Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Yohanes 14:27
Tiga karakter buah Roh yang pertama berbicara tentang hubungan kita dengan Allah, yaitu kasih, sukacita dan damai sejahtera.
Jika seseorang hidup dalam kasih, tentu ia memiliki sukacita (khara). Sukacita atau khara adalah kesentosaan dan kecukupan di dalam hati. Sukacita ini hanya berdasar pada Allah saja (Rm 14:17; 15:13; Flp 1:4,25), dan tidak dipengaruhi keadaan luar.
Jika seseorang hidup dalam kasih, tentu ia memiliki sukacita (khara). Sukacita atau khara adalah kesentosaan dan kecukupan di dalam hati. Sukacita ini hanya berdasar pada Allah saja (Rm 14:17; 15:13; Flp 1:4,25), dan tidak dipengaruhi keadaan luar.
Sukacita inilah yang tetap ada di dalam hati Paulus kendatipun ia harus menderita karena Kristus. Itu sebabnya, ketika berada dalam penjara ia masih dapat bersukacita dan menasehati jemaat Filipi untuk bersukacita. Ia berkata: “Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: bersukacitalah!” (Fil. 4:4). Di dalam sukacita (khara) itu ada suatu optimisme kudus.
Kasih dan sukacita itu bersama-sama menghasilkan damai sejahtera. Kata yang dipakai adalah “eirene” (bhs.Yunani), yang punya pengertian yang sama dengan kata Ibrani “syalom”. Damai sejahtera adalah suatu kedamaian hati yang semata-mata bersumber pada kesadaran bahwa hidup kita ada di tangan Allah. Damai sejahtera itu bukan hanya berarti bebas dari kesulitan, tetapi juga menyangkut setiap hal yang membawa kebaikan tertinggi bagi manusia. Kalau kita telusuri darimana asal dari damai itu? Siapa pembawa damai itu?
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.
Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." Lukas 2:1-14
Para malaikat memberitakan kesukaan besar karena seorang bayi telah lahir. Melalui kelahiranNya, Ia membawa kemuliaan dan damai sejahtera bagi orang yang layak terima damai dan kemuliaan. Maka itu Yesus berkenan (mau) mengutus para malaikatnya untuk menemui para gembala bukan yang lain karena yang lain belum layak menerima panggilanNya.
Karena Kristus adalah pendamai (bukan pembawa damai), karena damai sejahtera adalah Yesus itu sendiri, jadi saat kita terima Yesus maka Kristus akan tinggal dalam hatimu maka damai sejahtera itu juga akan ada dalam hatimu. Semakin besar hatimu kau buka untuk Kristus maka damai itu akan mengalir dengan lebih besar. Damai dalam diri seseorang tidak sama itu tergantung berapa besar penyerahan hati kita pada Kistus.
Pengaruh luar apapun bisa terpengaruh atau tidaknya tergantung berapa besar penyerahan hati kita padaNya. Memiliki damai sejahtera berarti memiliki ketenangan di dalam hati. Memiliki damai sejahtera berarti siap menghadapi masalah, tantangan, konflik baik yang menekan secara besar, kecil atau sedang. Tujuan masalah itu ada untuk membawa hidup kita kearah Kristus, dari itu kita bisa melihat nilai dari damai sejahtera yang kita punyai sampai berapa dalam, sampai berapa dalam pengaruhnya saat permasalah itu datang, sampai suatu kali kita bisa menantang masalah itu.
Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" I Korintus 15:54,55
Rasul Paulus sering diperhadapkan pada penderitaan dan aniaya oleh karena pemberitaan injil, tapi hal ini tidak membuat Paulus menjadi putus asa dan kehilangan sukacita ataupun damai sejahtera. Bahkan saat berada di penjarapun Paulus tak pernah berhenti menghibur dan menguatkan jemaat-jemaat melalui surat-surat yang dikirimkannya, seperti kepada jemaat Roma. Kenapa bisa demikian? Karena Kristus hidup dan menyatu menjadi satu daging didalam dirinya. Itu diibaratkan kita sebagai mempelai Kristus.
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Kejadian 2:24
Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan. Roma 15:13
Ketika sedang menderita dan susah, kita membutuhkan sesuatu yang dapat menghibur dan menguatkan? Namun, ketika buah damai sejahtera itu dihasilkan dalam diri kita oleh Roh Kudus, kita dapat menjalani kehidupan ini dengan penuh ketenangan, tidak perduli apapun yang sedang mengintai. Damai sejahtera itu tumbuh seiring dengan keintiman kita bersekutu dengan Tuhan. Jadi, damai sejahtera itu berasal dari Tuhan sendiri, sesuatu kekuatan adikodrati yang mengalir melalui kita, dimana orang-orang di luar Tuhan tidak dapat mengalami dan menyelaminya.
Saat kita belajar untuk bergantung penuh pada Roh Kudus, maka Dia akan senantiasa menyertai kita di segala keadaan, kita akan jauh lebih matang dan dewasa hari lepas hari, sehingga rasa takut, kuatir dan cemas tidak terlalu besar mempengaruhi langkah kehidupan kita. Dunia bisa menawarkan damai dan ketenangan tapi semuanya itu semu (tidak kekal atau sesaat saja). Tawaran yang bagaimana yang ditawarkan dunia?
• Berdasarkan apa yang dilihat, dirasa, dicium.
Sering kita melihat apa dikatakan damai berdasarkan apa yang didepan mata kemudian mempengaruhi hati lalu kita vonis itu damai. Contoh: kita pelayanan dipersekutuan yang isinya saling mengejar kedudukan dengan cara tidak sehat, kita pasti maunya keluar karena apa yang kita lihat membuat hati kita tidak ada damai. Apa itu maunya Tuhan? Damai itu berasal dari hati bukan dari mata turun kehati, itu konyol?
• Berdasarkan teman atau keluarga.
Pelayanan tidak bisa diwariskan dan tidak ada namanya hak waris karena itu bukan perusahaan atau warisan yang harus diturunkan, itu semua milik TUHAN. Hal ini sering sekali dialami banyak gereja. Gembala diwariskan ke anaknya atau keluarga yang terdekat, bahkan hampir semua pekerjaan yang memegang hal penting dipegang oleh keluarga sendiri. Itu baru membuat gembala itu damai sejahtera. Ada juga karena kita menjadi pekerja maka kita masukkan teman kita untuk menjadi pekerja juga tanpa harus kita lihat kecintaannya pada Tuhan, yang penting kita bisa damai karena teman kita melayani Tuhan, dengan alasan biar ada pekerjaan (daripada ganggur), biar ada yang mengawasi, biar doiku ada disampingku, karena ia pemberi dana yang terbesar. Itulah kedamaianku.
• Berdasarkan asal menyomot Firman Tuhan.
Kalau hatiku tidak damai karena apa yang aku lihat, dengar dan lakukan itu pasti bukan dari Tuhan. Apakah itu betul? Kalau kita katakana Itu benar sampai dimana pengertian akan Kristus. Kadang itu semua berdasarkan kata pendeta, kata teman rohani, orang terdekat yang kadang mereka sendiri kurang dalam pengenalannya akan Kristus.
• Semua hiburan yang ada
Saat kita menonton lawak kita bisa tertawa, masalah yang kita hadapi terasa ringan dan ada kedamaian.
Kedamaian dunia yang ditawarkan itu semua semu, tetapi bila seluruh kedamaian itu ada Kristus yang sedang melakukan pekerjaanNya maka semua yang semu tersebut menjadi suatu kematian yang menghidupkan.
Tidak perlu kita pikirkan perseteruan terjadi di Gereja kita, yang penting itu maunya Tuhan atau tidak kita disana. Kalau itu kemauanNya kenapa harus keluar?
Sampah kertas ditempat pabrik plastik tidak akan bernilai, sampah plastik ditempat pabrik plastik akan menghasilkan suatu nilai. Damai sejahtera tidak perlu kita tahu ada ditempat mana, yang penting Yesus ada dimana kita ada disana itulah Damai Sejahtera.
Damai sejahtera ada di Bumi dan diberikan hanya pada orang yang berkenan kepadaNya (Lukas 2:14).
Para malaikat memberitakan kesukaan besar karena seorang bayi telah lahir. Melalui kelahiranNya, Ia membawa kemuliaan dan damai sejahtera bagi orang yang layak terima damai dan kemuliaan. Maka itu Yesus berkenan (mau) mengutus para malaikatnya untuk menemui para gembala bukan yang lain karena yang lain belum layak menerima panggilanNya.
Karena Kristus adalah pendamai (bukan pembawa damai), karena damai sejahtera adalah Yesus itu sendiri, jadi saat kita terima Yesus maka Kristus akan tinggal dalam hatimu maka damai sejahtera itu juga akan ada dalam hatimu. Semakin besar hatimu kau buka untuk Kristus maka damai itu akan mengalir dengan lebih besar. Damai dalam diri seseorang tidak sama itu tergantung berapa besar penyerahan hati kita pada Kistus.
Pengaruh luar apapun bisa terpengaruh atau tidaknya tergantung berapa besar penyerahan hati kita padaNya. Memiliki damai sejahtera berarti memiliki ketenangan di dalam hati. Memiliki damai sejahtera berarti siap menghadapi masalah, tantangan, konflik baik yang menekan secara besar, kecil atau sedang. Tujuan masalah itu ada untuk membawa hidup kita kearah Kristus, dari itu kita bisa melihat nilai dari damai sejahtera yang kita punyai sampai berapa dalam, sampai berapa dalam pengaruhnya saat permasalah itu datang, sampai suatu kali kita bisa menantang masalah itu.
Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" I Korintus 15:54,55
Rasul Paulus sering diperhadapkan pada penderitaan dan aniaya oleh karena pemberitaan injil, tapi hal ini tidak membuat Paulus menjadi putus asa dan kehilangan sukacita ataupun damai sejahtera. Bahkan saat berada di penjarapun Paulus tak pernah berhenti menghibur dan menguatkan jemaat-jemaat melalui surat-surat yang dikirimkannya, seperti kepada jemaat Roma. Kenapa bisa demikian? Karena Kristus hidup dan menyatu menjadi satu daging didalam dirinya. Itu diibaratkan kita sebagai mempelai Kristus.
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Kejadian 2:24
Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan. Roma 15:13
Ketika sedang menderita dan susah, kita membutuhkan sesuatu yang dapat menghibur dan menguatkan? Namun, ketika buah damai sejahtera itu dihasilkan dalam diri kita oleh Roh Kudus, kita dapat menjalani kehidupan ini dengan penuh ketenangan, tidak perduli apapun yang sedang mengintai. Damai sejahtera itu tumbuh seiring dengan keintiman kita bersekutu dengan Tuhan. Jadi, damai sejahtera itu berasal dari Tuhan sendiri, sesuatu kekuatan adikodrati yang mengalir melalui kita, dimana orang-orang di luar Tuhan tidak dapat mengalami dan menyelaminya.
Saat kita belajar untuk bergantung penuh pada Roh Kudus, maka Dia akan senantiasa menyertai kita di segala keadaan, kita akan jauh lebih matang dan dewasa hari lepas hari, sehingga rasa takut, kuatir dan cemas tidak terlalu besar mempengaruhi langkah kehidupan kita. Dunia bisa menawarkan damai dan ketenangan tapi semuanya itu semu (tidak kekal atau sesaat saja). Tawaran yang bagaimana yang ditawarkan dunia?
• Berdasarkan apa yang dilihat, dirasa, dicium.
Sering kita melihat apa dikatakan damai berdasarkan apa yang didepan mata kemudian mempengaruhi hati lalu kita vonis itu damai. Contoh: kita pelayanan dipersekutuan yang isinya saling mengejar kedudukan dengan cara tidak sehat, kita pasti maunya keluar karena apa yang kita lihat membuat hati kita tidak ada damai. Apa itu maunya Tuhan? Damai itu berasal dari hati bukan dari mata turun kehati, itu konyol?
• Berdasarkan teman atau keluarga.
Pelayanan tidak bisa diwariskan dan tidak ada namanya hak waris karena itu bukan perusahaan atau warisan yang harus diturunkan, itu semua milik TUHAN. Hal ini sering sekali dialami banyak gereja. Gembala diwariskan ke anaknya atau keluarga yang terdekat, bahkan hampir semua pekerjaan yang memegang hal penting dipegang oleh keluarga sendiri. Itu baru membuat gembala itu damai sejahtera. Ada juga karena kita menjadi pekerja maka kita masukkan teman kita untuk menjadi pekerja juga tanpa harus kita lihat kecintaannya pada Tuhan, yang penting kita bisa damai karena teman kita melayani Tuhan, dengan alasan biar ada pekerjaan (daripada ganggur), biar ada yang mengawasi, biar doiku ada disampingku, karena ia pemberi dana yang terbesar. Itulah kedamaianku.
• Berdasarkan asal menyomot Firman Tuhan.
Kalau hatiku tidak damai karena apa yang aku lihat, dengar dan lakukan itu pasti bukan dari Tuhan. Apakah itu betul? Kalau kita katakana Itu benar sampai dimana pengertian akan Kristus. Kadang itu semua berdasarkan kata pendeta, kata teman rohani, orang terdekat yang kadang mereka sendiri kurang dalam pengenalannya akan Kristus.
• Semua hiburan yang ada
Saat kita menonton lawak kita bisa tertawa, masalah yang kita hadapi terasa ringan dan ada kedamaian.
Kedamaian dunia yang ditawarkan itu semua semu, tetapi bila seluruh kedamaian itu ada Kristus yang sedang melakukan pekerjaanNya maka semua yang semu tersebut menjadi suatu kematian yang menghidupkan.
Tidak perlu kita pikirkan perseteruan terjadi di Gereja kita, yang penting itu maunya Tuhan atau tidak kita disana. Kalau itu kemauanNya kenapa harus keluar?
Sampah kertas ditempat pabrik plastik tidak akan bernilai, sampah plastik ditempat pabrik plastik akan menghasilkan suatu nilai. Damai sejahtera tidak perlu kita tahu ada ditempat mana, yang penting Yesus ada dimana kita ada disana itulah Damai Sejahtera.
Damai sejahtera ada di Bumi dan diberikan hanya pada orang yang berkenan kepadaNya (Lukas 2:14).
Oleh: Ev. Liem Thin Ping
Tidak ada komentar:
Posting Komentar