Kalau Tuhan Yesus adalah sutradaranya maka kita adalah pemerannya (bintang film, artis). Apapun peran kita, lakukan dengan talenta yang kita miliki. Biarlah kehendak Tuhan yang terjadi, bukan semau gue. Setiap kita mempunyai perannya sendiri-sendiri. Ada yang menabur, menyiram, menuai. Setiap orang mempunyai porsi atau perannya masing-masing. Jangan ada yang iri atau saling menjatuhkan. Karena semuanya adalah milik Tuhan. Dan Tuhan memberikan kepada kita masing-masing menurut kemampuan kita. Tuhan yang paling tahu apakah kita mampu atau tidak untuk melakukannya.
Bagi yang mempunyai tugas menabur, taburlah di tanah yang subur. Siramlah tepat pada sasaran dan porsinya. Jangan kurang atau berlebihan. Karena semuanya mempunyai kapasitas yang berbeda. Bagi yang menuai, tuailah pada saat yang tepat.
Tidak perlu kita lirak-lirik, senggol-senggolan karena semuanya pada ingin menuai. Tapi kerjakanlah semuanya sesuai dengan panggilan kita. Bila kita mengerjakan sesuai dengan kehendak Allah, masakan Ia tidak sanggup memberkati kita?
Domba itu adalah milik Tuhan. Jadi kalau ribut domba, berarti kita menganggap domba itu adalah milik kita pribadi. Meskipun talenta yang kita miliki berbeda-beda, tetapi yang memberi kehidupan adalah Tuhan.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Yohanes 15:4
Kita ini adalah pelayan dan Tuhan adalah tuannya. Pelayan tidak boleh saling sikut satu sama lainnya. Pelayan juga harus teratur. Setiap pelayanan ada aturannya. Tuhan di surga juga mempunyai peraturan di Surga. Contoh: Tuhan selalu menepati janji-janjiNya kepada kita.
Jadi, marilah kita melakukan tugas kita dengan penuh kerendahan hati dan untuk kemuliaan Tuhan!
Oleh: Ibu Lilik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar