan masa depan. Dia takut apakah besok masih bisa makan atau tidak. Dia juga khawatir apakah nanti bisa mendapatkan apa yang dia harapkan. Apakah anak-anaknya kelak dapat belajar di sekolah yang bagus, mendapat pendidikan yang layak, dan bekerja dengan penghasilan yang baik. Karena kekhawatiran itu, segala sesuatu dipersiapkan sampai berlebihan. Padahal hari esok belum terjadi. Dan kita pun tidak tahu akan terjadi seperti apa.
Menjadi Manusia Hari Ini
Orang yang kuatir masa sekarang, takut kalau pergi akan celaka, lewat jalan gelap takut dirampok, didatangi orang orang asing takut akan dirampok atau dibunuh, takut disapa kuatir nanti pinjam uang, takut bicara lalu menyingung orang.
Manusia yang berjiwa besar adalah manusia yang menjalani hidup hari ini dengan sepenuh jiwa raganya. Mereka mungkin punya masa lalu yang kelam. Namun mereka mengambil pelajaran dari sana dan memperbaiki diri. Bahkan kebanyakan dari orang besar lahir dari pelatihan-pelatihan hidup yang luar biasa berat, karena hal ini yang memacunya bukan leha-leha yang mengkerdilkannya. Mereka berusaha bersungguh-sungguh pada apa yang ada di diri mereka saat ini, sedikit atau banyak, cukup atau kurang. Kemampuan yang mereka punya, keahlian yang mereka kuasai, semuanya menjadi jalan untuk berkarya sesuai jalan yang dimudahkan buat mereka. Ya detik ini bukan detik yang sudah lewat, tetapi right time right now.
Mereka tidak pernah menyesali masa lalu atau takut dengan masa depan. Mereka senantiasa berbuat yang terbaik hari ini dengan harapan agar Allah berkenan menghapus kesalahan mereka di masa lalu, dan terus membimbing mereka hari ini dan masa depan. Mereka orang yang optimis menjalani hari-harinya. Senantiasa bersyukur atas apa yang Allah hadirkan.
Buat mereka kesulitan atau kesenangan semuanya sama, bukankah nikmat harus disyukuri dan itu pahala bagi kita dan cobaan kita bersabar dan pahala juga atas kita. Itu adalah hadiah dari Tuhan. Sebuah titipan yang diterima dengan lapang dada dan dijalani dengan sepenuh hati.
Ada orang masuk ke Restoran yang bertulis ‘bayar sekarang besuk gratis’. Orang itu makan, kemudian besuknya ia datang untuk makan lagi. Setelah makan ia disodori bon pembayaran oleh pelayan hotel. Orang itu lalu berkata ‘kemarin saya makan katanya besok saya makan gratis’. Pelayan hotel itu berkata ‘hari ini Bapak harus bayar, karena hari ini Bapak makan kalau besuk Bapak gratis’.
Jadi setiap kita datang kesana pasti bayar.
Kita harus tahu sekarang masa lalu adalah sejarah dimana kita harus belajar darinya. Sedang hari esok adalah misteri dan memang harus kita rencanakan sebaik baiknya. Namun jangan lupa, kita hidup di hari ini, setiap hari adalah anugerah yang Tuhan berikan. Patut kita syukuri dan kita jalani.
Karena itu, pastikan kita benar benar memberikan yang terbaik untuk setiap harinya yang kita jalani.
Kalau kita ulang tahun mengapa kita merayakannya? karena hari ini Tuhan memberikan umur kita bertambah satu tahun lagi. Jadi apa yang patut kita lakukan untuk hari ini? Sudahkah kita melakukan yang terbaik untuk hari ini.
Inti yang Yesus ajarkan hari ini. Jangan terpatok dengan kehidupan masa lalu dan masa akan datang, sedang kehidupan hari ini sudah kacau balau. Benahi dulu sekarang urusan masa lalu, itu urusan masa lalu. Urusan masa depan, itu urusan nanti. Lewati kehidupan sekarang dengan penuh sukacita dan damai sejahtera.
Meninggalkan masa lalu yang kelam memang bukanlah hal yang mudah. Sering kali bayangan menyakitkan terus menghantui kita. tetapi kita memang harus sadar bahwa membawa beban masa lalu adalah bagaikan mengalungkan sebongkah batu dileher kita. Lama kelamaan kita akan menjadi semakin lelah dan lambat dalam berjalan.
Ada hal hal yang tidak bisa kita ubah dan satu satunya yang bisa kita lakukan adalah menerimanya, dan belajar menjadi dewasa, tetapi jangan bawa masa lalu kita ke dalam kehidupan masa sekarang kalau itu mendatangkan permasalahan dimasa depannya. Temukan hal yang positif untuk melangkah lebih maju. Meyesali dan memikirkan masa lalu tidak membawa kita kemana mana. Saatnya mengarahkan tenaga kita untuk masa depan dengan nilai yang positip bagi kehidupan kita.
