Kekhawatiran akan ditolak, mungkin merupakan salah satu ketakutan yang mendasar dari pengalaman hidup manusia. Dr. Joe Harding pernah menceritakan sebuah kisah tentang seseorang yang mengambil keputusan untuk memohon kenaikkan gaji dari atasannya. Hari itu hari Jumat tadi pagi ia mengatakan kepada istrinya di rumah, bahwa ia akan melakukannya. Sepanjang hari, orang itu merasa tegang, gugup, dan diliputi kekhawatiran. Pada sore hari, sebelum tutup kantor, ia mengumpulkan semua keberaniannya dan menghadap atasannya. Di luar dugaan, atasannya setuju untuk menaikkan gajinya.
Ketika lelaki itu pulang sampai rumah, meja makannya sudah dihias dengan indah dan barang pecah belah mereka yang terbaik dikeluarkan. Istrinya telah menyiapkan makan malam yang setara dengan pesta baginya.
Dalam benaknya, ia berpikir, apakah ada seorang kawan dari kantornya yang memberitahu istrinya tentang kenaikkan gaji itu?
Kemudian ia menemui istrinya di dapur dan menceritakan kabar baik hari ini. Mereka saling berangkulan dan berciuman lalu duduk di meja makan untuk menikmati hidangan yang lezat itu. Di sebelah piringnya, suaminya menemukan secarik kertas bertuliskan: “Selamat sayang! Aku tahu bahwa kamu akan mendapatkan kenaikkan gaji itu! Hal-hal ini menceritakan kepadamu, betapa besar kasih-sayangku kepadamu!”
Beberapa saat kemudian ia pergi ke dapur untuk mengambil buah-buahan dan menemukan secarik kertas kedua yang terjatuh dari kantong istrinya. Ia memungutnya dari lantai dan membaca, “Janganlah kuatir bahwa kamu tidak memperoleh kenaikkan gaji! Bagaimanapun juga kamu layak menerimanya! Hal-hal ini menceritakan kepadamu, betapa besar kasih sayangku kepadamu!”
Penerimaan yang sempurna! Kasih yang mutlak. Kasih-sayang istrinya sama sekali tidak tergantung dengan keberhasilan dalam pekerjaannya.
Bahkan, sebaliknya bila seandainya ia gagal dan ditolak atasannya, ia akan tetap diterima secara mutlak di rumah. Istrinya berada di belakangnya. Apapun yang terjadi untuk meredam gejolak yang menyakitkan jiwanya, menyembuhkan luka-lukanya, tetap percaya dan setia kepada suaminya dan bahkan lebih mengasihinya. Kita pun dapat saja ditolak siapa pun, asalkan kita tetap dikasihi seseorang saja. Demikianlah saya berpikir, kita mengasihi Tuhan, karena Ia sebelumnya sudah mengasihi kita!
Marge Hearthwarning Christian Stories
Disadur dari Vitamin Penyegar Jiwa 3 in 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar