Rek BCA: 2 1 4 0 5 9 4 8 0 9 a/n INDRAWATTY

Shalom. Selamat Datang & Selamat Bergabung Di Web Blog "House Of All Nations". Kami mengundang Bapak, Ibu & Saudara/i yang rindu untuk datang beribadah dan berkumpul bersama pada jadwal kebaktian Kami. Tuhan Yesus senantiasa memberkati kita. Bagi anda yang diberkati oleh warta ini, anda bisa membantu kami berupa dana yang dapat anda kirimkan ke rekening kami di atas.

Sabtu, 28 Januari 2012

MENGISI WAKTU TUNGGU


Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.
Kolose 4:5
Kata tunggu pasti kita pikir, pasti menjemukan atau membosankan. Tetapi, setiap saudara pernah menunggu. Dan kita tidak mungkin melakukannya dengan sukarela.

Dalam alkitab pun ada kisah mengenai menunggu. Misalnya saja:
Cerita Nuh yang harus menunggu sampai air bah di muka bumi surut. Sampai selama itu Nuh harus menunggu. Pasti kita berpikir bahwa akan membosankan menunggu di bahtera terus-menerus. Tetapi, itulah yang dilakukan oleh Nuh, menunggu.
dan makin surutlah air itu dari muka bumi. Demikianlah berkurang air itu sesudah seratus lima puluh hari. Dalam bulan yang ketujuh, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, terkandaslah bahtera itu pada pegunungan Ararat. Sampai bulan yang kesepuluh makin berkuranglah air itu; dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal satu bulan itu, tampaklah puncak-puncak gunung. Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu. Kejadian 8:3-6

Lalu, bagaimana cara kita mengisi waktu menunggu?

• Memuji Tuhan.
Dengan memuji Tuhan kita akan merasa hati kita bahagia dan tenang (santai). Dengan kita merasakan itu, kita bisa mengisi waktu kita dengan sesuatu yang bermanfaat daripada kita melamun dan kuatir.
Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Mazmur 34:2
• Berdoa dengan ucapan syukur
Berdoa itu penting karena berdoa kita akan merasa tenang dan bisa merasa suka cita saat menunggu dan kita tidak mengisi waktu tunggu dengan omelan, umpatan, dll yang negatif.
Kalau kita berdoa dengan mengucap syukur supaya kita merasakan bahwa Tuhan itu baik dan mengajarkan kita semua untuk sabar dan bisa menggunakan waktu ini.
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Efesus 5:15-17
Setiap saudara waktu tunggunya berbeda-beda. Tetapi Tuhan ingin dalam waktu tunggu saudara bukan dihabiskan dengan sesuatu yang negatif tetapi gunakan waktu tunggu saudara dengan diisi yang bermanfaat.
Oleh: Sdri Agustin

KAMU ADALAH TERANG DUNIA


Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Matius 5:14-16
Tuhan Yesus berkata; Kamu adalah “Terang Dunia”(Penerang di Dunia)
Terang yang bagaimana?

LIHAT KEADAAN KITA
1.Lampu Listrik (terbatas sepanjang kabel)
2.Obor (Berasap dan mencemari disekitarnya)
3.Senter (menerangi orang lain, tapi dia sendiri gelap)
4.Petromax (makin dipompa, makin terang)
5.Lilin (menerangi semuanya, tetapi dia makin habis)

1. Allah memulai penciptaannya dengan terang
Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Kejadian 1:3
2. Allah memisahkan terang dengan gelap
Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Kejadian 1:4
3. Dahulu kamu hidup dalam gelap, tetapi sekarang terang
Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, Efesus 5:8

4. Allah telah memanggil keluar dari kegelapan
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 1 Petrus 2:9
5. Tuhan menjadikan kita terang bagi bangsa-bangsa
"Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, Yesaya 42:6

6. Jika hidup dalam terang, darah Yesus menyucikan kita
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. 1Yohanes 1:7
7. Kamu adalah “penerang “bagi dunia
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Matius 5:14
8. Karena itu hiduplah sebagai anak-anak terang
karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam. 1Tesalonika 5:5-7
9. Pakailah perlengkapan senjata terang
Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Roma 13:12, 13
10. Jangan bersungut-sungut supaya kamu ”bercahaya”
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, Filipi 2:14,15
11. Dan terang berbuahkan, kebaikan, keadilan dan kebenaran.
karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, Efesus 5:9
12. Kalau kita “Bercahaya” maka Bapa dipermuliakan
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Matius 5:16
13. Kalau engkau hidup benar, hidupmu makin cemerlang
jikalau engkau menjauhkan kejahatan dalam tanganmu, dan tidak membiarkan kecurangan ada dalam kemahmu, maka sesungguhnya, engkau dapat mengangkat mukamu tanpa cela, dan engkau akan berdiri teguh dan tidak akan takut, bahkan engkau akan melupakan kesusahanmu, hanya teringat kepadanya seperti kepada air yang telah mengalir lalu. Kehidupanmu akan menjadi lebih cemerlang dari pada siang hari, kegelapan akan menjadi terang seperti pagi hari. Ayub 11:14-17
14. Jalan orang benar bertambah terang
Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Amsal 4:18
15. Pelita orang fasik akan padam
Terang orang benar bercahaya gemilang, sedangkan pelita orang fasik padam. Amsal 13:9
16. Jadilah “terang” karena kemuliaan Tuhan atasmu
Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.
Yesaya 60:1,2
Sebab itu, bangun dan bangkitlah, karena hari-hari ini adalah jahat
Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu." Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
Efesus 5:14-19
Oleh: Pdt Robby Schramm-Mojoagung

SANG PEMBAWA PEDANG


Matius 10:34-39
Perkataan Yesus ini sangat mengejutkan! Apakah Yesus cinta damai? Tetapi, mengapa Ia justru membawa pedang? Bukankah Yesus dalam kehidupannya menolak cara-cara kekerasan, dan bahkan mengajar para murid untuk mendoakan para musuh dan orang-orang yang menganiaya? Di bagian per tama (ay. 34-36), Yesus berbicara mengenai konflik (“pedang”) sebagai akibat misi yang dibawa-Nya. Bagian kedua (ay. 37-39), Yesus melanjutkan khotbah seterusnya tentang mengikut Dia.

Damai yang sejati bukan yang Palsu
Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Matius 10:34
Bagian ini menyentak para pengikut Yesus. Mungkin mereka sudah mulai terbius dengan citra Yesus yang lemah lembut—Yesus yang mengajarkan cinta-kasih, yang menyembuhkan banyak orang, yang menunjukkan welas asih dan bela-rasa bagi mereka yang tertindas dan tersingkirkan. Di sini, nada manis dan terang dalam mengikut Yesus itu segera dibuat sungsang. Ucapan Yesus di bagian ini sangat sulit untuk dimengerti.

Yesus mengungkapkan misi kedatangan-Nya. Kalimat ini memang sengaja untuk mengagetkan para murid! Kedatangan Sang Mesias seperti yang dijanjikan oleh PL memang untuk membawa damai
Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan dilenyapkan, dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi. Zakharia. 9:10

Inilah ciri pemerintahan Allah di akhir zaman
Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.
Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu.
Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.
Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya. Yesaya 11:6-9

Mengupayakan perdamaian memang harus menjadi bagian hidup para pengikut Mesias, sebagaimana Mesias sendiri katakan. Namun, cara untuk mengadakan damai itu pada dirinya sendiri justru tidak mendatangkan damai. Mewujudkan damai sering menimbulkan konflik dan perpecahan. Di sepanjang hidup-Nya, Yesus membawa damai dan mengajarkan damai, tetapi di mana Dia ada, di situ selalu terjadi pertentangan (pedang).

Para pengikutnya tidak mungkin dapat mengharapkan sesuatu yang lebih indah daripada yang dialami sang Guru. Untuk mengupayakan damai itu datang dan hadir di muka bumi, mereka harus mengambil langkah untuk mengikuti jejak kehidupan Sang Guru. Itu berarti mereka berbagi kiprah hidup-Nya. Konsekuensinya, mereka pun berani menghadapi pertentanga n.

Maka, kata “pedang” di sini tentu bukan berarti harfiah. Yesus sendiri melarang murid-Nya menggunakan pedang! Pedang adalah metafora pertentangan dan penderitaan.
Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya.
Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Matius 26:51,52

Yesus memang datang untuk membawa damai. Tetapi bukan damai yang semu, damai tanpa perjuangan. Damai yang diajarkan oleh Yesus adalah keberanian untuk menghadapi pertentangan dari dunia yang jahat di sekitar kehidupan para murid. Dengan begitu, Yesus sedang menentang aspirasi yang salah di antara para pendengar dan pengagum-Nya, yang mengharapkan bahwa kedatangan Mesias berarti kegerakan revolusioner untuk mengangkat senjata dan berperang.
Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Kisah para rasul 1:6
Mesias Yesus memiliki cara yang berbeda. Damai sejahtera terwujud dengan jalan derita dan bukan pedang, kasih dan bukan permusuhan, lemah-lembut dan bukan kepongahan.

Keluarga yang Semu dan Keluarga yang Sejati
Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,
dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Matius 10:35,36
Sebab anak laki-laki menghina ayahnya, anak perempuan bangkit melawan ibunya, menantu perempuan melawan ibu mertuanya; musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
Mikha 7:6
Yesus melanjutkan pengajaran mengenai pertentangan yang dibawanya. Jika di Mikha, pertentangan di situ diakibatkan karena tidak adanya orang benar di Israel, sehingga terjadi perpecahan di dalam keluarga. Di Matius sebaliknya, justru munculnya orang benar—yaitu orang-orang yang mau mengikut sang Mesias—konsekuensi yang tidak menyenangkan akan diterima oleh mereka yang mengikuti-Nya, dan hal ini malahan datang dari orang-orang yang paling dekat.

Ayah adalah simbol loyalitas tertinggi di dalam keluarga. Semua anggota keluarga harus memberikan rasa hormat dan kepatuhan. Ibu adalah orang yang penting dalam rumah tangga, karena ia mendampingi ayah dalam memimpin keluarga. Pertentangan antar kaum perempuan di dalam rumah merupakan sebuah aib. Menantu perempuan adalah seorang anggota baru di dalam keluarga karena pernikahan dengan anak laki-laki, dan ia harus mendapatkan bimbingan dan kasih dari ibu mertua. Yesus menyimpulkan bahwa “musuh” seseorang adalah isi rumahnya!

Sekali lagi, ajaran Yesus ini bukan merupakan keutamaan di dalam dirinya sendiri, juga bukan pengalaman universal yang Yesus mau tanamkan di dalam diri para murid. Tetapi adalah masalah prioritas! Loyalitas kepada Yesus dan misinya datang pertama-tama, dan konsekuensinya (dapat) diterima oleh para murid, yaitu pertalian persaudaraan dan keluarga dapat terkoyak. Mereka tidak usah mencari-cari pertentangan ini; pertentangan ini datang dengan sendirinya.
Yesus menegaskan, mengikut jalan yang benar bisa jadi merupakan urusan yang membuat seseorang kesepian. Mengikut Kristus adalah keputusan pribadi. Pertentangan dan pemisahan bisa terjadi tanpa dapat diprediksi. Namun di pihak lain, di mana keluarga lama terkoyak, ada keluarga baru yang terjalin, yaitu keluarga murid-murid Yesus yang menunjukkan kasih bukan sekadar menggantikan jalinan yang terkoyak tadi, tetapi keluarga yang dijiwai oleh loyalitas kepada-Nya (12:46-50; 19:27-29).

Kasih yang Sementara dan Kasih yang Kekal
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Matius 10:37-39

Adalah perkataan yang sulit karena di sini Yesus memakai kata kerja aktif, “mengasihi.” Apakah Yesus melarang para murid untuk mengasihi keluarganya? Kata-kata Yesus lebih tajam di sini. Yesus bukan melarang mengasihi keluarga. Di sini Yesus membuat asumsi bahwa anggota-anggota keluarga akan saling mengasihi. Tetapi titik perhatian Yesus adalah janganlah mereka terlampau terikat dengan keluarga, sehingga kepatuhan kepada-Nya menjadi terpinggirkan
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Matius. 6:33
Siapa yang para murid jadikan prioritas dalam hidup mereka? Jika prioritas itu salah diambil, Yesus katakan, “ia tidak layak bagi-Ku.”

Yesus kemudian mengarahkan kepada kasih yang lain. Yaitu “memikul salib” dan mengikut Aku. Kristus menempatkan komitmen kepada salib di muka. Seseorang yang memikul salib, tiada lagi pilihan untuk mundur. Seseorang yang memikul salib, tidak lagi punya pilihan untuk diri sendiri yang sama nilainya dengan komitmen terhadap salib. Seseorang yang memikul salib tidak tahu apa-apa lagi kecuali mati untuk diri sendiri. Seseorang yang memikul salib adalah ia yang mengikut di belakang Yesus, yang juga hingga akhir kehidupan-Nya tekun memikul salib.

Maka, di akhir bagian ini, Yesus memberi penekanan dengan janji yang diungkapkan dalam bentuk paradoks. Mengikut Yesus bukan sekadar urusan hidup saat ini. Ada kehidupan di balik kematian. Kehidupan yang sejati, baik pada masa kini dan masa yang akan datang, diberikan kepada mereka yang berani kehilangan hidupnya “karena Aku.” Yesus telah memperingatkan agar para murid tidak “takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa”
Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Matius 10:28
Tetapi, apakah syarat untuk mendapatkan hidup yang sejati itu dengan berani mati? Jika benar demikian, maka Yesus tidak sedang mengajarkan penyangkalan diri. Sebab, seseorang masih punya pamrih—berani mati bagi Yesus asalkan mendapatkan hidup yang kekal. Yesus, sebaliknya, mengajar para murid untuk memfokuskan diri pada kepasrahan total dan dedikasi seutuhnya kepada Allah. Seseorang harus menghancurkan keangkuhan “keakuan,” dan memakai segenap energi; dan kehilangan “keakuan” hingga titik nadirnya berarti menemukan diri yang sejati, hidup yang kekal.
Oleh: Ev Liem Thin Ping

Sabtu, 21 Januari 2012

GARAM DUNIA 2


Garam menunjukkan 'spiritual wisdom'/hikmat rohani.
jika kita kehilangan hikmat rohani, kita menjadi bodoh. Lawan dari kebodohan adalah hikmat. Jika diterjemahkan dengan "tawar" tentu itu akan menghilangkan petunjuk itu.
Ada satu kata Ibrani yang mempunyai makna ganda yaitu "kurang rasa" dan juga "bodoh" pada waktu yang sama.
Dapatkah makanan tawar dimakan tanpa garam atau apakah putih telur ada rasanya? Ayub 6:6
Kecuali dibubuhi garam, kalau tidak, terasa tawar. Kata bahasa Ibrani itu juga bermakna "bodoh", "tidak berasa", "tidak bermoral".

Hikmat itu sendiri ada 2 macam
1. Hikmat dari Tuhan
Untuk bisa berhasil hidup kita, kita harus miskin dihadapan Allah, berdukacita atas dosa, saling mengasihi, lemah lembut dalam hubungan dengan Allah dan manusia, haus dan lapar akan kebenaran, mau mengeluarkan uang untuk pekerjaan Tuhan, mau hidup benar dan jujur dihadapan Tuhan dll.
2. Hikmat dari Dunia
Untuk bisa berhasil tidak perlu melalui meniti karir, lewat saja jalan pintas
Contoh : main kuasa kegelapan, judi, korupsi, mencuri, maling, merampok, sesama rekan kerja saling menjatuhkan.

Apa artinya hikmat rohani?
Hikmat dalam arti rohani tidak berhubungan dengan kepandaian, kecerdasan, dan pengetahuan yang berhubungan dengan pemikiran (otak).
"Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik". Yakobus 3:17
Ini menunjukkan pada kita kualitas hikmat yang dari atas - hikmat rohani - bukan hikmat yang berasal dari dunia. Hikmat dari dunia yang bukan berasal dari atas, yaitu hawa nafsu, bersifat jasmani, bersifat duniawi. Hikmat yang dari atas mengandung semua kualitas-kualitas hidup seperti Kristus itu.
kualitas yang disebut "Pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan, buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik".
Semuanya ada delapan! Selain itu ada satu kualitas lagi
"Siapakah diantara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan." Yakobus 3:13
Jadi terdapat satu lagi kualitas yang disebut, yaitu, kelemahlembutan.
Kelemahlembutan berhubungan dengan Ucapan Bahagia yaitu
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Matius 5:5
Delapan tambah satu menjadi sembilan.

Garam melarutkan diri (binasa atau mati) untuk memenuhi fungsinya
Garam berfungsi hanya dengan satu cara: melarutkan diri, menghilangkan diri dan mati. Garam jatuh kedalam makanan, kedalam apa saja dan garam itu mati - larut - dengan demikian garam itu berguna.
Bayangkan jika kita membubuhkan garam kedalam makanan dan garam itu memutuskan bahwa ia tidak akan larut. ‘Tidak, kita akan tetap bersatu dan tidak akan larut’. Garam akan tetap dalam bentuk gumpalan garam. Garam itu tidak berguna. Tetapi jika garam itu ditaburkan, melarut dan memberikan dirinya, garam itu memenuhi fungsinya.

Hikmat Rohani hanya dimiliki dan dimengerti orang yang menjadi milikNya
Tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan untuk orang-orang Yahudi suatu baru sandungan dan untuk orang-orang yang bukan Yahudi suatu kebodohan,
tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. I Korintus 1:23,24

Batu sandungan
karena orang Yahudi orangnya bebal dan maunya sendiri, jadi setiap perintah Tuhan sulit untuk ia laksanakan, sehingga menjadi hambatan (batu sandungan) bagi mereka.

Kebodohan bagi orang Yunani (bukan Yahudi), karena mereka setiap melangkah otaknya berpikir dahulu (ahli dalam filosofi), jadi saat perintah Tuhan didengungkan bagi mereka itu tidak masuk akal (kebodohan) dan membuang buang waktu.
Hanya orang yang dipilih dan yang ditetapkan, yang mengerti dan mampu melakukan perintah perintah Tuhan sebagai sumber kekuatan dan hikmat.
Dalam setiap percakapan yang terpenting bukan apa yang kita dapatkan, tetapi apa yang dapat kita berikan. Sebagai orang Kristen yang terpenting bukanlah apa yang kita dapatkan dari gereja, tetapi apa yang dapat kita berikan pada gereja.

Poinnya sangat sederhana:
hikmat rohani adalah memberi diri, memberi dengan sukacita! Inilah hikmat Allah. Inilah kualitas dari hikmat Allah! Kita tahu sekarang kekayaan dari firman Tuhan. Apakah anda memahami firman Tuhan?

Berhenti mengarami
Memberikan seluruh diri setiap saat ini sangat bertentangan dengan sifat dasar manusia. Mengapa harus selalu memberi, memberi dan memberi? Sedang yang yang menerima belum tentu mengerti, bahkan bisa bisa mengkianati kita.
"Ini sudah cukup!" kita sudah melakukannya lebih dari sekali terhadap orang itu, tapi orang itu tetap tidak mau mengerti. "Sepertinya aku telah cukup memberi. Aku telah cukup memberikan diriku; aku telah cukup memberikan waktuku; aku telah cukup memberikan uangku. Cukup. Sekali lagi cukup. Aku telah melakukan bagianku. Aku telah memberikan yang terbaik, aku telah memberikan seluruh hidupku yang terbaik untuk melayani Tuhan!" Saat kita mengijinkan sikap itu menguasai diri kita, Kita akan melakukan apa yang kita suka. Seluruh waktu adalah milik kita. Sudah cukup bagi kita untuk melakukan semuanya ini. kita dapat melakukan hal yang lebih baik dengan uang yang kita miliki daripada hanya memberi pada gereja setiap saat.

Ketika kita mulai berpikir dengan cara yang demikian, kita akan menjadi tawar. Kita tidak berfungsi lagi sebagai garam. Kita tidak lagi mau larut. Karena itu Tuhan Yesus berkata pada murid-muridNya:
"Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal diriNya, memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku." Lukas 9:23
Jika kita tidak terus-menerus memikul salib setiap hari dan mengikut Yesus, maka kita bukan muridNya. Saat kita memikul salib, kita perlu memadang Yesus terus menerus supaya kita ada kekuatan saat memikulnya.
Untuk menjadi Kristen gratis, untuk menjadi murid harga yang harus dibayar sangatlah mahal. Karena itu pikirkan dulu masak masak saat engkau mau mengikut Yesus

Garam dalam PL (persembahan dari hati yang murni)
Pada masa PL tidak ada korban bakaran yang bisa dipersembahkan kepada Allah tanpa diberi garam. Tanpa garam, korban tersebut tidak akan diterima.
Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam. Imamat 2:13
dan juga pada banyak bagian lain dalam PL. Setiap korban harus disertai garam. Korban juga harus disertai kekudusan.
Tidak ada gunanya mempersembahkan satu persembahan secara eksternal kepada Allah yang tidak disertai makna rohani dari garam, yaitu anda memberi dirimu sementara anda mempersembahkan persembahan. Bukan jumlah yang terpenting! Bukan apa yang kamu berikan, tetapi bagaimana anda dapat memberikan diri sendiri melalui persembahan itu.

Menjadi tawar dan mau larut
Banyak orang Kristen yang hatinya sudah tawar tapi mau melarutkan dirinya karena adanya tawaran uang, urusan bisnis, tidak enak dengan orang lain, keluarga Kristen, supaya kelihatan suci. Banyak keristenan dipakai sebagai lumbung lumbung bisnis. Sedang hati mereka jauh dari Tuhan mereka melakukan sebagai suatu kesenangan jiwa mereka sedang hatinya jauh.
Oleh: Ev. Liem Thin Ping

MANA EKSPRESIMU?


Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. Matius 11:16,17 Tuhan tidak senang jika kita menjadi orang yang pasif dalam menerima teguran Seruling = tanda/nasehat atau tegoran yang diberikan melalui alat/benda/peristiwa Kidung duka = tanda atau nasehat/tegoran yang diberikan melalui perkataan Lihat Sidang Jemaat di Laodikea Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, Wahyu 3:16,17

Tuhan ingin kita menjadi orang yang segera menanggapi semua Firman Allah
contoh:
1. Para gembala di Padang Efrata
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Lukas 2:15,16
2. Pelayan-pelayan di pesta pernikahan di Kana
Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh Yohanes 2:7
INGAT,BAHWA:
1. Yang mengabaikan teguran akan tersesat
Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat. Amsal 10:17
2. Yang membenci teguran, adalah dungu/bodoh
Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu. Amsal 12:1
3. Yang membenci teguran akan binasa
Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati. Amsal 15:10
4. Yang suka membantah, akan hancur
Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi. Amsal 29:1
5. Si pencemooh tidak suka ditegur
Si pencemooh tidak suka ditegur orang; ia tidak mau pergi kepada orang bijak. Amsal 15:12
6. Teguran yang mendidik, adalah jalan kehidupan
Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan, Amsal 6:23
7. Yang mengindahkan teguran akan dihormati
Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati. Amsal 13:18
8. Yang mengindahkan teguran adalah bijak
Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak. Amsal 15:5
9. Yang mendengarkan teguran, memperoleh akal budi
Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi. Amsal 15:32
10. Hukuman dan teguran mendatangkan hikmat
Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya. Amsal 29:15
11. Teguran memang tidak mendatangkan sukacita
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. Ibrani 12:11
12. Yang dikasihi, akan ditegor dan di hajar
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Wahyu 3:19
13. Berbahagialah yang ditegor oleh Allah
Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa. Ayub 5:17
SEBAB ITU
Jangan keraskan hatimu seperti orang Israel
7,8 Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, 11. sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." Ibrani 3:7,8,11
Oleh: Pdt. Robby Schramm-Mojoagung

Kamis, 12 Januari 2012

AKU TELAH MEMBERI KUASA KEPADAMU


Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga." Lukas 10:17-20 Ayat 19 Kuasa telah diberikan, untuk menghacurkan dan menahan kekuatan musuh. 1. Allah ingin supaya manusia berkuasa diatas bumi Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Kejadian 1:26,28

2. Allah ingin supaya manusia berkuasa terhadap dosa
Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." Kejadian 4:7
3. Murid-murid diberi kuasa atas setan
dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Markus 3:15
4. Murid-murid diberi kuasa atas setan dan penyakit
Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan & untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Lukas 9:1
5. Murid-Murid diberi kuasa atas roh-roh jahat
Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, Markus 6:7
Kuasa itu bisa hilang, bila tidak digunakannya dengan benar
Dan terjadilah, ketika seorang sedang menumbangkan sebatang pohon, jatuhlah mata kapaknya ke dalam air. Lalu berteriak-teriaklah ia: "Wahai tuanku! Itu barang pinjaman!" 2 Raja-raja 6:5
Contoh:
1. Adam, kehilangan kuasa karena tidak setia kepada Tuhan
2. Raja Saul, kehilangan kuasa karena tidak taat kepada Tuhan
3. Simson, kehilangan kuasa karena pergaulan yang buruk.
Kuasa itu akan didapat kembali, jika kita mau merendahkan hati
Tetapi berkatalah abdi Allah: "Ke mana jatuhnya?" Lalu orang itu menunjukkan tempat itu kepadanya. Kemudian Elisa memotong sepotong kayu, lalu dilemparkannya ke sana, maka timbullah mata kapak itu dibuatnya. 2 Raja-raja 6:6
Kuasa akan diberikan kalau kita penuh dengan Roh
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Kisah pararasul 1:8
Karena Roh itu akan membimbing, pada jalan yang benar
Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Galatia 5:16
Dan Roh itu menjadikan kita anak-anak Allah
Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Roma 8:16
Supaya kuat dalam kuasa Allah, pakailah selengkap senjata Allah
Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapansenjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,Efesus 6:10-18
Oleh: Pdt. Robby Schramm-Mojoagung

GARAM DUNIA 1


"Kamu adalah garam dunia, jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia asinkan? Tidak ada gunanya selain dibuang dan diinjak orang" Matius 5:13 Kalimat awal menunjukkan bahwa kita - KAMU - adalah garam dunia. Dan kalimat selanjutnya merupakan satu peringatan yang serius bahwa jika garam menjadi tawar, menjadi tidak berasa, tidak ada gunanya lagi kecuali dibuang! Para ilmuwan mengatakan bahwa garam yang berasal dari jurang-jurang garam yang berdekatan dengan Laut Mati sangat tidak murni. Ketika berada didalam keadaan-keadaan tertentu seperti embunan, sehingga garam itu dilumerkan dari senyawa, maka apa yang tersisa sebenarnya adalah campuran kapur dan elemen lain yang sesungguhnya bukan garam itu sendiri. Tampaknya seperti garam, tetapi sudah kehilangan rasa asinnya. Artinya orang Kristen dapat kehilangan kualitas yang esensial sebagai orang Kristen.

Allah memberikan kualitas-kualitas rohani, tetapi kita dapat kehilangan kualitas- kualitas itu
Miskin dihadapan Allah, berdukacita atas dosa, lemah lembut dalam hubungan dengan Allah dan manusia, haus dan lapar akan kebenaran bukanlah sifat asli manusia. Kualitas-kualitas tersebut diberikan Bapa pada kita. Dengan kuasa-Nya, Allah mengubah dan membentuk kita menjadi seperti demikian.

Saat kita diubah dan dibentuk, sifat sifat Bapa akan ada dalam kehidupan kita. Kualitas-kualitas ini akan mudah hilang dari dalam diri kita, bila kita menjauhi yang memberi ‘kualitas’ itu

Kita semua tahu, sangat mudah bagi kita untuk menjadi sombong, berbangga diri, percaya terhadap kemampuan diri kita sendiri, mencukupkan diri sendiri daripada menjadi miskin dihadapan Allah. Inilah sifat alami manusia, percaya dan bangga terhadap diri sendiri. Bagaimanapun juga banyak orang pergi ke psikolog untuk mengatasi perasaan rendah diri dan memperoleh kepercayaan serta kebanggaan terhadap diri sendiri. Sulit bagi manusia untuk tetap miskin dihadapan Allah, manusia mudah menjadi sombong, bangga terhadap dirinya sendiri. Sulit bagi manusia berdukacita atas dosa, mereka lebih mudah jatuh dalam dosa, bahkan mereka suka berbuat dosa dan menikmati dosa.

Karena itu sangat mudah bagi seorang murid untuk kehilangan kualitas-kualitas itu jika ia tidak berjaga-berjaga. Kita harus berdoa dan berjaga-jaga, seperti yang Yesus ajarkan, agar kita tidak jatuh dalam pencobaan. Karena itu kita mendapati kualitas-kualitas rohani yang digambarkan disini dengan garam bisa hilang. Jika garam tidak dapat menjadi tawar, tidak ada gunanya Tuhan memperingatkan kita supaya jangan kita kehilangan kualitas sebagai seorang murid. Agar kita tidak menyesal nantinya.

Garam yang tawar - secara lahiriah menjalankan ibadah tapi telah memungkiri kekuatannya!
Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Lukas 14:34-35

Lukas ingin menyatakan betapa pentingnya perkataan Tuhan Yesus ini. Kemudian ia menyimpulkan dengan perkataan yang penting ini, yang sering mengikuti suatu ucapan yang penting: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar." "Perhatikanlah," Tuhan Yesus berkata, "apa yang Kukatakan padamu; janganlah kamu kehilangan rasa asin itu, karena garam yang menjadi tawar tidak dapat diasinkan kembali. Dengan apakah ia diasinkan? Sekali tawar tetap tawar, tidak dapat diasinkan lagi".

Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus,
dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang,
namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. Ibrani 6:4-6
Bagaimana anda dapat mengasinkan garam yang sudah tawar? Tidak ada lagi yang dapat dilakukan dengan garam yang tawar. Apa yang dapat kita lakukan? Tidak ada sama sekali! Tidak ada gunanya lagi, tidak berguna untuk tanah, dan tidak dapat dipergunakan sebagai pupuk. Tidak ada artinya jika ditimbun atas kotoran. Anda tidak dapat melakukan apapun. Apa yang dapat anda lakukan? Anda akan membuangnya ke jalan dan orang akan menginjaknya, mungkin hanya dapat mencegah agar anda tidak tergelincir di jalan. Tidak ada hal lain yang dapat dilakukan selain dibuang dan diinjak orang.
Garam sebagai simbol kuasa Allah untuk memurnikan
Berkatalah penduduk kota itu kepada Elisa: “Cobalah lihat! Letaknya kota ini baik, seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan di negeri ini sering ada keguguran bayi."
Jawabnya: "Ambillah sebuah pinggan baru bagiku dan taruhlah garam ke dalamnya." Maka mereka membawa pinggan itu kepadanya.
Kemudian pergilah ia ke mata air mereka dan melemparkan garam itu ke dalamnya serta berkata: "Beginilah firman Tuhan: Telah Kusehatkan air ini, maka tidak akan terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi.
Demikianlah air itu menjadi sehat sampai hari ini sesuai dengan firman yang telah disampaikan Elisa. II Raja-raja 2:19-22
Maksud dari tindakan ini terletak pada ‘simbolisme garam’. Bukan garam itu yang memurnikan, tetapi kuasa Allah. Perhatikan bahwa garam itu berfungsi hanya karena perkataan Elisa: "Beginilah firman Tuhan" dan air itu menjadi sehat "sesuai dengan Firman yang disampaikan Elisa!" Otoritas kuasa Allah bekerja melalui Elisa. Garam disini melambangkan kemurnian atau kekudusan dan kuasa kekudusan yang memurnikan.
Garam tidak mempunyai khasiat ajaib. Kita tidak tahu pasti seberapa banyak garam yang dituangkan ke sumur. Pada kenyataannya hanya semangkuk kecil, hanya sedikit garam yang dituang ke dalam sumur. Namun ia melambangkan kuasa Allah yang memurnikan. Itu hanya berarti jika kita mengerti makna rohani yang terkandung didalamnya. Dengan cara yang sama, untuk memahami Matius 5:13, kita harus menyadari bahwa orang Kristen adalah garam dunia, bukan karena sesuatu dalam diri kita, bukan karena karisma khusus atau daya tarik yang kita miliki, tetapi karena kuasa Allah yang bekerja dalam kita maka dapat mengubah dunia.

Allah bekerja melalui orang-orang Kristen dan membuat mereka menjadi garam. Bukan kita sendiri adalah garam, tetapi Allah, kuasa-Nya, kualitas Allah yang terdapat didalam kita yang menjadikan kita sebagai garam. Tanpa Allah didalam kita, kita tidak berarti apa-apa, kita sama sekali tidak berarti. Itulah kenyataannya.

Garam menyucikan dari kecemaran dan kejahatan
"Sehari-harian Abimelekh berperang melawan kota itu (melawan kota Sikhem yang termasyur) ia merebut kota itu dan membunuh orang-orang yang didalamnya; kemudian dirobohkannya kota itu dan ditaburinya dengan garam". Hakim-hakim 9:45
Abimelekh menaburkan garam. kita pernah mendengar orang berkata "Jika anda menaburi ladang dengan garam, tanahnya menjadi tandus " dan hal-hal seperti ini. Pernyataan seperti ini tidak berarti sama sekali. Tidak dikatakan bahwa Abimelekh menaburkan garam ke 'ladang'; tetapi keatas kota Sikhem. Kita tidak menanam sesuatu dikota. Menaburkan garam tidak akan membuat kota menjadi tandus. Maksud saya, seseorang bisa saja membangunkan sebuah rumah diatas tanah yang telah ditaburi garam itu. Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan pertanian. Apa yang dilambangkan oleh Abimelekh adalah bahwa kota itu harus dimurnikan dari segala kejahatan. Cara hidup yang lama harus ditinggalkan, sehingga menjadi kota Sikhem yang baru.
Pada kenyataannya, kita tahu dari sejarah bahwa kota Sikhem, tidak dihancurkan sehingga kota itu tidak dapat dibangun kembali. Menurut sejarah kota Sikhem bahkan tetap berdiri sampai abad pertama, sampai pada akhirnya dihancurkan oleh tentara Romawi. Kota Sikhem tetap menjadi kota penting sepanjang masa. Sikhem mengalami sejarah yang panjang. Seringkali kota ini dikepung dan diserang. Serangan Abimelekh untuk menghancurkan kota Sikhem hanyalah salah satu diantaranya. Dan tentu saja menaburkan garam keatasnya bukan berarti penghancuran kota tersebut untuk selamanya. Sama sekali tidak! Sikhem segera dibangun dan diduduki kembali. Jadi jelaslah bahwa tujuan garam itu ditaburkan hanyalah sebagai simbol.

Tentu dibutuhkan biaya yang sangat besar jika garam harus ditaburkan keseluruh kota. Menaburkan garam ke kota Sikhem hanyalah suatu simbol tindakan rohani, sebagai tanda bahwa kota Sikhem harus dimurnikan, dan kota itu harus meninggalkan cara hidupnya yang lama. Itulah yang seharusnya terjadi pada kita sebagai orang Kristen.

Kita dimurnikan dengan meninggalkan cara hidup yang lama, yaitu saat garam itu masuk dalam hidup kita dan sampai pada akhirnya kita pun menjadi garam. Ini mengingatkan kita akan adanya tahap dimana kita menerima terang dan kemudian menjadi terang.
"Itulah sebabnya dikatakan: Bangunlah hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu!" Efesus 5:14
Setelah kita menerima terang Kristus, kita menjadi terang. Demikian pula saat kita menerima kuasa Allah yang memurnikan kita, yang digambarkan dengan garam, sebagai simbol dari kuasa Allah dalam Roh Kudus, kita diubahkan dan kita juga menjadi garam.

Garam melambangkan apa?
Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar sehingga kamu tahu bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang." Kolose 4:5-6
Paulus mengatakan "Sebagai orang Kristen hendaklah kata-katamu jangan hambar". Dalam bahasa asli, "hendaklah kata-katamu dibumbui garam." Ini berarti setiap perkataan yang dikeluarkan bisa membawa dampak yang indah dan mengklamirkan dunia yang sedang hambar.
Sekarang bagaimana dengan kita apakah hidup kita membawa dampak yang besar bagi sekeliling kita atau sebaliknya, kita yang mengikuti arus dari dunia.
jadi bersiaplah terbuang atau menjadi terang
Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Lukas 14:34-35
Oleh: Ev. Liem Thin Ping

Sabtu, 07 Januari 2012

HIDUPLAH DALAM KASIH



Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." Yohanes 15:16,17

Mengapa harus hidup dalam kasih?
1.Karena Allah adalah Kasih
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. 1Yohanes 4:8

2.Bukti Allah adalah kasih
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16
3.Tuhan telah memerintahkan
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." Yohanes 13:34,35

Bagaimanakah caranya hidup dalam kasih?
1.Tidak saling mendustai
Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, Kolose 3:9
2.Tidak saling menghakimi
Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung! Roma 14:13
3.Tidak saling memfitnah
Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. Yakobus 4:11
4.Tidak saling menyalahkan
Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu. Yakobus 5:9
5.Saling mengasihi dengan sungguh
Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. 1Petrus 1:22
6.Saling menghormati
Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Roma 12:10
7.Saling membantu
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Efesus 4:2
8.Saling membangun
Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Roma 14:19
9.Saling mengampuni
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. Efesus 4:32
10.Saling memperhatikan
supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. 1Korintus 12:25
11.Saling mendorong dalam kasih
Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Ibrani 10:24
12.Saling menasehati
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. Ibrani 10:25
13.Saling mendoakan
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Yakobus 5:16
Karena itu:
Perhatikan bagaimana kamu hidup.
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Efesus 5:15-17
Oleh: Pdt Robby Schramm-Mojoagung

MANNA


Di PL, kita ketahui bahwa manna adalah semacam roti yang diturunkan Allah dari langit kepada umat Israel saat mereka berada di padang gurun (Kel 16; Bil 11:6-9). Bentuknya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti kue madu (Kel 16:31). Manna ini diberikan oleh Allah setelah enam minggu di gurun Sin,
setelah bangsa Israel bersungut-sungut terhadap kehidupan yang serba kekurangan di gurun.
Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir. Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun Keluaran 16:1,2

Sejak saat itu Allah menurunkan manna setiap hari, kecuali pada hari Sabat (di mana semua orang Israel harus beristirahat dan menguduskan hari Tuhan). Maka sehari sebelum hari Sabat Allah memberikan manna untuk keperluan dua hari. Roti manna ini dapat dimakan langsung, namun umumnya dibakar dan dijadikan kue. Allah menurunkan manna ini selama sekitar empat puluh tahun, sampai bangsa Israel sampai di Gilgal di tanah Yerikho
Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan. Yosua 5:12

Di PB, Kristus menggunakan manna sebagai simbol Ekaristi atau perjamuan kudus (yaitu Diri-Nya sendiri), yang adalah “Roti yang turun dari Surga”, Roti hidup yaitu roti yang menghidupkan yang maknanya jauh melebihi roti manna di padang gurun.
Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." Yohanes 6:51
Rasul Paulus menyebut manna sebagai “makanan rohani”, yang menggambarkan Ekaristi.
Mereka semua makan makanan rohani yang sama I Korintus 10:3

Maka, sama seperti dalam kehidupan jasmani kita perlu makan supaya kita tetap hidup, demikian kita perlu makanan rohani yaitu Yesus sendiri, supaya kita dapat memperoleh hidup yang kekal.

Thomas Aquinas mengajarkan semboyan, “grace perfects nature” yaitu bahwa rahmat Allah menyempurnakan kodrat manusia, maka kita kenal juga bahwa dalam kehidupan spiritual, terdapat juga proses yang serupa dengan kehidupan kodrati, yaitu: Kelahiran rohani dengan Pembaptisan, Kedewasaan rohani dengan Penguatan, Makanan rohani dengan Ekaristi, Penyembuhan rohani [dan jasmani] melalui Pengakuan dosa dan Pengurapan orang sakit/peminyakan, Perkawinan dan Pemtahbisan untuk memaknai panggilan hidup.

Berikut ini adalah beberapa hal penting yang disampaikan Yesus berkenaan dengan maksud Ia memerintahkan kita agar makan dan minum Tubuh dan DarahNya:
1. Yesus sendiri lahir di kota Betlehem,
yang artinya adalah “Rumah Roti” sejalan dengan identitas Diri-Nya sebagai “Roti kehidupan”
Akulah roti hidup.
Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.
Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." Yohanes 6:48-51
Maka pemberian roti manna kepada orang Israel di PL diperbaharui dalam PB, dengan Roti Hidup, yaitu Ekaristi. Pada PL, roti manna diberikan oleh Allah untuk menuntun bangsa Israel menuju Tanah Perjanjian (Kanaan), sedangkan sekarang, Ekaristi (perjamuan kudus) diberikan kepada kita, sebagai bangsa pilihan Allah yang baru, agar kita dapat mencapai Tanah Perjanjian yang baru yaitu Surga.
2. Yesus sendiri membuat mujizat
Mujizat pergandaan roti untuk mempersiapkan umat terhadap pengajaran-Nya tentang Roti Hidup ini, dan mujizat pergandaan roti yang memberi makan lima ribu orang ini merupakan salah satu mujizat terbesar yang dicatat oleh ke-empat Injil (Matius 14:13-21; Markus 6:32-44; Lukas 9:10-17; Yohanes 6: 1-15).
Persahabatannya dengan para pengikut-Nya sering ditandai dengan makan bersama, misalnya kisah Maria, Martha, Lazarus, bahkan Zakheus.
3. “Roti Hidup”
merupakan salah satu pengajaran Yesus yang terpenting dan tersulit, namun Yesus tetap mengajarkan-Nya meskipun pada saat ia mengajarkan hal ini banyak pengikut-Nya meninggalkan Dia
Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia Yohanes 6:66.
Yesus tidak mengganti ajaran ini dengan ajaran lain yang lebih “mudah”, namun malah bertanya kepada para Rasul, “Apakah kamu mau pergi juga?” (Yoh 6:67), yang dijawab Petrus dengan iman bahwa mereka tidak akan berpaling dari Yesus.
4. Sebelum wafat-Nya
Yesus berpesan kepada para murid-Nya untuk melakukan perjamuan ini sebagai peringatan akan Diri-Nya dan karya keselamatan Allah kepada manusia (Matius 26:20-29; Markus 14:17-25; Lukas 22:14-23; Yohanes 13:21-30).
5. Sesudah kebangkitan-Nya,
Ia menampakkan diri kepada dua orang muridnya dalam perjalanan ke Emaus (Luk 24:13-35), dengan menjelaskan isi Alkitab dan perjamuan Ekaristi
6. Perjamuan kudus (“memecah roti dan berdoa”)
merupakan cara ibadah para rasul dan jemaat pertama
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Kisah para rasul 2:42
Rasul Paulus-pun mengajarkan tentang Ekaristi ini (1 Kor 11: 23-29).
7. Bahwa sudah menjadi maksud Yesus untuk memberikan “Roti Surga” atau “Manna yang baru” kepada umat-Nya
dengan demikian kita akan tergabung dalam persekutuan dengan-Nya, sampai akhirnya kita bersatu dengan sempurna dengan Dia di surga.
“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” Wahyu 3:20

Kristus adalah Roti Hidup yang turun dari Surga, yang nilainya jauh lebih tinggi dari manna di padang gurun. Kasih-Nya kepada umat pilihan-Nya dinyatakan dengan wafat dan kebangkitan-Nya untuk membebask an kita dari perbudakan dosa. Misteri Paskah ini kita rayakan setiap hari Minggu, yaitu pada hari peringatan kebangkitan-Nya dari mati. Hari Minggu ini kemudian menjadi ‘hari Tuhan’ bagi kita umat beriman.
Oleh: Ev. Liem Thin Ping