Mark Twain pernah berucap bahwa jika seekor kucing merasa kepanasan saat duduk di atas sebuah tungku panas, maka ia tidak akan pernah lagi duduk di atas tungku, baik tungku yang panas maupun tungku yang dingin. Kucing tadi telah menggenalisir bahwa semua tungku adalah panas dan membahayakan, gara-gara pengalamannya yang buruk di masa lalu.
Terkadang kita terjebak dengan cara berpikir seperti kucing tadi. Jika kita pernah mengalami kegagalan di masa lalu, kita pikir meskipun waktunya berbeda namun jika situasinya pasti akan membawa diri kita pada kegagalan seperti yang terjadi di masa yang lalu.
Saudara, kita tidak bisa hidup terus menerus dengan masa lalu. Jika kita hidup terus menerus dengan masa lalu, maka kita akan selalu dihantui ketakutan, kegagalan dan pesimisme. Akhirnya kita takut menghadapi masa depan dengan sikap optimis.
Memang, pengalaman masa lalu tidak boleh hanya dibuang begitu saja. Pengalaman masa lalu bisa membantu kita untuk lebih bijak di masa kini. Tetapi jangan membiarkan diri anda di ‘penjara oleh waktu di masa lalu maupun masa akan datang’ karena kita hidup masa sekarang. Ingatlah orang yang hidup dengan ketakutan di masa lalu tidak akan pernah sukses. Jadi tinggalkanlah pengalaman buruk masa lalu.
Orang yang menganggap hari ini sebagai hadiah. Dengan hadiah itu mereka berkarya dan membentuk masa depan
Dua ekor burung bernama cicit dan cuit memutuskan untuk membuat sarang pada cabang-cabang pohon cemara. Hari demi hari mereka mencari rerumputan kering kemudian dengan menjepit rumput-rumput itu di paruh, mereka mengantarnya ke cabang pohon cemara. Kedua burung itu bekerja keras, mematuk, menarik, dan merangkai. Tak lama kemudian terciptalah sebuah sarang yang cukup besar dan nyaman. Di situlah mereka tinggal selama berbulan-bulan. Mereka tidur, bercanda, bahkan bertelur di sarang itu, sehingga rasanya sarang itu sudah menjadi bagian hidup mereka.
Suatu hari seorang petani menebang pohon cemara tersebut. Kedua burung yang sudah berbulan-bulan lamanya tinggal di pohon itu terpaksa harus terbang meninggalkan sarang mereka. Beberapa butir telur menggelinding dan akhirnya pecah. Tak jauh dari situ, sambil bertengger di sebuah rantai kering, cicit dan cuit mengamati semua yang terjadi. Cicit berkata sambil menangis : "Oh sarangku, oh telurku... aku sudah kehilangan segalanya, di mana lagi akan kudapatkan cemara kokoh untuk membangun sarangku."
Cicit nampak sangat bersedih dan ia terus menangis sepanjang hari. Melihat kesediahan temannya, cuit berusaha menghibur : "Tenang saja kawan, tak perlu risau. Kita masih bisa mencari tempat lain dan kita akan membangun sarang yang baru di sana." Namun, cicit terus maratapi nasibnya dan tidak mau beranjak dari ranting kering di mana ia bertengger.
Merasa percuma membujuk temannya, cuit meninggalkan cicit dan terbang mencari pohon lain di mana ia bisa membangun sarang yang baru. Sedangkan cicit masih tetap bertengger di ranting kering sambil meratapi nasibnya. Panas, hujan, dan angin datang silih berganti, tetapi cicit tetap tinggal di ranting kering dalam kesedihan. Lama-kelamaan karena tidak lagi peduli dengan dirinya, cicit mati di ranting kering itu. Berbeda dengan nasib cuit yang memutuskan untuk pergi mencari pohon lain kini sudah menemukan tempat tinggal yang baru. Ia membangun sarangnya di sebuah pohon beringin yang sangat rindang dan kokoh serta bertelur dan beranak pinak di sana.
Kehidupan tidak pernah menjanjikan sesuatu yang abadi. Banyak hal yang dapat berubah dan tidak berjalan seperti yang kita harapkan. Janganlah terperangkap dalam kesedihan dan penyesalan karena kenangan indah atau kejayaan yang pernah kita raih. Tuhan mengajar kita untuk dapat menghadapi segala situasi dan keluar sebagai pemenang. Jangan meratap ketika "sarang" kita dibongkar.
Percayalah bahwa tangan Tuhan selalu terulur dan siap mengangkat kita kembali. Tidak ada kekalahan bagi orang yang menaruh harapan serta percayanya kepada Tuhan. Ketika "sarang"nya dibongkar, ia akan terbang mencari tempat lain dan membangun "sarang" baru yang lebih baik.
Bukankah Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang percaya kepadaNya? Ketika jatuh, tanganNya akan menopang kita.
Denis Waitley berkata, "Pecundang hidup di masa lalu. Sedangkan pemenang belajar dari masa lalu, bekerja dengan giat saat sekarang, menuju masa depan."
“Yesterday is history, tomorrow is mistery, and today is a gift.. That’s why we called it present.” Master Oogway-Kungfu Panda-
Oleh: EV. Liem Thin Ping
Tidak ada komentar:
Posting Komentar