Sebenarnya saat orang menghadapi masalah ia pasti memerlukan seseorang yang sanggup menyelesaikan masalah, jadi penengah dalam mengatasi masalah, memberi nasihat untuk mengatasi masalah ini, pendengar yang mau mendengar keluhan kita,mau mengerti kesedihan hati kita, dan tempat untuk menampung segala kesedihan kita.
Dalam menghadapi permasalahan kita perlu :
1. Di selesaikan saat sekarang.
2. Waktu dan dilakukan bertahap.
3. Waktu dan diselesaikan dalam jangka waktu yang lama.
4. Di diamkan, melalui proses waktu ia terselesaikan dengan sendirinya.
5. Abaikan, selesai tidaknya tak penting.
Saat permasalah yang perlu diselesaikan, sadar tidak sadar perlu keterlibatan suatu oknum lain yang lebih hebat, kuat dan mampu mengatasi permasalahan ini, yang bisa setiap waktu dan saat bisa kita datangi, siang atau malam, waktu jam sibuk atau waktu luang, yang bisa membantu menyelesaikan masalah itu, yang biasa kita sebut sebagai PEMBELA.
Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Mazmur 121:2,3
Hanya Yesus yang sanggup menjadi pembela kita
Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? Roma 8:34
Dunia juga menawarkan pembela, Iblis juga sama tapi hasilnya menuju kehancuran
Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. Amsal 14:12
Kelihatannya tuntas tapi hasilnya kurang memuaskan, masalah itu juga jadi lebih parah, mengakibatkan kekacauan, ada yang harus dikorbankan, malah menimbulkan luka lebih dalam, selesai sementara muncul masalah yang lebih rumit lagi.
Manusia mengharapkan suatu instant dalam setiap permasalah dan tak perlu rumit dalam menyelesaikannya. Iblis menawarkan hal demikian singkat, padat, jelas dan cepat.
Yesus tak pernah janji menyingkirkan masalahmu, tapi Ia janji akan memberi kekuatan saat badai melanda kita.
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." Matius 11:28-30
Saat kita menyerahkan masalah kita, kita perlu percaya total padaNya bahwa Ia sanggup dengan caraNya jalan Tuhan bukan jalan kita, cara Tuhan bukan cara kita. PerlindunganNya untuk jangka panjang dan juga membawa dampak bagi sekelilingnya.
Walau kita tahu Ia sanggup, manusia tetap cenderung mengikuti langkahnya sendiri, mengatur dirinya sendiri (sok pintar=bebal). Maka itu setiap permasalahan cenderung tidak tuntas dan sombongnya sudah muncul.
Saat seorang bertengkar dengan temannya,saat ia terpojok.Ia berkata:”Awas nanti aku laporkan pada ayahku”. Karena ia punya ayah yang besar dan gagah, lain kalau ayahnya seorang yang kurus kering ia pasti tidak berkata demikian.
Bagaimana kita dengan Tuhan, Bapa kita .
Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai. Mazmur 91:1,2
Apakita sudah memakai fasilitas kita sebagai anak mendapat pembelaan dari Bapa atau tidak. Saat kita menghadapi masalah :
1. kita datang dan berseru kepadaNya
2. kita datang tapi kita turut bekerja membantu Tuhan biar cepat selesai
3. kita datang tapi tidak total dalam berserah (ragu ragu), karena kita mengangap, bahwa Bapa kita kurus kering dan tak mampu melakukan suatupun
Jadi saat kita berkata aku akan lapor pada Bapaku, berarti kita sudah berserah total pada Bapa untuk mengatasinya. Sedang kita ada dibelakang Bapa untuk melihat musuh kita tergeletak
Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Mazmur 37:5,6
Ada hal yang Bapa melibatkan kita, juga Bapa melibatkan malaikatNya
Dan Malaikat Allah berfirman kepadaku dalam mimpi itu: Yakub! Jawabku: Ya Tuhan!
kejadian 31:11
Saat Bapa melibatkan kita, kita tak mau bergerak. Tapi saat Tuhan suruh diam malah kita bertindak. Saat Bapa memakai Malaikat di Surga malah kita ikut ikutan.
Sekarang yang jadi masalah. Kapan kita tahu harus bergerak atau diam.
Saat kita berserah total baru tahu kapan saat diam atau bergerak.Karena saat kita berserah total maka kita bisa tahu kapan harus bergerak, kapan harus diam atau harus diam dulu baru setelah itu bergerak.
Jadi saat kita bergerak, menunggu, atau diam itu pasti sesuai dengan cara Allah bukan cara kita.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Roma 8:28
Juga saat kita diam Tuhan pasti beri kekuatan sehingga kita tidak sakit hati saat didamprat orang. Juga saat menunggu pasti Tuhan memberi kekuatan untuk sabar, juga saat berbicara pasti Tuhan membimbing dan mengarahkan bagaimana harus berbicara.
Sekarang bagaimana hidup kita, hidup menurut daging atau hidup mau dipimpim oleh Roh
Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus
Roma 8:9
Contoh :
Suatu kali waktu pagi hari murid-murid berkumpul Yesus menyuruh membawa batu. lalu semua murid membawa batu yang besar besar kecuali Petrus. Petrus membawa batu kecil karena pikirnya buat apa susah susah, mengikuti perintah Yesus mengikut ya mengikut tapi otak harus kerja. buat apa bawa batu berat berat yang penting perintahnya bawa batu.
Dalam pelayanan Yesus kotbah dan menyembuhkan orang, hingga menjelang sore. Setelah itu Yesus memanggil murid muridnya, lalu Yesus mengubah batu itu menjadi roti. Semua makan dari roti masing masing dengan lahab cuma Petrus makan roti kecil sehingga ia menjadi kelaparan.
Esok harinya tanpa Yesus suruh ia membawa batu yang amat besar, sedang yang lainnya tidak membawa apa apa, murid lainnya heran mengapa membawa batu tanpa disuruh. Lalu petrus berkata:”Awas minta kalau Yesus mengubah batu yang saya bawa kamu jangan minta”.
Selama Yesus berkotbah dan pelayanan lainnya, Ia tak pernah menyingung masalah batu jadi Petrus mengoyang batu itu untuk mengingatkan Yesus kalau ia membawa batu, tapi Yesus tetap tidak mengubah batu itu. Petrus menyesal karena ketidak taatanya membuat ia sengsara selama membawa batu yang besar itu.
Oleh: Ev. Liem Thin Ping
Tidak ada komentar:
Posting Komentar