Di kota Hamburg, Jerman ada sebuah cerita kuno yang berasal dari abad XVIII. Kisah ini adalah mengenai walikota Hamburg yang saat itu dikenal sebagai seorang yang sangat angkuh dan tidak mengenal belas kasihan. Rakyat sama sekali tidak mengasihi walikotanya. Mereka hanya takut karena ia mempunyai kekuasaan besar di wilayah itu. Di satu sudut kota Hamburg, ada sebuah keluarga yang hidup dalam kemiskinan. Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu dan dua anak yang berusia 10 dan 8 tahun, Hans dan Bella. Pada saat itu hari Natal semakin dekat, sedangkan keluarga ini tidak mempunyai persediaan apa-apa untuk menyambut hari Natal. Hans dan Bella sangat merindukan hari Natal yang indah di mana ada pohon terang penuh hiasan warna-warni, meja yang penuh dengan makanan enak dan baju baru yang akan dipakai merayakan hari Natal. Anak-anak itu tahu bahwa orang tua mereka tidak dapat memberikan semuanya itu. Apa akal? Tiba-tiba Hans mendapat sebuah ide. Ia mengambil sehelai kertas dan menulis surat yang ia tujukan kepada Tuhan Yesus.
“Tuhan Yesus”, demikian tulisan Hans, “…berikanlah berkat-Mu kepada kami anak-anak yang miskin agar kami dapat merayakan hari Natal dalam suasana yang indah”. Surat itu dimasukkan Hans ke kotak pos dengan alamat yang jelas di amplopnya: Kepada Tuhan Yesus Kristus. Petugas kantor pos menjadi bingung melihat surat dengan alamat seperti itu, apalagi ketika ia tahu bahwa pengirimnya adalah Hans anak miskin itu. Akhirnya, setelah menimbang-nimbang sejenak dalam hati, petugas kantor pos memasukkan surat Hans itu ke rumah pak walikota. Ketika walikota membaca surat tersebut, ia menjadi sangat marah dan langsung merobeknya. Hal itu terjadi pada tanggal 24 siang menjelang Natal. Pada malam harinya pak walikota tidak dapat tidur. Ia hanya berguling ke kiri dan ke kanan di atas ranjangnya, sehingga istrinya menjadi heran dan bertanya apakah yang sedang dipikirkan oleh suaminya. Pak walikota kemudian menceritakan tentang surat yang ia terima siang tadi dan bagaimana ia berusaha melupakannya, tetapi kata-kata yang ditulis Hans di surat itu terus terbayang di pelupuk matanya sehingga ia tidak bisa tidur.
Akhirnya pak walikota bangun dari ranjangnya dan membangunkan semua karyawan yang ada di rumahnya dan bertanya hari apakah sekarang. Mereka serentak berkata bahwa sekarang ini sudah tanggal 25 Desember pukul 4 dini hari, jadi hari itu adalah hari Natal! Pak walikota terkejut mendengar jawaban ini, tetapi ia segera memerintahkan anak buahnya mengambil karung besar dan mengisinya dengan makanan yang cukup banyak, mainan yang bagus, pakaian-pakaian, baju hangat, dll. Karyawan walikota merasa heran mendapat perintah itu, tetapi mereka melakukannya dengan baik.
Karung besar itu dibawa sendiri oleh pak walikota dan di tengah dinginnya cuaca bulan Desember di kota Hamburg pak walikota mengetuk pintu rumah Hans dan Bella. Mereka sungguh tidak mengira akan ada orang yang datang pada pukul 5 pagi seperti itu, apalagi yang datang itu membawa sekarung besar hadiah untuk keperluan Natal yang amat dibutuhkan oleh keluarga itu. Pak walikota tidak memperkenalkan siapa dirinya kepada orang tua Hans dan Bella. Ia hanya mengucapkan: Selamat Hari Natal, lalu pergi dari situ.
Keluarga miskin itu bersukacita luar biasa pada hari itu. Terlebih Hans yang merasa suratnya sampai kepada Tuhan Yesus. Bukan itu saja yang terjadi. Peristiwa di hari Natal yang dingin itu merubah hati pak walikota secara drastis. Ia merenungkan semua perbuatannya, dan ia sadar bahwa ia telah melakukan banyak sekali kekerasan dan kesalahan. Surat Hans anak miskin itu sangat menggugah hatinya dan sejak hari Natal itu, pak walikota menjadi pribadi yang benar-benar diubahkan! Walikota Hamburg itu akhirnya menjadi pemimpin yang mengasihi rakyatnya dan banyak melakukan kebaikkan, sehingga rakyat yang tadinya membenci walikotanya, kini mengasihinya
Disadur dari Kumpulan Ilustrasi Kehidupan Kristen Embun Surgawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar