Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu." Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" Matius 13: 36-43
Tumbuhan lalang dan tumbuhan gandum sepintas terlihat sangat mirip sebab daun gandum dan daun lalang sangat mirip. Lalang sejenis rumput yang selalu tumbuh diantara tanaman gandum dan jelai. Biasanya saat mereka sama-sama kecil, sukar untuk membedakan sehingga tidak dapat dipisahkan.
Tetapi jika dibiarkan sama-sama tumbuh, maka setelah musim menuai, akan terlihat nyata bedanya. Yang dapat membedakannya adalah buahnya. Saat tumbuh bersama, kemungkinan besar akar lalang dan akar gandum saling menempel/berkaitan oleh sebab itu sebelum gandum berbuah, lalang tidak boleh dicabut. Tetapi jika sudah musim menuai, maka buah gandumlah yang dipisahkan.
Keserupaan lalang dengan gandum adalah keserupaan kita sebagai orang percaya, sama-sama orang percaya, namun apa yang diajarkannya adalah menyesatkan, berada diantara kita untuk mengacaukan pengajaran yang benar.
Pengajaran yang sepertinya benar, tetapi jika disimak baik-baik, menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Seperti ular yang memutar balikkan firman kepada Hawa. Lalang ditabur oleh si jahat. Orang yang termasuk lalang, bersikap seperti orang percaya, tetapi mereka melakukan kejahatannya diantara kita dengan cara yang sangat halus, mereka juga melakukan banyak hal seperti yang dilakukan oleh orang percaya, namun tujuan akhirnya tetap untuk menyeret kita dari kebenaran firman.
KINI KITA DAPAT MENGOREKSI DIRI SENDIRI, APAKAH YANG KITA AJARKAN ADALAH SUNGGUH KEBENARAN FIRMAN YANG TIDAK MENYIMPANG ATAUKAH YANG KITA AJARKAN MENYIMPANG DARI KEBENARAN FIRMAN?
LALANG ATAU GANDUMKAH KITA? BIARLAH KIRANYA KASIH KARUNIA TUHAN MENYERTAI KITA SELALU.
Oleh: Pdt. Robby Schramm-Mojoagung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar