Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita — dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah.
Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas.
Lida dekat dengan Yope. Ketika murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan: "Segeralah datang ke tempat kami."
Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan semua janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup .
Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk.
Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup.
Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.
Kemudian dari pada itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit. Kisah Para Rasul 9:36-43
Percaya itu bisa timbul melalui dua jalur:
1. melalui pikiran
Orang yang percaya melalui pikiran biasa menerima suatu pernyataan berdasarkan fakta, kenyataan dan hal yang terbukti.
Misal: dalam hitung-menghitung 1 + 1 = 2
benda yang jatuh selalu ke bawah = fakta
bumi yang dahulu orang percaya datar adanya, terbukti bulat
2. melalui hati
Orang yang percaya dalam hati itu mau menerima sepenuh, meskipun apa yang didengar itu ganjil, mustahil. Nah, percaya inilah yang dimaksudkan dalam Yohanes 3:16. Benih percaya ini menghentar orang dalam kesadaran akan kodrat ilahi pribadi Yesus Tuhan yang Maha benar dan Maha kudus, sehingga ia kemudian menyadari dosa-dosa dan pelangaran-pelanggarannya. Lalu iapun mohon ampun dan bertobat, maka di situlah Roh Tuhan (Roh Kudus) menjamah rohnya dan orang itu
dilahirkan kembali.
Ketika dalam perjalanan memberitakan Injil, Petrus mendapat kabar bahwa Dorkas meninggal, jadi ia segera datang ke rumahnya. Banyak orang kehilangan Dorkas, ia dikenal sangat baik dan memiliki kemurahan hati, selalu terbeban melihat penderitaan orang lain
Saat tiba di rumahnya Petrus melihat orang-orang telah memandikan Dorkas dan membaringkan mayatnya di ruang atas. Saat hendak mendoakan wanita itu Petrus meminta orang-orang yang ada dalam kamar tersebut untuk keluar. Ini dilakukan Petrus karena ia tahu bahwa tidak semua orang yang berkumpul di situ memiliki iman yang sama dan Petrus perlu kesendirian hanya Yesus saja yang yang ada disampingnya, Kemudian Petrus berdoa dan membangunkan Dorkas, “Tabita, bangunlah!” Akhirnya wanita itu pun bangkit! Petrus memiliki keyakinan penuh kepada Kristus, karena ia tahu bahwa Tuhan yang ia sembah adalah Tuhan yang hidup, yang telah bangkit dari kematian.
Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia Roma 6:9
Mujizat ini terjadi selain dari Petrus ini juga dari yang datang saat itu, mereka mengundang Petrus untuk datang, karena mereka percaya Dorkas bisa bangun dari tidurnya (sehat). Jadi saat Petrus mendoakan maka terjadi mujizat.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Ibrani 11:1
Apalagi Petrus juga pernah menyaksikan secara langsung bagaimana Tuhan Yesus membangkitkan anak Yairus yang sudah meninggal, inilah yang juga membangkitkan keberanian dalam dirinya untuk mempraktekkan iman! Melalui pelayanan Petrus ini semua orang menjadi terbuka ‘mata rohaninya’ bahwa mengalami mujizat itu bukanlah seperti mimpi di siang bolong, tetapi benar-benar nyata bagi orang orang yang percaya. Dan selama matahari masih bersinar, mujizat dan karya-kaya Tuhan yang dahsyat itu masih tersedia!
Dorkas atau tabita yang berarti " kijang ". Satu spesies, kijang yang sekarang dikenal sebagai rusa Dorcas adalah seorang murid yang tinggal di Yope ketika dia meninggal, dia ditangisi oleh "semua janda ... menangis dan menunjukkan (Petrus) jubah dan pakaian lain yang dijahitkan Dorkas untuk mereka waktu ia masih bersama mereka." (Kisah Para Rasul 9:39). Hal ini mungkin menunjukkan bahwa Dorkas adalah seorang janda, atau setidaknya bahwa ia bergabung dengan janda dalam karya mereka amal. Para murid ini menyerukan kepada Petrus yang datang dari Lida dekat dengan tempat di man dia terbangun ditahan dan mengangkat dia dari antara orang mati.
Tabita atau Dorkas adalah salah satu dari sedikit perempuan yang namanya dikenang dan dipelihara dalam tulisan-tulisan Perjanjian Baru, yang membuat bagian ini paling menarik, dan mungkin menunjukkan peran pentingnya dalam gereja mula-mula. Hal lain yang menarik adalah kenyataan bahwa dia jelas-jelas disebut sebagai seorang murid, yang mungkin menunjukkan penggunaan istilah yang lebih luas oleh gereja awal daripada yang umum diterima sekarang. Ini juga mungkin menunjukkan bahwa dia adalah seorang pemimpin gereja di komunitas Yope. Hal ini juga dapat diasumsikan oleh fakta bahwa Petrus mengambil kesulitan untuk datang kepadanya dari kota tetangga, bila diminta oleh anggota masyarakat.
Seorang wanita setengah baya terkena serangan jantung dan dibawa ke rumah sakit. Ketika berada di meja operasi, ia koma. Dalam koma, ia melihat Tuhan dan bertanya, "Apakah waktuku sudah habis?" Tuhan menjawab, "Belum, umurmu masih 40 tahun 2 bulan dan 8 hari lagi."
Setelah pulih, wanita itu memutuskan untuk tinggal di rumah sakit dan menjalani operasi wajah, bibir, dan penghilangan kerut wajah. Ia bahkan meminta orang datang untuk mengecat rambutnya. Ia melakukan semua itu karena ia pikir umurnya masih panjang, jadi ia harus tampil sebaik mungkin.
Setelah semua selesai, ia keluar dari rumah sakit. Ketika menyeberangi jalan, ia tertabrak oleh mobil ambulans dan tewas.
Berada di hadapan Tuhan (lagi), ia bertanya, "Kata-Mu umurku masih empat puluh tahun lagi, mengapa Engkau mengambilku sekarang?" Tuhan menjawab, "Oh ..., rupanya kamu! Aku minta maaf, Aku tidak mengenalimu tadi!"
Oleh: Ev. Liem Thin Ping
Tidak ada komentar:
Posting Komentar